Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 60
P. 58
58 BERITAINDONESIA, 26 September 2008BERITA BUDAYASepekan usai merayakan hari kemenangan bernama IdulFitri, umat Islam menggelar acara Syawalan atau LebaranKetupat.udaya Syawalan biasa disebutdengan Lebaran Ketupat. OrangJawa menyebutnya dengan Lebaran Kopat atau acara Syawalan. Syawal merupakan nama sebuahbulan dalam kalender Islam. Tradisi inibagi masyarakat Jawa sudah menjadiritual rutin yang digelar sepekan setelahIdul Fitri atau setelah menjalankan puasasyawal selama enam hari. Secara harfiah,ketupat merupakan jenis makanan yangdibuat dari pembungkus pelepah daunjanur berbentuk hati yang di dalamnyaberisi beras yang sudah matang. Ketupatini hanyalah merupakan bentuk simbolisasi yang bermakna hati putih yangdimiliki oleh seseorang yang kembali suci.Ketupat dalam bahasa Jawa diterjemahkan dengan “Laku Lepat” yang di dalamnyamengandung empat makna yakni: lebar,lebur, luber dan labur. Lebar artinya luas,lebur artinya dosa/kesalahan yang sudahdiampuni, luber maknanya pemberianpahala yang berlebih, dan labur artinyawajah yang ceria. Secara keseluruhan bisadimaknai sebagai suatu keadaan yang paling bahagia setelah segala dosa yangdemikian besar diampuni untuk kembalimenjadi orang yang suci dan bersih.Berbagai kelompok masyarakat di berbagai daerah mempunyai ciri dan caranyamasing-masing dalam memaknai LebaranKetupat. Masyarakat yang tinggal di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah misalnya. Sehari menjelang Lebaran Ketupat yang jatuh tiap tanggal 8 Syawal tiap tahunnya,mereka beramai-ramai menyerbu pasarpasar untuk membeli berbagai keperluanbahan pembuat ketupat. Bila kita berkesempatan ke sana, setiap rumah pasti menyediakan ketupat ini.Masyarakat Kaliwungu mengawali prosesi Lebaran Kopat atau Syawalan denganmengunjungi atau menziarahi para makam ulama setempat atau tokoh agamayang sangat disegani dan dihormati,salah-satunya Kyai Asy’ari (Kyai Guru).Setibanya di makam tersebut mereka melakukan ritual keagamaan dengan cara melakukan doa bersama dan sekaligus memperingati wafatnya sang tokoh atau populerdisebut dengan khoul. Koentjaraningratdalam Kebudayaan Jawa (1984: 328)menerangkan bahwa salah satu tradisi danbudaya Islam Jawa yang masih hidupadalah adanya penghormatan kepadamakam-makam orang suci, baik ulamaatau kyai. Setelah doa selesai digelar,mereka bersama-sama menikmati hidangan yang telah tersedia dengan menuutama berupa hidangan ketupat yangdicampur dengan sayur dan lauk-pauknya.Sementara masyarakat Desa Krapyak,Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, JawaTengah memperingati Syawalan dengancara membuat lopis raksasa seberat 5,5kuintal dengan ketinggian dua meterberdiameter 150 cm. Tradisi ini sudah adasejak tahun 1855 M yang pertama kalidigelar oleh KH. Abdullah Sirodj yangmerupakan keturunan dari Kyai BahuRekso. Acara ini digelar sebagai saranauntuk menciptakan kerukunan umat muslim di samping juga sebagai suatu mediauntuk syiar agama Islam. Ribuan wargarela berdesakan dan saling berebut untukmendapatkan potongan lopis raksasatersebut. Konon, siapa yang mendapatkanlopis tersebut akan mendapat berkah, diantaranya, bagi yang masih lajang dipercaya akan secepatnya memperoleh jodoh.Setiap tahun kue lopis semakin besarkarena banyaknya warga yang terlibat.Sedangkan, Masyarakat Jepara, JawaTengah menyebut Syawalan dengan Lomban. Prosesinya diawali dari kawasan tempat pelelangan ikan, Ujung Batu, Jepara.Di tempat tersebut masyarakat menyediakan sesaji berupa satu kepala kerbau yangdihiasi dengan pernak-pernik makanandan sayuran. Setelah melakukan doabersama yang dipimpin oleh seorang kyai,seluruh sesaji tersebut kemudian diletakkan di atas kapal kecil untuk dilarung ditengah laut. Pada saat itulah makanansesaji itu menjadi rebutan bagi paranelayan atau masyarakat sekitar. Tradisiini menurut warga setempat sebagaibentuk ungkapan syukur atas perlindungan dan berkat yang diterima warga Jeparaselama satu tahun dan memohon perlindungan dan rezeki berlimpah untuk satutahun mendatang.Walau tradisi Syawalan identik denganmasyarakat Jawa, tapi di daerah lain diIndonesia ternyata terdapat juga budayaSyawalan ini. Warga Desa Mamala danDesa Morela, Kecamatan Laihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku misalnya.Mereka memiliki tradisi unik beruparitual Pukul Sapu yang berlangsung sejakratusan tahun silam dan dilaksanakansecara turun-temurun. Budaya ini digelarsebagai simbol kemenangan setelahmelaksanakan ibadah puasa selamasebulan dan puasa 7 Syawal. Tradisi inijuga dimaknai sebagai peringatan untukmengenang perang Kapahaha yang dipimpin Kapitan Achmad Leakawa aliasTelukabessy pada zaman penjajahan dulu.Tradisi Syawalan yang cukup unikjustru terjadi di Palembang, SumateraSelatan. Ratusan pengantin remaja asalKayuagung ibukota Kabupaten OganKomering Ilir (OKI) dengan iringan musiktanjidor melakukan kirab dengan berjalankaki sejauh 5 km. Tradisi yang disebutdengan midang morge siwe ini konontelah digelar secara turun temurun olehsembilan marga masyarakat Kayuagung.Tradisi ini memberikan pertanda telahberakhirnya status mereka sebagai seorang bujang dan gadis untuk diketahuisecara luas oleh masyarakat setempat.Dengan status mereka yang baru tersebutsebagai pasangan suami istri, diharapkantingkah laku mereka harus terjaga. ZAHMemaknaiTradisi SyawalanMemaknaiTradisi SyawalanBfoto: flickr