Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 30


                                    30 BERITAINDONESIA, September 2009BERITA WAWANCARAmembuat mereka sudah mengenal secara pribadi bahwa orangini betul-betul masih memperhatikan TNI.Jadi Anda tidak pernah dicurigai TNI?Saya kira ndak. Mudah-mudahan ndak.Jadi hubungan antara kepemimpinan Dephandengan TNI, pengalaman Anda, ada kerikilnya nggak?Saya rasa ndak ada.Kenapa nggak ada?Hanya, saya merasa mungkin kadang-kadang. Perjuangansaya untuk mendapatkan anggaran yang lebih banyak itu, lebihbaik diharapkan oleh teman-teman TNI. Tapi sebaliknya sayamengatakan, bahwa kita hidup dalam iklim dimana kecurigaan,kalau TNI itu terlalu banyak mendapat anggaran itu, akanmenimbulkan gambaran tentang masa lampau lagi. Serbadominan, serba boros, serba bocor, dan citra itu kita usahakansupaya dikurangi. Tapi hanya bisa dilakukan kalau defacto dilapangan dilakukan oleh para perwira yang lebih mengarah padaprofesionalisme.Bisa Anda kemukakan satu atau dua contoh, bagaimana baiknya hubungan antara pimpinan di Dephandengan di TNI dalam kerangka tugas untuk pertahanandan keamanan?Ya. Yang paling baik adalah, dari awal dengan Pak JenderalEndriartono Sutarto, panglima yang pertama, Marsekal DjokoSuyanto, sampai yang sekarang, Jenderal Djoko Santoso, adakeserasian antara Dephan dengan Mabes TNI. Sebelumnya,hubungan antara Dephan dengan Mabes TNI kurang baik.Keserasian itu dalam bentuk apa kira-kira. Ada suatuhal yang bisa digambarkan atau diberikan contoh?Dimulai dari sikap panglima Endriartono Sutarto 2004 sampai2006 awal. Karena beliau sendiri punya paham yang samadengan presiden dan saya sendiri bahwa peran TNI itu harusberangsur-angsur di bawah suatu sistem pertanggungjawabansipil terhadap pemerintah yang terpilih oleh rakyat termasukoleh presiden. Apalagi presidennya terpilih langsung, apalagipresidennya mantan tentara. Jadi ini suatu keberuntungan buatsaya juga. Bukan kepintaran saya, keberuntungan saya.Tapi ‘kan, seperti Anda akui juga sebelumnya itu,hubungan antara Dephan dengan panglima ataujajaran TNI nggak selalu mulus, gitu ya? Padahalsekarang, sejak 2004 itu malah lebih baik. Selain halitu tadi, mungkin masih ada hal lain yang bisamenggambarkan dimana keserasian hubungan itu.Contohnya kira-kira seperti apa gitu?Mungkin sebagian besar karena saya tidak lagi mewakiliparpol. Nah, tentara itu perasaan saya, tidak ingin lembagaDephan-Mabes itu dipimpin oleh seorang parpol. Karena inimenceritakan masalah-masalah yang terjadi waktu 2001/2004.Kalau departemen dan Mabes itu dipimpin secara politik olehpimpinan parpol, maka interest parpol itu termasuk masalahkeuangan akan dipakai untuk hal-hal yang tidak semestinyamenurut peran baru dari TNI sebagai kekuatan netral.Tapi, ini menyangkut pribadi Anda yang sangatprofesional. Selain dipercaya lima presiden, jugaberkaitan sampai panglima, kepala-kepala stafnya jugabisa sangat meyakini profesionalitas dan netralitasAnda. Menurut Anda, profesional itu seperti apa?Profesional sebagai Menteri Pertahanan itu seperti apakira-kira?Yang paling penting adalah kepercayaan presiden. Itu saja.Kalau presidennya percaya bahwa Menteri Pertahanan itu betulbetul mengikuti garis tentang netralitas, tentang anggaran,tentang mengurangi penggelembungan, tentang TNI yang lebihberwawasan regional dan global. Itu saya kira tugas inti yangdipesankan waktu Oktober 2004. Kebetulan saya dipilih untukmelakukan pekerjaan itu. Itu saja.Tetap saja tidak mau memuji diri sendiri ya?YaKita sebagai warga bangsa, hari-hari terakhir ini,sangat prihatin melihat kelengkapan alat-alat persenjataan kita. Sampai-sampai sudah dilecehkan olehbangsa lain. Yang terakhir di Ambalat misalnya. Apafoto-foto: daylife.comMenhan Juwono bersama Menhan Malaysia Abdul Azis Zainal (10/6/09)Sejak Menhan dijabat Juwono, keborosan diperkirakan turun 50-60 persen
                                
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34