Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 63
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, 10 Agustus 2006BERITA KHAS28 BERITAINDONESIA, Januari 2009 ilustrasi: dendyIroniSebuah NegaraKelangkaan berbagai barang kebutuhan masyarakat terusterjadi di negeri ini. Pemerintah masih bekerja sepertipemadam kebakaran yang baru sibuk kalau musibahsudah terjadi.epanjang sejarah berdirinya negeri ini, nasib rakyat kecil hampirselalu tidak mendapat perhatianserius dari pengelola negara. Jikabukan kesempatan meningkatkan kesejahteraannya yang mendapat hambatan,akses untuk memperoleh kebutuhannyapun sering tidak dipedulikan. Nasib mereka pun sering dipermainkan berbagaipihak untuk kepentingan politik. Penderitaan demikian, kembali dialami petaniserta rakyat miskin dan hampir miskinkota dengan kejadian langkanya pupukbersubsidi dan elpiji isi 3 kg pada bulanbulan terakhir tahun 2008 lalu.Di tengah kebanggaan pemerintahmengumumkan bahwa tahun 2008 Indonesia sudah swasembada beras, nasibpetani seakan dilupakan dengan terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi. SejakSeptember 2008 silam, kelangkaan pupukbersubsidi terjadi hampir merata di semua daerah. Bahkan, di beberapa daerahsudah dirasakan sejak bulan Maret.Kalaupun ada, harganya sangat tinggi.Pupuk Pusri yang semula Rp65 ribu persak misalnya, di pasar sempat mencapaiRp140 ribu.Kelangkaan ini membuat petani sempatbertindak sepihak. Mereka menyerbu gudang-gudang milik agen pupuk, memaksa agen menjual pupuk bersubsidi denganharga sesuai ketentuan yang ada. Bahkandi beberapa daerah, ada petani yangmenghadang truk pengangkut pupuk.Sejak era 1970-an hingga kini, pupukuntuk petani memang disubsidi pemerintah. Pada tahun 2008 misalnya, pemerintah mengalokasikan anggaran untuksubsidi pupuk sebesar Rp15,18 triliun.Namun, kelangkaan ini bukanlah akibathabisnya dana subsidi tersebut. Mengenaipenyebab ini, sempat terjadi saling tuduhantara produsen dan pengecer. Tapimenurut pemerintah, kelangkaan terjadiakibat melonjaknya konsumsi dan adanyapenyelewengan distribusi. Melonjaknyakonsumsi, dinyatakan Presiden SusiloBambang Yudhoyono dalam sambutannya saat panen padi dan penerapan metode tanam padi sebatang di Bukit Mindwa, Dharmasraya, Sumatera Barat, 13 Desember 2008 lalu. “Dalam dua tahun ini,2007-2008, produksi pertanian danperkebunan meningkat tajam sehinggakeperluan pupuk meningkat tajam. Iniyang kurang kita atasi. Jadi, tak usahdipertanyakan pupuknya kurang. Solusinya adalah produksi harus ditambah,”ujar Presiden.Sementara kelangkaan akibat penyelewengan, diperkirakan terjadi akibat rumitnya jalur distribusi. Modus penyelewengan itu sendiri menurut WakapolriMakbul Padmanegara antara lain, penimbunan stok, penggantian kemasan pupukbersubsidi, penyebaran isu kelangkaanpupuk, perdagangan antar pulau, penyelundupan, pemalsuan kuota, danpergeseran stok dari daerah yang harganya murah ke daerah yang harganya lebihtinggi.Beberapa kasus membuktikan terjadinya penyelewengan ini. PertengahanDesember 2008 misalnya, Kepolisianwilayah (Polwil) Malang Jawa Timur,menggagalkan penyelundupan pupukbersubsidi jenis urea sebanyak 18 ton.Pupuk bersubsidi tersebut dibeli dariKabupaten Blitar untuk diselundupkan keKabupaten Lamongan, Jatim. Bahkan,selama Desember itu, Polwil Malang telahmengungkap empat kasus penyelewenganpupuk bersubsidi di Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang.Penyelewengan pupuk bersubsidi inisemakin terbuka akibat sistem subsidiyang dilakukan selama ini bersifat terbukadan pasif. Dalam sistem ini, siapa saja,termasuk warga yang tidak berhak, bisamenikmati asal punya uang. Konsekuensinya, efektivitasnya rendah dan subsidi sebagai alat pemerataan dan saranamenegakkan keadilan tidak tercapai.Sebab, godaan melakukan penyelewengansemakin terbuka lebar akibat lemahnyasistem tersebut.Setelah rakyat marah, pemerintahberjanji akan menambah produksi pupukpada tahun 2009 ini. Presiden berjanjiakan menambah pasokan gas untukpabrik pupuk pada 2009. Tambahan gasitu khususnya akan diberikan untukpabrik pupuk di Kalimantan, Aceh, danJawa. Selain itu, Presiden juga berjanjimeningkatkan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi sehingga tepat sasaran kepada petani yang membutuhkan. MenteriPertanian Anton Aprianto juga turut menjanjikan penerapan distribusi tertutupmulai tahun 2009. “Pada 1 Januari 2009,kita menerapkan penyaluran tertutupuntuk pupuk dengan menggunakan daftar kebutuhan yang diajukan oleh petaniuntuk pupuk bersubsidi,” ujar Mentan.Disebut tertutup, karena pupuk bersubsidi didistribusikan dengan beberapaketentuan tertentu yang berbasis RencanaDefinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)tani. Anggota kelompok tani dijaminmendapat subsidi sesuai alokasi. Pengecerhanya menjual pupuk bersubsidi kepadapetani sesuai RDKK. Rencananya, subsidipupuk diberikan pada petani-petaniberlahan kurang dari dua hektare. Sasarannya, petani tanaman pangan20.140.295 ha, holtikultura 3.236.696 ha,perkebunan 9.650.000 ha, peternakanS
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32