Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 62
P. 39
BERITAINDONESIA, Desember 2008 39LENTERAkemampuan mengubah perilakuindividu (self correction) terhadap polayang selama itu dilakukan, yang takberdaya mengubah masyarakattradisional, tertutup dan represif,sehingga tujuan yang dicita-citakandapat dicapai. Toleran, tidakmenciptakan individu yang wangkeng,yang tidak mau mengubah perilakunya,walau tujuannya tidak tercapai. Secaraapologi bersikap dan mengatakanbahwa: Tujuan itu tidak tercapai karenabelum waktunya, atau nasibnyamemang demikian dan tidak maumengubah diri,” katanya.Selain itu, menurut Syaykh, sikaptoleran, mampu menemukan jalankeluar dan problem solving yang pantasdan mengangkat martabat dan hargadiri dalam berbagai bidang kehidupan.Prosesi ToleransiUraian di atas merupakan butir-butirmutiara pemikiran Syaykh al-ZaytunPanji Gumilang tentang toleransisebagai akidah dan prinsip dalamberagama, yang memancarkan selaksainspirasi bagi siapa saja yangmemahami dan menghendakinya.Apalagi setelah pada hari Sabtu 31 Juli2004, kami menyaksikan sebuah prosesitoleransi dan perdamaian nyata diMa’had Al-Zaytun. Suatu prosesipersahabatan monumental, pertamakali, telah terjadi dalam sejarahkehidupan keberagamaan di Indonesia.Sebuah peristiwa aplikasi toleransinyata terjadi di sebuah pondokpesantren di Indonesia, sejumlah umatKristen dan umat Islam berkumpulbersama, saling mendoakan, makanbersama, berolahraga bersama, bahkanbernyanyi sambil bergandengan tanganuntuk menyatakan bahwa merekaadalah satu kasih, bersahabat, danbersaudara.Mereka berjumpa dan bersukacitamembuka hati dalam kebersamaan danpersaudaraan tanpa mempersoalkanperbedaan. Mereka saling memberi dansaling mendoakan sesuai iman dankepercayaan masing-masing.Hari itu, laksana satelit mengorbitmemancarkan sinyal pesan damai dantoleransi ke seluruh penjuru bumi.Syaykh AS Panji Gumilang dan segenapeksponen, guru, karyawan, dan santriMa’had al-Zaytun menyambut hangatdan mesra kedatangan Pdt. Rudolf(Rudy) Andreas Tendean, Ketua MajelisJemaat Gereja Protestan IndonesiaBagian Barat (GPIB) Koinonia Jakarta,bersama rombongan jemaat sebanyakkurang lebih 200 orang.Kala itu, rombongan jemaat GPIB itudisambut dengan hangat penuhpersaudaraan dalam suatu upacarakhusus yang dihadiri seluruh santri,guru dan eksponen Al-Zaytun. Kala itu,Pendeta Rudy didaulat memimpin doapada penghujung acara dan saatmengunjungi Masjid Rahmatan lil‘Alamin yang tengah dibangun dikampus Al-Zaytun itu.Kemudian, Syaykh al-Zaytunbersama rombongan mengunjungijemaat GPIB (Gereja Protestan Indonesia bagian Barat) Koinonia Jl. MatramanRaya, Jakarta, pada Sabtu malam 29Oktober 2005, bertepatan bulan suciRamadhan. Sekali lagi, Al-Zaytun danGPIB mengimplementasikan danmemancarkan misi toleransi danperdamaian secara nyata. Saat ituSyaykh al-Zaytun Dr Abdussalam PanjiGumilang didaulat berpidato (khotbah)di podium altar gereja. Mars UniversitasAl-Zaytun berjudul Ajaran Illahi untukSemua pun berkumandang di gereja itu,dinyanyikan bersama seluruh jemaatdan eksponen Al-Zaytun.Ini adalah kali kedua Syaykh PanjiGumilang dan rombongan masuk dalamgereja itu. Sebelumnya Rabu malam 7Juli 2004, Syaykh juga sudah disambutdan didaulat berpidato. Saat itu, Syaykhmenjelaskan visi dan misi Al-Zaytunsebagai pusat pendidikan danpengembangan budaya toleransi danperdamaian.Hubungan persaudaraan ini, bermuladari ketulusan Syaykh al-Zaytun PanjiTemu Ramah Mesra Jemaat GPIB dengan Keluarga Besar Al-Zaytun di Kampus Al-Zaytunfoto: berindo wilson