Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 16


                                    16 BERITAINDONESIA, Januari 2009BERITA UTAMAfoto-foto: daylife.commelanda negara-negara investor tersebut.Kebijakan penarikan dana semakin agresif seiring dengan keringnya likuiditasnegara-negara investor. Perilaku ini bisadicermati dengan meroketnya bungapasar uang antar bank.Di Indonesia, kejatuhan IHSG yangpada penutupan 27/10/2008 mencapai6,96% atau turun sebesar 48,96 poindengan total IHSG sebesar 1,166 poinmerupakan nilai yang sama di tahun2000. Merosotnya IHSG yang mencapaiangka 6,96% adalah penurunan tertinggiuntuk kawasan Asia. Otoritas Bursaterpaksa mensuspensi perdagangan saham pada sesi pertama. Selain itu bursaregional seperti Han Seng, Nikkei, Kospi,Seoul, dan Strait Times Singapore turunrata-rata sekitar 3%-5%.Derasnya penarikan dana oleh investorberimbas kepada pelemahan nilai tukarrupiah terhadap beberapa mata uangasing. Sejak Juli 2008, rupiah telahmengalami pelemahan. Pada akhir Juli,berdasarkan data BI, nilai kurs beli dolarRp 9.072, sementara jual Rp 9.164. Pada31 Oktober 2008, kurs jual Rp 11.050 dankurs beli Rp 10.940. Rupiah terus melemah hingga menembus Rp 12.000 perdolar AS pada 12 November 2008. Walaupun akhirnya mengalami sedikit penguatan pada kisaran Rp 11.000 per dolar AS pada 18 Desember 2008, nilai rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akansulit kembali ke posisi semula.Pemerintah lewat Bank Indonesiamencoba untuk menahan laju pelemahanrupiah lewat intervensi pasar. Cadangandevisa yang salah satunya digunakanuntuk intervensi rupiah agar tidak anjlok,terus menurun. Sejak Juli 2008, cadangandevisa terus merosot sekitar US$ 10miliar. Akhir Juli 2008, cadangan devisamencapai 60,563 miliar dolar tertinggiselama 2008. Agustus, cadangan devisaturun menjadi 58,358 miliar dolar. AkhirSeptember, kembali merosot US$ 1,15miliar menjadi US$ 57,108 miliar. AkhirOktober 2008 turun sekitar US$ 7 miliarmenjadi sekitar US$ 51 miliar.Anjloknya beberapa mata uang asingterhadap dolar Amerika juga melandanegara-negara Asia lainnya. Pelemahanyang terasa terjadi atas mata uang dolarAustralia yang terdepresiasi lebih dari10% atas dolar Amerika.Sejauh ini, akibat menciutnya permintaan global, ratusan perusahaan padatkarya tumbang dan puluhan atau ratusanribu buruh harus kehilangan pekerjaan,dirumahkan, atau terancam dirumahkan.Ditambah keluarga dan orang lain yangmenjadi tanggungan mereka, korbankrisis bisa lebih banyak lagi. Menurut dataDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) per 12 Desember2008, pekerja yang terkena PHK sudah17.488 orang. Dan, yang berpotensi akandi PHK masih ada sebanyak 23.927 orang.Sementara itu, pekerja yang dirumahkansudah sebanyak 19.091 orang dan yangberpotensi akan dirumahkan ada sekitar6.597 orang.Sementara itu, para petani dan pengusaha yang menggarap komoditas-komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan koprakini cuma bisa gigit jari. Ketiga komoditaskhususnya sawit yang sempat ‘berpesta’karena harga jualnya yang sangat tinggidi pasar dunia, anjlok hingga mencapai60%-70%. Kini, hasil penjualan ketigakomoditas tersebut tidak bisa menutupibiaya produksi secara keseluruhan.Sektor properti juga tidak luput terkenaimbasan krisis keuangan global. Pertumbuhan industri properti dalam negeri yanglamban ditandai dengan adanya penjadwalan kembali atas rencana proyek yangsudah ditetapkan. Lesunya sektor propertimembuat perbankan enggan memberikredit. Padahal, bagi industri properti,pendanaan dari perbankan merupakankebutuhan dana yang vital di sampingmereka mengalokasikan dana internal.Di tengah krisis keuangan yang mendera seluruh dunia, memang masih adaberita baik dengan semakin turunnyaharga minyak dunia hingga di bawah 34dollar AS per barrel pada perdaganganJumat (19/12) - harga terendah dalamempat setengah tahun terakhir. Penurunan harga ini membawa sesuatu yangpositif bagi APBN. Khususnya penurunanbagi pos tarif subsidi. Harga premiumyang tadinya Rp 6.000 diturunkan pemerintah secara bertahap menjadi Rp 5.000per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadiRp 4.800. Penurunan harga BBM ini jelasdapat membantu mengurangi bebanusaha industri dan meningkatkan dayaRatusan ribu ton stok tandan buah segar (TBS)dan crude palm oil (CPO) kini menumpuk di pabrikkarena mayoritas importir mengurangi danmembatalkan pembelian. Ratusan ribu buruhterpaksa di PHK agar perusahaan bisa bertahanhidup.Pengusaha (petani) sawit dan karet di Riaumisalnya, sampai pertengahan Oktober 2008diperkirakan merugi sekitar Rp5,876 triliun.Ekonom Riau Edyanus Herman Halim dalamdiskusi Forum Komunikasi Pemuka MasyarakatRiau (FKPMR) mengatakan, dampak krisis global yang melanda AS adalah harga sawit sangatmerosot sampai empat kali lipat. Pada Agustus2008, harga TBS masih Rp1.550 sedangkan karetRp14.000. Pertengahan Oktober telah menjadiRp350 dan karet menjadi Rp4.200 per kilogram.Saat ini, luas kebun sawit mandiri yang Riaumiliki 392.814 hektare, kebun karet 528.734hektare dan luas sawit pola KKPA 180 ribu hektaredan karet nol. Total kebun sawit milik masyarakat572.814 hektare. Dengan turunnya harga sawitdan karet, uang yang saat ini tidak masuk lagi kemasyarakat sebesar Rp3,3 triliun dan komoditikaret mencapai Rp1,1 trilun. Terjadi penciutanpendapatan masyarakat 77,42 persen dan karet70 persen dari pendapatan biasa dengan produksirata-rata per bulan (ton) 327.634 ton untuk sawitdan 38.587 ton karet dengan kerugian Rp5,876triliun.TURUN: Rendahnya permintaan akan BBM akibat pengurangan produksi industri, menyebabkanharga minyak mentah dunia turun
                                
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20