Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 21
BERITAINDONESIA, Januari 2009 21BERITA UTAMAcontohkan, pertumbuhan ekonomi 2006yang hanya 5,5% berhasil menurunkanangka pengangguran terbuka dari 11,2%(2005) menjadi 10,3%. Namun melihatkekhawatiran “berlebihan” dari pemerintah sendiri terhadap kemungkinanterjadi gelombang PHK massal pada2009, Faisal mencurigai pemerintahsudah membayangkan kemungkinanterburuk bahwa pertumbuhan ekonomi2009 akan melorot di bawah 4%.Memakai definisi pengangguran terbuka dari Badan Pusat Statistik yakni orang yang bekerja satu jam dalam seminggu tak lagi tergolong penganggurterbuka, maka secara statistik, Faisalberpendapat, angka pengangguran takakan naik proporsionaldengan besarnya PHK.Sebab, menurut Faisal,bagi kebanyakan rakyatIndonesia, menjadipenganggur adalah kemewahan yang tak tergapai. Mereka terlalumiskin untuk tidak bekerja (too poor to be unemployed).Jadi menurutnya, pemerintah dan masyarakattidak bisa lagi cuma mengutik-utik angka ataudata. Kemungkinan gelombang PHK harus dilihat lebih mendasar, bukan melulu dampaknyaterhadap angka pengangguran yang semu.Lebih lanjut dia mengatakan, kemungkinanPHK massal mencerminkan kerapuhansektor formal. PHK yang sejauh ini masihdi sektor industri manufaktur, jika tidaksegera ditangani, bisa merembet ke sektorformal yang lainnya.Mengenai solusi meningkatkan antisipasi gelombang PHK, beberapa pengamat ekonomi berpendapat agar dalamperekonomian yang tertekan sepertisekarang ini, pemerintah menggenjotbelanja modal. Belanja modal itu sebaiknya diarahkan untuk pembangunaninfrastruktur di sentra produksi pertaniandan industri manufaktur, serta perangkatpenunjangnya.Hampir semua pengamat ekonomimendukung pembangunan infrastrukturmelakukan PHK. Citigroup Inc. yang bermarkas diNew York, pada 2009 akan kehilangan sekitar 20%tenaga kerja mereka atau 75 ribu orang. JPMorganChase & Co. mem-PHK 7 ribu atau 10% pekerjamereka. Mereka juga mengurangi 9.200 pekerjaWashington Mutual Inc., bank yang diakuisisi padaSeptember 2008. Sementara Goldman Sachs GroupInc. dan Morgan Stanley mengurangi 10% karyawannya.PHK di Broker Terbesar Jepang BerlanjutPerusahaan sekuritas terbesar di Jepang,Nomura Holdings Inc, akan melanjutkan pengurangan karyawan alias PHK untuk menekan biayayang melonjak hingga dua miliar dollar AS pascaakuisisi sebagian usaha Lehman Brothers yangbangkrut pada September 2008. Setelah sebelumnya mengurangi karyawannya di London sebanyak 1.000 orang awal Desember 2008, perseroanmem-PHK lebih dari 100 orang dari total 1.500karyawan di Asia Pasifik hingga akhir Desember2008. Menurut laporan Harian Nikkei, pemangkasan karyawan ini dilakukan unit bisnisnya diHong Kong dan Singapura. Presiden Direktur Nomura Kenichi Watanabe memperkirakan krisis finansial global akan berimbas pada PHK lebih dari200 ribu karyawan di industri keuangan global.Rio Tinto PHK 14 Ribu KaryawanRio Tinto Group, perusahaan pertambangan ketiga terbesar di dunia, akan memecat 14 ribu orang karyawan atau 13 persen dari 112 ribu karyawan. Karyawan yang akan dipecat itu termasuk15 ribu karyawan kontrak. Pemecatan itu akanmembuat perusahaan bisa berhemat US$ 1,2miliar dalam setahun. Perusahaan juga mengurangi belanja US$ 5 miliar akibat krisis global. Krisis telah menurunkan permintaan metal, sehinggaperusahaan meninjau ulang operasionalnya. RioTinto berencana mengurangi utang bersih US$10 miliar hingga akhir tahun 2009 dari US$ 38,9miliar. Perusahaan yang bermarkas di London inijuga menyatakan akan menjual aset-asetnya yangsignifikan. ABN Amro Holding NV dalam pernyataannya 3 Desember 2008 mengatakan, keuntungan Rio Tinto tahun 2009, 36 persen lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya, karenaanjloknya harga komoditas energi. Laba bersihperusahaan sampai akhir tahun 2009 diperkirakanakan mencapai US$ 9,5 miliar, turun dari perkiraansebelumnya sebesar US$ 14,9 miliar.yang akan dilakukan pemerintah sebagaimana disebutkan di atas. Bahkan,mereka menganjurkan agar pemerintahjuga melibatkan swasta.Ke depan, disarankan agar pembangunan infrastruktur ini benar-benar mendapat prioritas. Sebab, sudah diketahui,bahwa lemahnya infrastruktur ini menjadifaktor enggannya investor asing masuk keIndonesia selama ini. Di samping itu,ekonomi biaya tinggi selama ini jugadisebabkan rendahnya infrastrukturdasar.Sedangkan Faisal, secara khusus menyarankan agar penyaluran dana dilakukan ke sektor-sektor usaha yang membutuhkan peremajaan tanaman danmesin-mesin diperlancar, misalnya dengan subsidi suku bunga. Dia menyatakan, tatkala pasar lesu dan harga merosot,kebun sawit dan karet harus didoronguntuk mempercepat peremajaan tanaman. Jika dikoordinasikan dengan negaranegara produsen utama lainnya, hal inibisa mempercepat pemulihan harga danmeningkatkan produktivitas dalam jangka menengah.Sementara itu, mengingat penolakanproduk ekspor Indonesia di luar negerisudah cukup besar dan harus dicarikanjalan keluar, Ketua Umum Kadin Mohammad Sulaeman Hidayat mendesakpemerintah membuat aturan baru yangdapat memberikan stimulus pada sektorsektor rawan yang bisa dibantu, terutamayang mengandalkan produksinya untukdiekspor.Dan yang lebih penting lagi, menghadapi ancaman krisis global ini, hendaknya semua komponen bangsa agarhidup realistis. Pemerintah, pengusaha,karyawan, bahkan rumah tangga danindividu pun agar menyesuaikan diri,menyadari bahwa krisis sudah tiba. BI/MARJUKA SITUMORANGPembangunan infrastruktur,salah satu solusi mengatasilonjakan pengangguran