Page 23 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 23
BERITAINDONESIA, Januari 2009 23BERITA UTAMA2009, yakni 6 persen. Ini bisa memberidampak negatif terhadap APBN 2009.Melambatnya pertumbuhan ekonomiakan memicu bertambahnya jumlahpengangguran (PHK) yang pada akhirnyamenambah jumlah penduduk miskin.Menurut peneliti sosial ekonomi padaLembaga Penelitian, Pendidikan, danPenerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES),Erfan Maryono (24/11/08), diperkirakanpada 2009 jumlah penduduk miskinmeningkat menjadi sekitar 45 juta orang,sedangkan pengangguran bisa bertambahmenjadi sekitar 12,2 juta orang (Data BPSper Februari 2008 menyebutkan, jumlahpengangguran di Indonesia mencapai9,43 juta orang). “Kebijakan pemerintahyang diambil saat ini tidak mampu mengatasi lonjakan pengangguran. Pemerintahterlalu memprioritaskan ekonomi makrobukan mendorong sektor riil yang mendorong terciptanya lapangan pekerjaan,”ujarnya.Gambaran suram perekonomian iniyang berusaha diredam beberapa kebijakan pemerintah melalui APBN 2009.Setidaknya ada dana khusus yang dialokasikan untuk membantu sektor riil ataupengusaha yang benar-benar mempekerjakan buruh dalam jumlah besar agartetap berbisnis dan berproduksi. Eksportir diharapkan tetap berdagang danmasyarakat tetap bisa membeli. KepalaBadan Kebijakan Fiskal, DepartemenKeuangan Anggito Abimanyu mengatakanjumlah stimulus fiskal yang disiapkansekitar Rp 12,5 triliun.Dukungan pemerintah terhadap sektorpertanian yang menjadi tulang punggungkekuatan domestik, yakni pasokan pangan, tetap diperkuat. Untuk itu, subsidinonenergi dinaikkan dari Rp 47,297triliun pada 2008 menjadi Rp 63,133triliun pada 2009.Untuk subsidi pajak dialokasikan anggaran Rp 25,25 triliun. Lonjakan yangsangat signifikan dialokasikan padasubsidi pupuk, yakni dari Rp 7,81 triliunpada 2008 menjadi Rp 17,54 triliun pada2009. Ini dilakukan karena harga bahanbaku impor pembuatan pupuk terusmeningkat.Untuk ikut menyokong pertumbuhanekonomi, anggaran kementerian danlembaga nondepartemen ditingkatkandari Rp 290 triliun pada 2008 menjadi Rp322,3 triliun pada 2009. Sekitar Rp 90triliun di antaranya merupakan belanjamodal yang diarahkan langsung untukpembangunan infrastruktur.Sementara kaum miskin akan ditopangdengan anggaran peningkatan dan perlindungan sosial serta pengentasan rakyatmiskin. Caranya adalah dengan memperbaiki akses dan kualitas pendidikan yangmenelan dana Rp 207,4 triliun. Lalu adaJaminan Kesehatan Masyarakat yangdidanai Rp 7,2 triliun, memungkinkanmasyarakat tak mampu bebas biaya saatberobat di puskesmas dan rumah sakitkelas III.Secara total, dana yang akan digelontorkan melalui APBN 2009 mencapai Rp1.037,1 triliun, melonjak dibandingkananggaran belanja negara di APBN-P 2008,yakni Rp 989,49 triliun. Tahun 2009adalah tahun pertama anggaran belanjanegara menembus Rp 1.000 triliun.Untuk menutupinya, pemerintah menargetkan penerimaan negara akan dihimpun sebesar Rp 985,7 triliun. Iniartinya masih ada kekurangan dana untukmenutup anggaran belanja negara senilaiRp 51,4 triliun atau setara 1 persenterhadap produk domestik bruto (PDB)sebagai defisit APBN 2009.Mencari dana Rp 51,4 triliun pada 2009akan sangat sulit karena sumber pembiayaan utamanya tertekan krisis, yaknipasar modal. Akibat krisis keuangan dunia, likuiditas internasional semakin ketatsehingga akan menyulitkan pemerintahmenerbitkan surat utang negaranya.Untuk itu, hal-hal yang dalam sepuluhtahun terakhir ini tabu pun akan dilakukan pemerintah agar defisit tertutup. Itutermasuk dengan menggenjot pinjamanluar negeri di luar pasar modal, yakni darilembaga multilateral maupun bilateral.Dengan catatan, pemerintah dimintawaspada tidak terperangkap denganberbagai tawaran karena total stok utangpemerintah per 30 September 2008sudah mencapai angka Rp 1.486 triliun,masing-masing Rp581 triliun merupakanutang luar negeri dan Rp 905 triliunadalah utang dalam negeri dalam bentuksurat berharga negara. Nilai total jatuhtempo utang pemerintah yang untuk limatahun ke depan saja (2009-2014) sudahmencapai angka Rp518,02 triliun.Pendekatan LainGuna menyikapi dampak lanjutan krisiskeuangan global, Indonesia juga perlumengupayakan berbagai pendekatan.Dimulai dengan melanjutkan upayamemperkuat ketahanan ekonominya,antara lain dengan meningkatkan intensitas diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor, membangun lingkungan investasi yang semakin kondusif dan memperkuat daya serap pasar dalam negeri.Di lain pihak, sikap disiplin nasionalistik dalam mengutamakan penggunaanbahan dan komponen lokal harus semakinditegakkan. Sebab selama ini, Indonesiamasih cenderung menggunakan komponen atau produk murah impor sepertiproduk China, sekalipun sudah bisadipoduksi di dalam negeri sendiri. Bila halini terus dilakukan, akan melemahkanbasis produksi dan daya beli domestik Indonesia sendiri.Pendekatan lainnya adalah menyiapkansuatu skema energi yang komprehensif,menyeluruh dan mempunyai visi ke depanagar mampu keluar dari krisis ekonomi.Sebab selama ini kebijakan mengenaienergi tidak pernah tuntas, berubah-ubahsehingga seringkali memberikan bebanberkepanjangan kepada masayarakat dengan naiknya harga dan kelangkaanenergi.Dulu masyarakat dianjurkan memakaibriket batubara, kemudian kebijakan itutanpa ada kelanjutan, muncul lagi konversi minyak tanah ke gas. Ketika masyarakat sudah mulai menggunakan gas sebagai sumber energinya, muncul lagi masalah harga gas yang terus naik danbarangnya langka. Oleh karena itu, skemaenergi yang komprehensif menjadi masalah penting untuk mengentaskan krisisberkepanjangan ini. RIEMenkeu Sri Mulyani (tengah) memaparkan langkah pemerintah mengantisipasi krisis ekonomi global