Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 62
P. 50
50 BERITAINDONESIA, Desember 2008BERITA POLITIKCatatan Pilkada JatimSebagaimana pilkada-pilkada lainnya di berbagai daerah,hasil pilkada Jatim meninggalkan sejumlah catatan.ilkada Jawa Timur (Jatim) yangsudah digelar dua putaran rupanya tidak serta merta berakhir.Pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) atau pasangan Khofifah IndarParawansa-Mudjiono (Kaji) maju ke putaran kedua setelah pilkada putaran pertama Juli 2008 lalu, mengalahkan tigapasangan lainnya yakni pasangan Sutjipto-Ridwan Hisjam, Soenarjo-Ali Maschan Moesa, dan Achmady-Suhartono.Persaingan antara Karsa dan Kaji padaputaran kedua yang digelar 4 November2008 lalu cukup menegangkan dan ketat.Sampai-sampai penghitungan cepat(quick count) beberapa lembaga surveitidak sanggup memprediksi secara tepatsiapa yang bakal menjadi pemenangketika itu. Lingkaran Survei Indonesia danLembaga Survei Indonesia sebelumnyamemang sempat memprediksi pasanganKaji akan meraih kemenangan tipis.Rupanya, hasil quick count tidak bisadijadikan jaminan. Komisi PemilihanUmum (KPU) Jawa Timur mengumumkan kalau pasangan Karsa menang tipisdari pasangan Kaji yakni, pasangan Karsameraih 7.729.944 suara sedangkan Kajimendapat 7.669.721 suara atau hanyaselisih 0,4 persen.Pasangan Kaji serta merta tidak begitusaja menerima hasil perhitungan KPU tersebut. Mereka menduga ada kecuranganpenghitungan suara dan mengklaim kehilangan 167.000 suara. Kaji lalu menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).Tanggal 19 November, MK mulai menggelar gugatan Kaji tersebut. Sebanyak 21orang saksi fakta dihadirkan dalamsidang.Menurut pengakuan para saksi, berbagai macam kecurangan terjadi pada pilkada ini. Mulai dari tidak adanya undangan pemungutan suara atau kartu pemilih; prosedur pemilihan yang tidakberjalan sesuai cara pemilihan yang ditetapkan KPU seperti tidak dihitungnyasurat suara yang tidak terpakai pada rekapitulasi, dan adanya rekapitulasi yangtidak ditulis di atas dokumen yang dikeluarkan KPU tapi menggunakan kertassendiri.Bahkan, ada saksi yang mengaku didaerahnya terjadi penipuan jumlah suarayakni, yang nyoblos 150 tapi total suratsuara disebut 402. Hal serupa menurutsaksi lainnya, terjadi di TPS 7 Desa AlamKembang. Disebutkan, jumlah pemilihhanya 156 orang tapi pasangan Karsa diTPS itu dinyatakan mencapai 498 suara.Beberapa saksi lain juga mengungkapkanadanya pemilih yang mencoblos lebih darisatu kali. Keputusan MK pun dibacakanpada 2 Desember 2008.Dalam hal lain, Ketua Umum PDI-PMegawati Soaekarnoputri menilai banyakkejanggalan dalam pilkada ini, sepertibanyaknya suara tak sah. “Belum pernahsaya perhatikan dari semua pilkada,kerusakan sampai 500.000 suara,” katanya. Seperti diketahui, jumlah suara tidaksah dalam pilkada ini sebanyak 506.343suara.besarnya jumlah golput ini, maka bolehdikatakan bahwa pemenang pilkadaini sebenarnya adalah kelompok golput ini.Bagi pemerintah, minimnya partisipasipemilih di daerah ini kiranya dijadikanperingatan atau pelajaran agar tidakterulang lagi pada daerah lain terlebihpada Pemilu 2009 nanti. Karena, dengandukungan masyarakatlah seorang pemimpin bisa menjalankan programnya denganbaik.Sementara melihat minimnya dukungan kepada siapa pun di antara dua pasangan yang menjadi pemenang, pilkada kaliini akan menorehkan satu catatan berharga bagi mereka karena mereka sebenarnyahanya dipilih oleh sekitar 25% pemilihsaja. Karena itu, hal itu membuat merekaCatatanPilkada langsung yang baru pertamakalinya di Jawa Timur ini dalam beberapahal merupakan pilkada terbesar di negeriini. Dari segi jumlah daftar pemilih yangmencapai sekitar 27 juta orang misalnya.Sebaliknya, pilkada ini juga mencatatsuara tak sah yang cukup besar, bahkanmungkin yang terbesar dalam sejarahpilkada di negara ini. Golongan putih ataugolput (kelompok yang memilih untuktidak memilih) juga cukup besar yakni40,59 % pada putaran pertama, dan45,56% pada putaran kedua. MengingatPfoto:kompas.comSoekarwo-Saifullah Yusuf keluar sebagai pemenang Pilkada Jatim.menjadi lebih terpacu untuk menunjukkan diri sebagai pemimpin negarawan.Dari segi biaya, karena harus dua kaliputaran, pilkada ini pun jadi salah satupilkada termahal di Indonesia, dimanakedua putaran itu menghabiskan biayasekitar Rp800 miliar lebih. Dari pengalaman ini, kiranya sudah saatnyadipikirkan solusi yang tepat untuk melakukan pengaturan sehingga pemilihancukup satu putaran saja dilakukan sehingga biaya tidak perlu terbuang sia-siauntuk melakukan pemilihan putarankedua. MS