Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2009 17BERITA UTAMAtahan industri sehingga membantu pengusaha mengurangi jumlah PHK.Pertumbuhan Ekonomi MelambatBank Dunia (WB) dalam laporannyapertengahan November 2008 memproyeksikan bahwa ekonomi global pada2009 akan semakin suram. Ini ditandaidengan pertumbuhan yang terus melemah dan volume perdagangan anjlokuntuk pertama kali dalam 26 tahunterakhir.Dalam laporan bertajuk Global Economic Prospects, institusi multilateral itumemprediksi, pada 2009 ekonomi globalhanya akan tumbuh 0,9%, sedangkan volume aktivitas perdagangan dunia akanmelorot 2,1%.Laporan terakhir mengenai pertumbuhan ekonomi global pada 2009 itu jauhlebih pesimistis dibanding prediksi padabulan Juli 2008, yakni 3,0%, sedangkanpertumbuhan negara-negara berkembangsebesar 6,4%. Laporan itu juga lebihsuram dibanding prediksi institusi sekandung, Dana Moneter Internasional (IMF),yang memprediksi bahwa ekonomi duniahanya akan tumbuh sebesar 2,2% sedangkan ekonomi negara maju sebesar 5,1%.Sementara WB mengindikasikan bahwavolume perdagangan dunia akan kontraksi 2,1 % pada 2009, kemerosotan pertamasejak 1982. Selain itu, ekonomi dunia pada2009 akan menuju resesi. Kontraksi yangtidak pernah terlihat sejak 1945, kemungkinan akan terjadi pada 2009.Diprediksikan kemerosotan volume perdagangan terutama dipicu permintaanyang turun tajam. Pasalnya, krisis keuangan global telah menyebabkan resesibersamaan, yang jarang terjadi di negaranegara yang berpendapatan tinggi dankemerosotan yang tajam di negara-negaraberkembang. WB mengasumsikan ekonomi global baru mengalami reboundpada 2010, yakni akan mengalami pertumbuhan 3,0% sedangkan volume perdagangan akan melonjak 6,0%.Sedangkan dalam lingkup Asia, AsiaEconomic Monitor yang diterbitkan BankPembangunan Asia (ADB) pertengahanDesember 2008 menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Asia akan melambat.Perlambatan ekspor dan aliran modalswasta karena pengaruh krisis globaldipastikan menekan pasar berkembang diAsia. Perekonomian Asia tahun 2009akan lebih ditentukan oleh pertumbuhanpermintaan domestik karena lingkunganekonomi di luar kawasan ini diperkirakanjauh lebih melemah.ADB merevisi proyeksi pertumbuhanekonomi regional Asia pada 2009 menjadi5,8 persen, melambat dari 6,9 persentahun 2008 dan 9 persen pada 2007.Dalam Asian Development Outlook 2008yang dirilis sebelum krisis merebak, ADBsemula memprediksi perekonomian kawasan berkembang Asia pada 2009 akantumbuh 7,2 persen. Meskipun tak luputdari perlambatan, China, India, dannegara-negara Asia Tengah yang didominasi pecahan Uni Soviet diproyeksikan masih tumbuh di atas 6,5 persen.Sedangkan Indonesia, pertumbuhanekonomi pada tahun 2009 diperkirakanbisa mencapai level terburuk di posisi 4,5persen, jauh lebih rendah dibandingkantarget APBN 2009, yakni 6 persen. Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana JabatanMenko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati saat melaporkan kondisi terakhir krisisekonomi kepada Komisi XI DPR di Jakarta,Selasa (2/12) mengatakan bahwa nilaitengah pertumbuhan ekonomi diperkirakan ada di level 5-5,5 persen.ADB sendiri memprediksi pada 2009perekonomian Indonesia tumbuh 5,0persen. Proyeksi ini lebih optimistisdibandingkan dengan proyeksi BankDunia yang memperhitungkan perekonomian Indonesia tumbuh 4,4 persenpada 2009.Sebelumnya, Badan Pusat Statistikmenyebutkan, pada tahun 2008 setiap 1persen pertumbuhan ekonomi akan menambah 702.000 lapangan kerja baru.Dengan demikian, jika pertumbuhanturun dari 6 persen ke 4,5 persen, tenagakerja yang tidak terserap bisa mencapai1,053 juta orang. Padahal, masih adasekitar 9,427 juta penganggur terbukayang menunggu pekerjaan saat ini.„ BI/MANGATUR L PANIROYTetap LesuProdusen minyak kelapa sawit mentah saat inihanya bisa berharap pada pasar China dan India. Ini karena dalam enam bulan pertama tahun2009 diperkirakan pasar minyak sawit mentahbakal tetap lesu. Impor minyak nabati olehAmerika Serikat dan negara-negara di Eropa akananjlok.Perekonomian China dan India yang diperkirakan masih akan tumbuh dan bertambahnyapopulasi memberi sinyal positif bagi pasar minyaksawit mentah, (CPO) di kedua negara itu. Apalagi,harga CPO semakin murah dibandingkan denganminyak kedelai. Alasan-alasan itu yang akanmendorong Pemerintah China dan India lebihmemilih mengimpor CPO daripada minyak nabatilainnya. Hal ini disampaikan para analis dalamIndonesian Palm Oil Conference and Market Outlook 2009, di Nusa Dua, Bali (4/12).Adapun India tahun 2008 mengimpor CPOsebanyak 5,27 juta ton. Tahun 2009 diperkirakanturun menjadi sekitar 5,25 juta ton tahun 2009.Setiap tahun, Indonesia mengekspor 4 juta tonCPO ke India dan sekitar 1 juta ton ke China. Indonesia dan Malaysia memasok 85 persen CPOpasar dunia.Meski pasar China dan India masih menjanjikan, para analis sepakat bahwa fluktuasiharga kelapa sawit mentah masih akanterjadi. „ CIDKAS SERET: Kaum ibu rela antri berjam-jam untuk mendapatkan sembako murah
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21