Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 65
P. 33
BERITAINDONESIA, Maret 2009 33BERITA POLITIKini yang bisa memenangkan pilpres tanpaberkoalisi dengan partai lain.Dari pengamatan selama ini, kubu PDIPatau Blok M sudah sejak lama membuatpendekatan dengan beberapa tokoh untukpendamping Megawati sebagai wakilpresiden, pendamping yang diharapkanbisa menambah perolehan suara padapilpres nanti. Kubu Partai Demokrat atauBlok S juga diyakini secara intens sudahmelakukan pendekatan terhadap beberapa partai dan tokoh, termasuk terhadap Partai Golkar dan Jusuf Kallasendiri. Sedangkan kubu Partai Golkaratau Blok J sendiri seperti disebutkan diatas, telah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap beberapa partai sepertiPKS dan PPP.Mengenai kans dari ketiga kubu ini,sedikit banyak bisa terlihat dari pembicaraan tokoh-tokoh partai tersebutdalam diskusi bertema Fenomena Blok M,S, dan J dalam politik Indonesia di kantorDPP Partai Golkar, Selasa (3/3) lalu yangdiikuti oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring, Sekjen PDI Perjuangan PramonoAnung, Ketua DPP Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu, Ketua Fraksi PartaiDemokrat DPR Syarief Hasan, dan KetuaDPP PPP Emron Pangkapi.Sebelumnya, dalam kesempatan ituTifatul mengatakan, PKS belum maualir. Komitmen JK, kata Burhanuddintidak main-main.Namun, Tifatul mengatakan, komitmenJK tak cukup. Yang PKS butuhkan adalahkepastian dukungan dari mesin politik.“Harus ada kepastian dukungan secaraorganisasi. Kalau itu ada, berarti capresyang diusung benar-benar diperjuangkanoleh semua aktivis Partai Golkar,” katanya.Tifatul mengatakan, PKS tak ingin apayang terjadi pada Pemilu 2004 terulanglagi. Dimana saat itu, hasil konvensi PartaiGolkar memutuskan Wiranto – Solahuddin Wahid sebagai pasangan capres,namun kader Golkar justru beralih ke duetSBY – JK.Benar seperti pendapat Tifatul, PartaiGolkar memang diakui masih solid.Namun, dalam pencalonan JK sebagaicapres, kesungguhan seluruh aktivisGolkar harus dipastikan. Karena, menurutpengamatan Berita Indonesia, popularitas JK di mata masyarakat sedikit lebihrendah dibanding SBY maupun Megawati.Sementara peluang dari Blok M, dalamforum yang sama, Pramono Anung mengatakan kans Megawati semakin naikdengan pencalonan JK. Karena menurutnya, kelompok masyarakat yang puasdengan pemerintahan saat ini menjaditerpecah dua yakni kepada SBY dan JK.Karena itulah dia optimis, Megawati akanmemenangkan pilpres kali ini.Namun, dengan agak sombong, Burhanuddin mengatakan, Partai Golkar itulaksana madu. Ia didambakan oleh partaimana pun. “Bagi Golkar, sangat mudahuntuk mengajak PPP, PKS, dan partaipartai lainnya untuk bergabung. KalauPDIP, jelas sulit,” katanya.Sedangkan dari kubu Partai Demokrat,Syarief Hasan mengatakan, Demokratmasih optimis partai tersebut akan mendapat hasil signifikan. “Pak SBY masihmenjadi pemimpin yang diinginkanrakyat, seperti pada 2004 lalu,” katanya.Demikian ketiga blok saling menjagokan partai dan capresnya. Di luar tigablok tersebut di atas, menambah riuhnyawacana pencalonan presiden ini, belakangan muncul lagi Blok Perubahan dibawah bayang-bayang mantan MenkoPerekonomian era Presiden Gus Dur,Rizal Ramli yang juga gencar mengiklankan diri sebagai calon presiden.Gerakan blok yang terdiri dari partaipartai baru ini sepertinya menyiratkangerakan asal bukan SBY.Lagi-lagi menambah riuh, artis DedyMizwar juga ikut menyatakan diri siapjadi calon presiden pada Pemilu 2009 ini,entah serius atau hanya dagelan, artisyang populer dengan nama Naga Bonarini seakan mengikuti kejutan yang pernahdibuat oleh aktivis Rizal Mallarangengsebelumnya. MSWacana Capresbaik dari kinerja pemerintahan saat ini.“Pemerintahan SBY- JK sudah baik, tapisaya merasa bisa lebih baik lagi,” ujarnyadengan penuh keyakinan. Dia menegaskan, bahwa dia bisa bekerja lebih cepatdengan arah yang yang lebih jelas.Begitu maraknya wacana pencalonanpresiden khususnya pencalonan Megawati Soekarnoputri, Susilo BambangYudhoyono, dan Jusuf Kalla, sehinggamasyarakat pun mengelompokkan caloncalon presiden itu dengan istilah Bloksesuai dengan inisial mereka yakni Megawati yang diistilahkan dengan Blok M,Susilo Bambang diistilahkan dengan BlokS, dan Jusuf Kalla dengan istilah Blok J.Di antara belasan capres yang diwacanakan selama ini, ketiga calon di atasmemang silih berganti dijagokan beberapa survei. Sehingga gerak-gerik merekapun selalu diperhatikan kemudian diulasoleh para pengamat dan politisi. Seperti,dengan siapa partai pendukung caprestersebut merapat atau hendak berkoalisi.Sebab seperti keyakinan beberapa pengamat, tidak satu pun capres sekarangmemastikan dukungan ke Partai Golkaruntuk mengusung JK sebagai capres,dengan alasan, belum adanya kepastiandari Partai Golkar mengenai siapa yangsecara resmi diusung partai Golkar. “Kamimasih menganggap ada dua suara diGolkar. Ada yang menginginkan JKcapres ada yang tetap menjadi cawapresdengan SBY,” katanya. Tifatul mengakui,berkoalisi dengan Partai Golkar cukupmenggiurkan. Namun, pihaknya belumbisa memastikan dukungan terhadapBlok J selama kepastian tersebut belumada.Menanggapi itu, Burhanuddin mengatakan Blok J muncul karena persoalanyang tidak bisa dijembatani SBY – JK.Tantangan yang dihadapi masyarakat,kata Burhanuddin, semakin sulit. “Pemerintahan sekarang tidak sesuai denganharapan masyarakat. Kita butuh pemimpin yang cepat bertindak dan kepemimpinan yang kuat,” katanya.Menurut Burhanuddin, komitmen JKmenjadi capres tidak bisa ditarik kembali.Apalagi, dukungan dari DPD terus meng-