Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 77
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, Juni 2010 49BERITA PUBLIKAPBN murni Kementerian Perhubungandan anggaran PT. AP II. Dimana pekerjaan konstruksi dibagi dalam empattahap, investasinya disesuaikan dengankebutuhan masyarakat. Pembangunantahap I fase 1 diperhitungkan akan mampu melayani kebutuhan 8 juta penumpangdan 65.000 ton kargo per tahun. Bandarabisa didarati oleh pesawat berbadan besarsejenis B747-400 dan jarak terjauh untukpenerbangan haji.Menurut Tulus Pranowo, Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II, pada bidang infrastruktur dan akses menujubandara Kuala Namu, nantinya, tahap awalbisa dijangkau lewat non-tol, namunpembangunan masih terkendala pembebasan tanah khususnya tanah ex HGU (HakGuna Usaha). Saat ini, kata Tulus, olehpemda setempat masih diinventarisasipihak-pihak mana saja yang berhak menerima ganti rugi—kepada para penggarapatau perusahaan perkebunan (PTP). Akseslain, adalah jalan tol yang langsug menembus ke Bandara Selain itu, mengoptimalkanangkutan kereta api dari Stasiun Aras Kabusepanjang 4,8 km menuju area Bandara.Rencananya Bandara Kuala Namu, Medan, menjadi Bandara terbesar kedua diIndonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta,Cengkareng, di bawah pengelolaan PT APII. Pembangunan fisik terus dipacu dandisinkronkan, karena melibatkan banyakinstansi di bawah koordinasi Dirjen Perhubungan Udara. Dengan demikian kiprahPT Angkasa Pura II disesuaikan dengan program perhubungan udara. Juga yang takkalah penting, kata Tulus, unsur-unsurpenunjangnya.Tulus mencatat progress pembangunanfisik—gudang kargo sudah selesai. Sedangkan gedung sekurity dan jalan akses diBandara diperhitungkan selesai dalam 3bulan. Dia menyebutnya tiga katagori sebuah Bandara bisa dikatakan siap operasional, yaitu runway (landasan pacu),apron (tempat parkir) dan terminal. “Dalamkaitan ini, perhubungan udara menyelesaikan runway dan apron. Sedang AP IImerampungkan terminal dan area parkir.Menurut rencana, semua bangunan fisiksudah selesai tahun 2011,” kata Tuluskepada Berita Indonesia disela kunjunganke Bandara Kuala Namu-Medan.“Kerangka bentuk bangunan, sepertiornamen di area gedung berbentuk mirippohon sawit, itu adalah brand mark bandara, indah dipandang dan pengguna jasaMisalnya, X-Ray yang terbaru denganteknologi yang mampu melihat dariberbagai arah dan sudut obyek. Sebelumnya X-Ray yang ada hanya melihatdalam satu sudut obyek. Perhatian lainadalah penyesuaian masalah kamerakeamanan (security CCTV), targetnyadisinkronkan dengan perhubungan udara.Pengembangan BandaraDi samping Bandara Kuala Namu, kataTulus lebih jauh, AP II juga merencanakanpembangunan dan pengembangan bandara-bandara antara lain, Bandara SultanSyarif Kasim II, Pekanbaru-Riau. Gedungterminal penumpang baru saat ini dalamtahap penyelesaian. Apron diperluas, runway diperpanjang dan diperlebar, sesuaistandar lebar 45 M. Ini sedang tahappembebasan tanah.Bandara Raja Haji Fisabilillah, TanjungPinang sedang dibangun terminal baru,selain apron yang lebih bagus, karena diBandara itu terlibat tiga instansi - pemerintah daerah, AP II dan KementerianPerhubungan. Tulus mengungkapkan, diseputar lokasi Bandara ada sebuah gunung yang harus dipangkas dan disesuaikan dengan tingkat kepentingan penerbangan. Pengembangan bandara mencapaitahap 50 persen selesai.Pembangunan terminal baru BandaraSultan Thaha, Jambi dalam tahap tender,sementara untuk Bandara Depati Amir,Pangkal Pinang yang akan dipindahkan keseberang dari lokasi yang lama. Semuaaktivitas nantinya pindah, jalan maupunareal parkir semuanya ke lokasi yang baru.Bandara-Bandara di bawah pengelolaanAP II, tutur dia, secara bertahap semuanyaakan baru, baik runway, apron yangdiperluas, diperpanjang maupun diperlebar. Diketahui secara keseluruhan semua bandara di bawah AP II sudah melampaui kapasitas yang ada. “Dan sebagaiantisipasi ke depan, akan adanya berbagaijenis pesawat berbadan lebar, seperti Airbus dan Boeing 737-400, yang membutuhkan runway lebih panjang dan lebar.Kondisi di lapangan perlu disesuaikandengan perkembangan.”jelasnya.Banyak investasi yang dilakukan Angkasa Pura II untuk merespon lalu lintasudara (air traffic) dalam turut mendukung percepatan lalu lintas perekonomidaerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pemerintah, khususnya KementerianPerhubungan dalam meningkatkan pembangunanan dan peremajaan bandaramemerlukan dukungan semua pihak. Sebabbandara sebagai salah satu penggerakekonomi daerah dan nasional. Bagi AP IIsiap mendukung kebijakan itu, dan perludiketahui, perusahaan bukan hanya berorientasi meraih laba, juga sebagai sektorpelayanan publik harus mampu memberipelayanan yang prima,” jelas Tulus. „ RIKUNJUNGAN: Tulus Pranowo (tengah), Direktur Operasional dan Teknik PT.AP II saat melakukankunjungan bersama tim ke Bandara Kuala Namu, Medan (18/06).foto: dok. samsuriKonstruksi menyerupai pohon sawityang melihatnya punya kesan yang mendalam. Semua ini merupakan ciri khasBandara Kuala Namu,” ungkap Tulus menggambarkan.AP II terus mengikuti pentahapan pembangunan tersebut, terutama dari sisi pendanaan. Awalnya AP II, jelas dia, untukkebutuhan anggaran direncanakan melaluidana pinjaman. Namun perkembangan dilapangan, akhirnya belum dibutuhkanpinjaman itu. Dananya dialokasikan melaluianggaran perusahaan, dan sampai hari inidibayar dengan cash flow (dana tunai)perusahaan.Pekerjaaan utama pembangunan bandara memberi prioritas kepada kontraktorlokal, Sedang segi kebutuhan operasional,kata Tulus, bandara memilih penggunaanteknologi terkini dan baru, baik dari maintenance (pemeliharaan) maupun sparepart (suku cadang) yang mudah didapat.
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53