Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 62
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, Desember 2008 35LENTERASebagai Akidahmengucapkan terimakasih atasketerbukaannya. Lalu, Syaykh al-Zaytunmenjawab: “Terima kasih juga Andasudi datang ke mari, tapi saya memintajangan mengatakan beda aliran. Tuhankita sama, udah selesai. Anda berimankita beriman, itu kesamaannya. Nggakusah dikatakan benar tidak benar. Yangtahu benar itu cuma yang di atas sana(Tuhan). Yang penting kita praktekkankebenaran, kita berjalan pada nilai-nilaikebenaran, nanti yang di atas sana yangakan menilainya. Indonesia kalau sudahbegitu, udah beres. Karena kitamajemuk. Kalau tidak begitu, susah.Justru saya yang minta Anda janganpakai istilah beda aliran. Aliran kitasama karena kita sama-sama ciptaanTuhan. Itu konsep Ilahinya.”Kata-kata Syaykh ini memancarkansinar yang mengilhami (menginspirasi)kami bahwa pendiri dan pimpinanMa’had al-Zaytun ini seorang penganutagama (ulama) yang memilikikecerdasan spritual yang luas dandalam. Seorang ulama yangmencerdaskan dengan pengenalan danketaqwaannya kepada Allah sedemikianluas dan dalam. Inilah pertama kalikami mendengar pernyataan langsungdari seorang syaykh (ulama, gurubesar): “Tuhan kita sama! Andaberiman, kita beriman, itukesamaannya.” Sangat kontras denganpernyataan ulama lainnya yang seringmenyebut Yahudi dan Kristen ataupenganut agama lainnya itu kafir, bukanorang beriman.Kata-kata itu juga mengilhami kamitentang proses kesempurnaanpendidikan budaya toleransi danperdamaian yang menjadi mottolembaga pendidikan Islam ini. Sudahbanyak ulama, kiai atau cendekiawanagama yang menyuarakan toleransi.Tapi pengajaran yang sempurna (palingpokok) kami temukan di pondokpesantren (kampus berasrama) AlZaytun ini. Toleransi di kampus ini tidaksekadar diajarkan dan diwacanakanmenjadi rumusan-rumusan yangdidefenisikan. Tetapi benar-benardiimplementasikan dan dibudayakandalam keseharian.amat bersahabat. Sosok Syaykh alZaytun yang semula belum kami kenalsecara dekat, hanya kami kenal dariberbagai pemberitaan dan isu yang lebihbanyak bersifat negatif, destruktif,ternyata sangat terbuka, berwawasanluas dan berpikir bebas, jauh dari kesaneksklusif apalagi ekstrim. Ia menjawabsemua pertanyaan kami dengan lugasdan bijak. Ia seorang pemangkupendidikan yang memancarkan(menginspirasi teman bicaranya)dengan kecerdasan dan pencerahantentang budaya toleransi danperdamaian.Pembicaraan tergolong serius danbermakna tetapi mengalir dengan penuhtawa dan bersahabat. Tanpa rasa curiga.Bersahabat! Petikan percakapan itukami tulis di Majalah Tokoh IndonesiaEdisi 08 dengan judul: Zone of Peaceand Democracy. Syaykh menegaskanIndonesia harus masuk dalam zonadamai dan demokrasi kalau inginmenjadi negara yang beradab danbermoral di muka bumi ini bersamasama dengan negara-negara lain.Pada bagian akhir percakapan, kami SYAYKH AL-ZAYTUN AS PANJI GUMILANG
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39