Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 74
P. 41


                                    BERITAINDONESIA, Februari 2010 41LENTERAmerupakan sesuatu yang pasti terjadi.Dunia makin panas, ada efek rumahkaca, ozon yang melindungi bumi dariterpaan sinar matahari bolong-bolong.Es di kutub utara dan kutub selatanmencair. Permukaan air laut meninggi.Kalau dibiarkan terus-menerus, dalamwaktu beberapa puluh tahun akanbanyak pulau-pulau yang tenggelam.Dalam hal ini, Indonesia yang akanpaling parah terkena.Negeri kita, menurut Adi Sasono,diberi Allah tanah yang subur. Namundi sini juga ada sejumlah besar sumberbencana. Kearifan lokal tidak bisamenghindarkan sejumlah jenis bencanaitu, tapi bisa mengurangi risikonya.Karena itu, bangsa ini harus berpindahdari paradigma lama, yakni menunggubencana baru bertindak. Paradigmabaru yang disebut mitigasi bencanaIndonesia sendiri memiliki sekitar 350kabupaten yang rawan bencana. Itusudah ditetapkan. Tugas kita, menurutAdi Sasono adalah mengembangkankearifan lokal. Jangan sampai bencanayang secara teoritis tidak bisa dielakkanitu diperburuk lagi oleh perbuatan yangkurang membebaskan bencanatambahan. Misalnya, berupapenebangan pohon yang kemudianmenyebabkan banjir atau kebakaran.Tsunami di Aceh dan Nias korbannya200 ribu lebih, lebih dari separohadalah rakyat Aceh. Dan pada waktu itu,ada satu pulau, namanya PulauSimeulue. Korban di pulau itu hanyasedikit, karena di sana ada tradisi, adakearifan lokal. Kalau waktu surut janganlari ke laut untuk cari ikan, tapi lari kegunung. Sementara yang di Banda Aceh,tidak lagi memiliki kearifan itu. Merekarata-rata 10 cm per tahun. Yakni kirakira sebanyak tumbuhnya kuku kita.Kalau lempengan ini bertubrukan,hasilnya lebih banyak akan jatuh kebawah. Sehingga menimbulkanpenyurutan air laut, yang kemudiantimbul lagi yang disebut gelombangtsunami. Jadi, tsunami itu dimulaidengan turunnya air laut, senyap,kemudian muncul gelombang, yangtahun 2004 di Aceh setinggi 30 meter.Muncul dengan kecepatan 350 km perjam. Sehingga kalau kita lari denganmobil apapun, tidak bisa.Tsunami Aceh tanggal 26 Desember2004, kita kenal sebagai peristiwa yangsangat menyedihkan. Yang dalam waktu5 jam melanda 12 negara di Asia. UntukMalaysia dan Singapura, ketika ituuntung ada Indonesia, ada pulauSumatera. Kalau tidak dijaga oleh PulauSumatera, pusat tsunami yang berada160 km tenggara Aceh. Tsunami ini akanmelanda pantai barat, Malaysia danSingapura.Apakah manusia bisa mendeteksi?Ternyata sulit. “Alat yang dari Jepanghanya bisa mengetahui, mengirimkankabar dan cukup tiga menit. Sehinggakalau sudah terjadi tsunami, kita tidakmungkin selamat, karena kecepatannyayang begitu tinggi,” jelas Adi Sasono.Pada 1883 ketika gunung Krakataumeletus, yang meninggal 35 ribu orang.Dunia waktu itu gelap-gulita selama duahari karena debu dari Krakatau meliputiseluruh dunia termasuk di Eropa.Menurut teori para geolog, ungkap Adi,setiap ratusan tahun ada bencana yangakan mengulang. “Ini adalah ramalamilmiah, jadi belum tentu terbukti,”katanya. Dari teori itu, nanti akanterjadi sesuatu yang besar yangpusatnya di Sumatera Barat. Perkarainilah, menurut Adi Sasono, yang harusdiwaspadai. Jadi, ada hal yang tidak bisakita elakkan, tapi ada hal yang bisadielakkan.Menurut Adi Sasono, tugas kitasekarang, jangan menunggu, tetapimelakukan persiapan pembangunanpenanggulangan bencana. Persiapan inimenurutnya ada tiga tahap yakni:Pertama, menyiapkan jalur untukmelarikan diri kalau ada bencana;Kedua, menyiapkan rintangan, karenaada kemungkinan teregulasi, di daerahyang tadi disebut 94 persen yang rawanbencana; Ketiga, menyiapkan yangnamanya tahap rehabilitasi danrekonstruksi.Ketiga langkah itu, menurutnya, tidakmungkin dilakukan hanya olehpemerintah. Sumber daya pemerintahterlalu terbatas. Sementara kekuatanIndonesia justru ada di rakyat ataumasyarakat.harus dibangun. Harus dilihat manadaerah yang rawan bencana yang bisadiketahui secara ilmiah, dan melakukanpersiapan untuk mengurangi risikokalau terjadi bencana.Sistem yang selama ini, menurutnya,juga harus berpindah dari yangsentralistik menjadi desentralistis.Disiapkan di tingkat lokal, tidak perlusemuanya ditangani di tingkat pusat.Sama dengan model yang ada di AlZaytun, dari 1.200 hektare yang dimiliki,sudah memberikan perubahan yangdrastis sekali, dalam waktu hanyasekitar 10 tahun.Adi mengatakan, sepanjang PulauSumatera, Jawa, Bali, NTT danSulawesi, banyak gunung berapi, yangkalau ada pergeseran, akanmemunculkan keluarnya magma.lari ke pantai atau diam saja. Akibatnyatersapu oleh ombak besar tsunami yangkecepatannya 350 km per jam.Adi Sasono menyatakan, bangsa inidisebut berada pada lintasan ring of fireatau cincin api. Di bawah permukaankita ada lempengan yang berbenturan.Lempengan Eurasia dan lempenganIndopasifik. Bumi kita ini, luarnya adakerak. Ibarat kulit jeruk, di dalamnyaada zat yang lebih cair atau yang disebutdengan magma yang panas sekali, yaknimencapai 7500 derajat celcius.Dijelaskan, tahun 1912, penelitiJerman bernama Alfred Wegenermenemukan, sebenarnya kerak itubukan benda statis yang diam. Tapi,adalah lempengan yang bergeser.Lempengan itu, tebalnya bisa mencapai80 km. Mereka ini bergerak, berjalanAdi Sasono mengakui bahwa Syaykh Al-Zaytun orang yang istimewa
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45