Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 64
P. 21


                                    BERITAINDONESIA, Februari 2009 21BERITA UTAMAParis (Senin) dan London (Selasa) jugaTurki, sebelum kembali ke Washington.Posisi Sulit ObamaNamun, sebagian warga Palestinamasih pesimis bahwa kebijakan baru luarnegeri AS atas Timteng akan mengurangihubungan erat AS dengan Israel. “Sayatidak pernah memiliki harapan Amerikaakan memberikan kedamaian kepadawarga Palestina,” ujar Mohammed Jabri,seorang dokter di Kota Ramallah.Juru bicara Hamas, Samy Abu Zuhri,sejak jauh hari sudah mengatakan bahwaterpilihnya Obama tidak akan mengubahkebijakan politik AS terkait masalahPalestina. Disebutnya, AS akan selalumemihak Israel. Begitu pula beberapapengamat Timur Tengah berpendapatPresiden AS, siapa pun dia dan dari partaiapa pun, Demokrat atau Republik, tidakakan mungkin berani menekan Israel.Menurut mereka, kuatnya lobi Yahuditidak memungkinkan sang presiden ASmelawan arus.Duta Besar Palestina untuk RI FarizMehdawi juga terkesan kurang yakinbahwa Presiden Obama akan dapat menyelesaikan masalah di Palestina secaraideal untuk jangka panjang. Menurutnya,penyelesaian yang paling ideal untukmengakhiri konflik antara Israel danPalestina sebetulnya adalah membagiwilayah untuk kedua negara. Namun, iabelum melihat ada pihak, termasukObama, yang berhasil mendorong penyelesaian ke arah tersebut. Selain solusipembagian wilayah itu, usulan lain yangsempat muncul adalah Israel dan Palestina hidup bersama di satu negara. Tetapi,sejauh ini Israel juga menolak usulan itu.Keraguan sebagian warga Palestinamuncul ketika akhir Juni 2008, saatkampanye, Obama melakukan pertemuandengan lobi Israel yang berpengaruh diCapitol Hill, yaitu The American IsraelPublic Affairs Committee-AIPAC (KomiteUrusan Publik Amerika-Israel). Sebagaimana dirilis The Guardian (NiallStanage, dalam tulisannya Obama breakshis silence on Gaza, 7/1/09), Obamaantara lain menyatakan, “Kita tahu bahwakita tidak bisa lunak, tidak bisa menyerah,dan sebagai presiden saya tidak akanpernah berkompromi jika itu berhubungan dengan masalah keamanan Israel.’’Dilanjutkan pernyataan Obama pada 23Juli 2008, saat mengunjungi Sderot, kotadi kawasan selatan Israel yang dalam tigapekan sering diserang roket Hamas,dalam pidato yang antara lain didengarkan langsung oleh Menteri Luar NegeriIsrael Tzipi Livni dan Menteri PertahananIsrael Ehud Barak: “Jika seseorang mengirimkan roket ke rumah saya ketika duaputri saya tidur di waktu malam, sayaakan mengerahkan semua kekuatan yangsaya miliki untuk menghentikannya.”Lima bulan kemudian atau tepatnya 27Desember 2008, beberapa hari setelahpejuang Hamas meluncurkan roket AlQassam dari Gaza ke wilayah Israel,pemerintah Israel mengerahkan pasukandan mesin perangnya menyerang JalurGaza. Hingga hari ke-10 serangan ituberlangsung, Obama juga diam. Barupada hari ke-11 (7/1/09), ketika Israelmenyerang dua sekolah PBB dan menewaskan 43 orang, Obama mulai bicarasecara terbatas dan berhati-hati: “Hilangnya nyawa warga sipil di Gaza dan Israelmerupakan sumber keprihatinan mendalam bagi saya.”Obama mengaku diam karena tak inginada matahari kembar di AS, sebab Bushmasih menjabat. “Setelah 20 Januari, sayaakan menyampaikan banyak hal tentangisu (peperangan di Gaza),” katanya. Pada10 Januari 2009, sepuluh hari sebelumdilantik menjadi Presiden AS ke-44,kepada ABC News, Barack Obama berjanjiakan membentuk tim khusus yang bertugas mengupayakan perdamaian diTimur Tengah segera setelah dia resmimenduduki Gedung Putih.“Apa yang sedang saya lakukan sekarang adalah membentuk tim sehinggasejak 20 Januari, dimulai dari hari pertama, kami memiliki orang-orang yang paling mampu menangani dengan segeraproses damai di Timur Tengah secaramenyeluruh,” tegas Obama. Dan, Obamapun membuktikannya, bahkan dengansegera mengirim utusan khusus tersebutke Timteng.Memang, Obama yang telah menjaditumpuan harapan banyak pihak, baik Israel maupun Palestina, sempat dikritikkarena diam dalam agresi Israel ke JalurGaza. Posisi Obama memang sulit. Di luarnegeri, dia dikritik keras karena diam soalGaza, sementara di dalam negeri (AS) jugadikritik sayap kanan dan lobi Yahudikarena bersikap lembut kepada Hamas diTimur Tengah, bahkan dianggap akanmembawa AS cenderung pro Arab.Majalah AS The American Thinker (20/1/09) merilis, Obama cenderung menyisihkan Israel, di antaranya tercermin daridukungannya semasa menjadi senatorkepada resolusi Senat yang melarangpenggunaan bom curah yang justrudipakai Israel dalam menghadapi Hizbullah di Lebanon.Bukan hanya The American Thinker,mingguan The New Republic, juga mengkhawatirkan tim kebijakan luar negeriObama akan menyudutkan Israel. Mediagai simbol perpisahan terhadap mantan Presiden ASn 2009, tidak lama setelah Obama diambil sumpahnyareka bawa bertuliskan: \KUNCI: Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menjadisalah satu tokoh penting yang berperan dalam proses damai antara Israel dengan Palestinafoto-foto: daylife.com
                                
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25