Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 62
P. 49
BERITAINDONESIA, Desember 2008 49BERITA NASIONALusia 30 tahun.Kasus peniruan tindak pemutilasianyang terinspirasi dari media pernahterjadi di tahun 1989. Saat itu Agus Nasermemutilasi istrinya sendiri, nyonya Diah.Agus mengakui tindakan pemutilasianyang ia lakukan itu karena terinspirasiperistiwa penemuan mayat di jalan Thamrin, Jakarta yang terpotong menjadi 13bagian (tidak terungkap pelakunya) yangdibaca pelaku melalui berita di koran.“Saya tiba-tiba teringat dengan beritayang saya baca itu, saya yakin kalau mayatini dipotong-potong pasti polisi akan sulitmelacaknya,” ungkap Agus dalam sebuahpersidangan tanggal 2 Desember tahun1989.Mengenai mekanisme efek peniruan(imitation effect) melalui media baik yangdilakukan Yati maupun Agus, PengajarMata Kuliah Media Massa dan Kejahatandari Universitas Indonesia (UI) AdeErlangga Masdiana membaginya menjadidua, direct effect (imitasi langsung) yangbiasa dilakukan anak-anak. Sementaradelayed effect (imitasi tidak langsung)atau tunda kerap dilakukan orang dewasa.Dalam hal ini Masdiana menilai, tayangan atau informasi adegan tindakankejahatan yang dipublikasikan mediakadang susah dikontrol sehingga mempengaruhi pola pikir dan memotivasi sertamenginspirasi pada benak pelaku kejahatan untuk menirunya. Kriminolog UIini mengilustrasikan sebuah pemberitaanmedia yang amat detail, di antaranya rekaulang yang dilakukan pelaku mutilasi yangtertangkap dan sekaligus tata cara penghilangan jejak. Bagi seseorang yang secaraterus-menerus menyaksikan adegantersebut dan dalam posisi tertentu menurut Masdiana akan terinspirasi atau meniru untuk melakukannya. Masdiana menilai media massa secara tidak langsungturut mengajarkan pelaku baru untukmelakukan tindakan serupa.Pendapat ini diamini pakar psikologiforensik Reza Indra Giri Amriel. MenurutReza, salah satu penyebab kasus mutilasiini akibat copy criminal cat, yakni sebuahtindak pelaku kejahatan dengan meniruyang sudah dilakukan pelaku sebelumnyaakibat terinspirasi pada berita media yangmenguraikan suatu tindakan kriminalyang berulang-ulang hingga menjadibahan pembicaraan banyak orang.Menanggapi pengaruh media yang bisamempengaruhi para pelaku kejahatan,sejumlah media sudah melakukan tindakan-tindakan preventif. Gafar YutadiManajer Departemen Pemberitaan Televisi Indosiar memberi contoh tindakanpreventif yang diambil dalam tayanganPatroli yang selama ini menjadi andalanutama penayangan peristiwa tindakankriminal. Gafar menyampaikan pihaknyaterus berupaya belajar dan mengoreksidiri. Gambar-gambar yang bersifat vulgardisensor atau korban yang melibatkananak kecil tidak ditayangkan dan wajahpelaku kejahatan sengaja ditutupi ataumalah dikaburkan.Pengakuan serupa juga disampaikanArif Suditomo Pemimpin Redaksi (Pemred) Rajawali Citra Televisi (RCTI). Menurut Arief, pelaku tindak kejahatanbukan hanya ditentukan dari konsumsiinformasi media saja. Meski demikianpihaknya selalu berusaha menghindaripemberitaan kriminal yang sifatnya terlalu sensasional atau bombastis. Selamaini bagian editorial RCTI menurut Ariefmelakukan kebijakan bagaimana mengadvokasi dan mendapatkan kepercayaanmasyarakat. Arief mencontohkan, sosokBang Napi yang ditampilkan pada akhirpenayangan berita kriminal Sergapdilakukan sebagai upaya membangunkewaspadaan.Sementara Komisioner Penyiaran Indonesia (KPI) Bimo Nugroho menyebutkanperubahan struktur industri media massa,terutama pertelevisian yang harus lebihmemperbanyak penayangan televisi bersifat lokal. Penayangan televisi lokaldinilai Bimo sebagai cara mudah danefektif untuk melakukan monitoring danantisipasi. Selain itu, khusus anak-anak,orang tua seharusnya selalu mendampingidi saat mereka menyaksikan televisi yangmenayangkan sebuah tindak kejahatan.Imbuan serupa disampaikan pula WakilPresiden (Wapres) Jusuf Kalla. Wapresmeminta pers untuk tidak menayangkanatau memberitakan suatu pemberitaanyang memicu pada tindak kriminal ataukebencian. Pers menurut Wapres harusnya bisa menjaga moral dan stabilitasbangsa dan negara.Pendapat serupa disampaikan KetuaDewan Pers Indonesia, Ichlasul Amal.Ichlasul Amal meminta pers untuk mampu membuat kontrol di redaksinya masing-masing. Amal juga berharap, kebebasan pers yang ada saat ini harus bisadimanfaatkan secara maksimal dan persbisa menerapkan fungsinya masingmasing seperti yang sudah tercantumpada UU Pers. ZAHsebuah Hotel Bulan Mas, Rawa Badak, Jakarta Utara.Empat hari kemudian kepala korban ditemukan petugasdinas kebersihan yang lokasinya tidak jauh dari losmenitu. Pelaku tak lain adalah kekasihnya sendiri Zaki Afrizal.fl 17 April 2008Di pinggir Jalan Letnan Aswan, Margahayu, BekasiTimur ditemukan 10 potongan tubuh wanita tanpa kepalayang teridentifikasi bernama Eka Putri, warga LosariBrebes, Jawa Tengah.fl Awal Mei 2008:Korban mutilasi terjadi di Cigegol Purwakarta, JawaBarat. Korbannya adalah seorang Ustad bernama Eman.Jazad Eman ditemukan tanpa kepala di sebuah Mushollah.Kepala korban ditemukan dalam sumur yang tidak jauhdari lokasi kejadian. Eman dibunuh Dani, tetangganya.Dari hasil pemeriksaan, polisi menduga pelakumengalami gangguan jiwa.fl 15 Mei 2008Ditemukan mayat bocah laki-laki tanpa kepala di Terminal Pulo Gadung. Korban mutilasi tidak diketahui identitasnya.fl 30 Agustus 2008Sri Magdalena (45) ditemukan dalam kondisi terpotongmenjadi empat bagian di rumahnya Jalan Kompleks CitraGraha Blok C No.6. Kelurahan Cicendo, Sukajaya,Bandung, Jawa Barat. Pelaku mutilasi adalah FirmanHuda, pembantu korban.fl 12 Juli 2008Potongan tubuh pria bernama Heri Santoso ditemukandi kawasan Ragunan. Pemutilasi adalah Very IdamHenyansyah alias Ryan. Ryan mengaku memutilasi priaberusia 40 tahun itu karena cemburu. Kekasihnya, NovelAndreas (cinta sesama jenis) ditaksir korban. Ryan menghabisi Heri di Apartemen Margonda Residence, Depok.fl 29 September 2008Ditemukan potongan tubuh tanpa kepala dalam 2tas kresek warna merah di bus Mayasari Bakti jurusanKalideres-Pulo Gadung. Korban adalah Hendra yangdibunuh istrinya sendiri, Sri Rumiyati. Kepada polisiYati mengaku kesal karena korban kerap menganiayanya.