Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 26
26 BERITAINDONESIA, Januari 2009BERITA UTAMAMengapa Rupiah LemasEkonomi AS sedang terpuruk. Namun mengapa dolar ASjustru menguat dan rupiah anjlok?mpat bulan terakhir ini, pelakuusaha dan konsumen yang sensitif terhadap pergerakan nilairupiah terhadap dolar, gelisah.Pasalnya, nilai rupiah terhadap dolar ASterus melemah. Pada bulan September,rupiah masih bertengger dengan cukuptenang di bawah level 10.000. Namunsejak akhir Oktober rupiah terus tertekandan menyentuh level Rp 10.315 per dolarAS (27/10) dan menembus Rp 12.000 perdolar AS pada 12 November 2008. Walaupun akhirnya mengalami sedikit penguatan pada kisaran Rp 11.000 per dollar AS pada 18 Desember 2008, nilai rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akansulit kembali ke posisi semula.Sejumlah orang mungkin bertanya, mengapa Amerika yang ekonominya sedangterpuruk namun nilai mata uangnyajustru menguat di berbagai negara termasuk Indonesia. Setiap kali terjadi krisis keuangan, rupiah malah babak belur dibuatdolar AS. Kejadian ini tidak bisa dilepaskan dari ‘kembalinya’ dolar ke negeriasalnya, negeri Paman Sam.Sebelum krisis, dolar dalam jumlahbesar masuk ke Indonesia. Misalnya,untuk membeli saham-saham di BursaEfek Indonesia (BEI), dipinjamkan keberbagai perusahaan dalam negeri, diinvestasikan di berbagai bidang usaha, dandibelikan obligasi (surat utang) negaraatau swasta. Dolar juga masuk ke Indonesia lewat hasil ekspor berbagai macamkomoditas seperti kelapa sawit, batu bara,kakao atau karet yang harganya sempatsangat tinggi; kiriman uang dari tenagakerja Indonesia di luar negeri (TKI/TKW);dan utang luar negeri baik utang bilateralmaupun multilateral lewat Bank Dunia,IMF, ADB, atau IDB.Kini yang menjadi masalah, nilai rupiahterus merosot karena jumlah dolar yangmasuk ke Indonesia tidak lagi seimbangdengan jumlah dolar yang keluar dari Indonesia. Atau dengan kata lain, permintaan akan dolar jauh lebih besardaripada jumlah dolar yang tersedia. Inidisebabkan oleh beberapa hal.Dolar yang masuk ke Indonesia lewatinvestor yang menanamkan uangnya disaham-saham di Bursa Efek Indonesia(BEI) kini nyaris tidak ada. Dolar darihasil ekspor yang jumlahnya sangat besar,kini tinggal kurang dari separonya karenamenurunnya permintaan dan harga.Apalagi, kalau para eksporter menahandolar hasil ekspornya di luar negeri.Di sisi lain, dolar juga keluar dari Indonesia dalam jumlah besar-besaran. Inibisa dilihat dari indeks harga saham yangturun dari hampir 3.000 poin menjadi1.000 poin yang menjadi indikator banyaknya dolar yang ditarik pulang dariJakarta. Keluarnya dolar dari Indonesiajuga disebabkan oleh masih sangat tergantungnya Indonesia mengimpor bakuindustri dan barang modal yang harusdibeli dengan dolar yang notabene mengalirkan dolar ke luar negeri. Indonesiajuga harus membayar bunga dan cicilanutang luar negeri. Dengan terpuruknyarupiah sekarang ini, Indonesia memerlukan dolar 30 persen lebih banyak untukmembayar utang luar negeri berikutbunganya. Itulah mengapa, rupiah jugaterpuruk sekitar 30 persen dibandingkandolar AS.Hal lain yang tidak boleh dilupakanadalah aksi orang Indonesia sendiri yangikut-ikutan membeli dolar karena panikatau tidak percaya kepada rupiah. Dolaryang mereka beli itu sebagian dilarikan kebank-bank di luar negeri dan sebagian lagidisimpan di bawah bantal. Para pemilikuang yang “melarikan” dolarnya itu samasekali tidak bisa disalahkan karena uangtidak punya kewarganegaraan. Uang ituakan mengalir tergantung kemauan siempunya. Untuk menghindari pembelianvaluta asing secara berlebihan yang padaakhirnya bisa menekan nilai tukar rupiah,Bank Indonesia sudah mengeluarkanperaturan baru (13/11) yang menetapkansetiap nasabah hanya boleh membelivaluta asing hingga 100.000 dolar perbulan.Pertanyaan selanjutnya, bagaimanaagar jumlah dolar yang masuk dan keluarkembali seimbang? Tentunya lewat investasi asing yang masuk ke Indonesia. Namun, ini membutuhkan waktu yang bisajadi cukup lama karena Amerika sendirisedang sibuk membenahi ekonominya.Perbaikan ekonomi Amerika tidak bisadipungkiri sangat berpengaruh padapemulihan ekonomi global, khususnyaperekonomian Indonesia. Soalnya, ASmerupakan pasar ekspor utama Indonesia. Selain itu, pemerintah banyak bergantung pada para investor asing, khususnya AS, untuk memperoleh danapembangunan lewat penjualan obligasidan surat utang negara (SUN). Faktanya,begitu para investor itu menarik danamereka, nilai rupiah melemah hingga Rp12.000 terhadap dolar. Oleh sebab itu,dengan pulihnya ekonomi dunia (Amerika), akan berimbas pada munculnyapermintaan akan berbagai komoditasyang berujung pada berputarnya kembaliroda ekspor Indonesia.Terakhir, mau tidak mau, Indonesiaharus mencari dolar dari utang luarnegeri. Sebab dalam masa krisis, penerimaan pajak pasti turun. Padahal, Indonesia perlu memperbesar APBN agarada uang besar mengalir ke masyarakat.Dengan harapan krisis tidak memburuk.Tapi, karena penghasilan negara menurun, mau tidak mau harus mencaripinjaman. ROYEKembalinya dolar AS ke negeri asalnya membuat nilai mata uang itu naikfoto: daylife.com