Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 32
32 BERITAINDONESIA, Maret 2009BERITA POLITIKilustrasi: dendyeningkatnya suhu politik menjelang pemilu legislatif (pileg)dan pemilihan presiden (pilpres) sebenarnya menjadi halyang lumrah. Namun, menjelang pelaksanaan Pemilu 2009 ini, sepertinya adasesuatu yang tidak normal dimana hinggasebulan menjelang pelaksanaan pileg, 9April 2009, banyak masyarakat yang belum mengerti tata cara pemilihan, bahkankapan pelaksanaannya. Tapi sebaliknya,petinggi partai dan para politisi seolahmengabaikan pileg, sibuk membicarakanpencalonan presiden.Padahal seperti diketahui, wacana pencalonan presiden tertentu hanya akantinggal wacana jika perolehan suara partaiatau koalisi partai pendukungnya tidakmemenuhi persentase seperti yang ditetapkan undang-undang. Artinya, pemilihan legislatif adalah langkah awal menujupemilihan presiden. Tapi nyatanya, perjuangan perolehan suara partai sepertinyahanya dipasrahkan kepada masing-masing calon legislatif secara sendiri-sendiri.Sejak tahun lalu, wacana pencalonanpresiden ini sebenarnya sudah mulaimarak tatkala beberapa partai mendeklarasikan nama capresnya. Seperti,Megawati Soekarnoputri, Wiranto, Sutiyoso, Sultan Hamengku Buwono X, danPrabowo Subianto. Di samping itu, masihbanyak lagi tokoh-tokoh yang diwacanakan tapi belum dideklarasikan oleh partaitertentu seperti Amien Rais, SutrisnoBachir, Din Syamsuddin, Akbar Tandjung,dan lainnya. Sementara incumbent Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK),dalam diamnya, juga turut jadi bahanwacana.Belakangan, wacana pencalonan presiden pun semakin riuh tatkala keduanyaakhirnya menyatakan bersedia dicalonkan menjadi orang nomor satu di negeriini. Pertama-tama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan siap menjabat untuk periode kedua. Walau sebelumnya Partai Golkar selalu mengatakan akan menentukan capres pascapemilihan legislatif, tapi sebelum pilegdiselenggarakan, ternyata JK juga ikutmenyatakan siap dicalonkan partai yangdipimpinnya itu menjadi RI 1, berhadapandengan Presiden Yudhoyono.Kesediaan JK itu sempat menjadi bahanpolemik di masyarakat. Ada pihak menduga bahwa pernyataan itu tak lebih darimanuver politik belaka. Bahkan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang merupakan anggota Dewan Penasihat PartaiGolkar sempat menyebut pernyataan JKitu hanya move saja.Pendapat demikian memang tidakterlalu berlebihan mengingat pernyataanJK tersebut dilatarbelakangi doronganbeberapa pimpinan DPD Partai Golkar.Dorongan yang terkesan muncul karenapengaruh pernyataan Wakil Ketua UmumPartai Demokrat Achmad Mubarok yangdianggap merendahkan Partai Golkar.Ucapan Achmad Mubarok yang memperkirakan perolehan suara pemilihlegislatif Golkar 2,5 persen saja membuatada friksi dalam Partai Golkar dan PartaiDemokrat. Pernyataan itu menyinggungkeluarga besar Golkar, termasuk JK.Walau SBY selaku Ketua Dewan PembinaPartai Demokrat telah mengoreksi danmeminta maaf secara terbuka atas pernyataan anggotanya, namun para pengurus Partai Golkar sepertinya belummampu menghilangkan kekesalannya.Dalam suasana begitu, beberapa pimpinan DPD Partai Golkar pun mendatangikediaman JK mengusulkan agar JK bersedia dicalonkan menjadi presiden padapilpres 8 Juli 2009 nanti. Permintaanitulah yang mendorong JK menyatakanbersedia dicalonkan menjadi presiden RI2009-2014.Mengingat masa jabatan duet SBY-JKmasih ada beberapa bulan lagi, friksi duapartai itu dikhawatirkan akan mengganggu kinerja keduanya di akhir masajabatannya. Maka, seakan menjawabkekhawatiran masyarakat tersebut danberhubung Wapres JK juga belum sempatbertemu dengan Presiden SBY sejakRiuh Rendah WaPemilihan legislatif belum terselenggara, wacanapencalonan presiden malah sudah lebih dulu ramai. Parapolitisi seakan mengabaikan pemilihan legislatif. Adaindikasi, ada pihak yang memanfaatkan pilpres ini sebagaiajang balas dendam, dan ada juga yang membuatnyasekadar dagelan.kepulangannya dari lawatan ke beberapanegara pertengahan Februari lalu, JK punmenemui SBY di kediaman pribadinya diPuri Indah Cikeas. Karena diadakanditengah adanya polemik tadi, pertemuanSBY-JK itu pun tetap menimbulkanmultitafsir. Salah satunya ialah pertemuan itu ditafsirkan dalam kapasitassebagai calon presiden yang diusungpartai masing-masing untuk mempertegas posisi ‘tidak bersama pun kita bisa’.Lagipula, sejak pernyataan kesediaannya, keseriusan JK mengikuti kompetisicalon presiden semakin terlihat. Walaupun tidak dinyatakan secara tegas, tapidia kelihatannya mulai melakukan pendekatan dengan beberapa partai. Misalnya, akhir Februari silam, dia bertandang ke Kantor Pusat Partai KeadilanSejahtera (PKS) dan melakukan pertemuan dengan Presiden PKS Tifatul RumSembiring serta Ketua Dewan Syuro PKS,yang juga Ketua MPR RI Hidayat NurWahid.Beberapa hari kemudian, persisnyapada Minggu (1/3), saat memberikanpengarahan pada Rapat Akbar PimpinanPartai Golkar Sulawesi Selatan di Makassar, JK dengan yakin mengatakanmampu mengemban amanah menjadicapres yang dimandatkan partainya.Bahkan, dia merasa bisa berbuat lebihM