Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 14


                                    14 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010BERITA UTAMAfoto: vivanews.commencapai USD 122,42 miliar (Rp.1.273,18triliun dengan kurs Rp.10.400/USD.1),bertambah sebesar USD 17.46 miliar (Rp.174, 6 triliun dengan kurs Rp.10.000/USD.1) pada akhir 2004 menjadi USD139.88 miliar (Rp.1.299,50 triliun dengankurs Rp.9.290/USD.1).Kenaikan jumlah nominal utang pemerintah semakin tinggi terjadi dalampemerintahan saat ini (2005-Mei 2010),menjadi USD 175.31 miliar (Rp. 1.609,31triliun dengan kurs Rp.9.180/USD.1).Atau meningkat USD 35.43 miliar (Rp.325.956 triliun dengan kurs Rp.9.200/USD.1). Bandingkan dengan utang luarnegeri pemerintah Orde Baru (32 tahun)sebesar USD 53.865 (1997) dan akibatditerpa krisis naik sebesar USD 13.463menjadi USD 67.328 (1998) yang berakibat secara politik dengan lengsernyaPresiden Soeharto.Pemerintah (Kementerian Keuangan)menjelaskan bahwa kenaikan jumlahnominal utang pemerintah yang sedemikian tinggi sejak 2005 yakni sebesarUSD 35.43 miliar (Rp. 325.956 triliundengan kurs Rp.9.200/USD.1), itu berasaldari: Pertama, akumulasi utang di masalalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Kedua,dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998yang berakibat: a) Depresiasi Rupiahterhadap mata uang asing, b) BLBI danRekapitalisasi Perbankan, c) Sebagiansetoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.Ketiga, pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk: a)Menjaga stimulus fiskal melalui misalnyapembangunan infrastruktur, pertaniandan energi,dan proyek padat karya; b)Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS,Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi; c)Mendukung pemulihan dunia usahatermasuk misalnya insentif pajak; d)Mempertahankan anggaran pendidikan20%; e) Peningkatan anggaran AlatUtama Sistem Persenjataan (Alutsista);dan f) Melanjutkan reformasi birokrasi.Penjelasan ini menegaskan bahwapemerintah memang mengandalkanutang, selain untuk membayar cicilanutang masa lalu dan bunganya yang jatuhtempo, juga menjaga stimulus fiskal,membiayai PNPM, BOS, Jamkesmas,Raskin, PKH dan subsidi, juga membiayaiinsentif pajak dan reformasi birokrasi(remunerasi). Salah satu contoh, reformasi birokrasi yang dibiayai dengan utangluar negeri adalah pemberian remunerasi(dana tunjangan khusus) pagawai Kementerian Keuangan.Selain itu, pemerintah terus melanjutkan ketagihan berutang ke luar negeri,pada era pemerintahan saat ini, kendatidengan bunga yang lebih tinggi (komersial). Sebab akses terhadap pinjamanluar negeri dengan persyaratan sangatlunak dari lembaga keuangan multilateralbagi Indonesia sudah dibatasi. Pembatasan ini disebabkan status Indonesiayang tidak lagi digolongkan sebagai lowincome country, di samping adanya batasmaksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).Bahkan berita terbaru, Moody’s Investors Service pada (21/6/2010) menaikkanperingkat utang Indonesia berdominasirupiah dan mata uang asing dari stabilmenjadi positif dengan level Ba2. Sebagaimana dikutip Reuters Senin (21/6/2010),Moody’s Investors Service menyebutdengan demikian Indonesia memilikikapasitas yang kuat untuk mewujudkanpertumbuhan berkelanjutan, stabilitasdan efektifitas keuangan dan kebijakanmoneter.Moody’s juga meningkatkan ratingdepostito jangka panjang berdominasimata uang asing di 10 bank di Indonesiake Ba3, dari stabil menjadi positif atausatu level di bawah investment grade(level layak investasi). Tahun 2009,Moody’s menaikkan rating utang luarnegeri Indonesia menjadi Ba2 atau dualevel di bawah investment grade.Menanggapi hal ini, Menteri KeuanganAgus Martowardojo mengatakan naiknyaperingkat Indonesia dari stabil menjadipositif dari Moody’s sebagai sinyal positifbagi Indonesia untuk segera masuk kejajaran investment grade. Dengan demikian, kata Agus, pemerintah akan semakinberhati-hati dalam menetapkan kebijakanfiskal dan moneter untuk menjaga performance pemerintah. Meskipun dia tidakmau memasang target waktu Indonesiamasuk ke jajaran investment grade.“Kalau itu saya tidak bisa bilang (masukke investment grade), kita mesti kerjayang baik saja,” tandasnya.Sebelumnya, Maret 2010, Standard &Poor’s juga meningkatkan rating utangIndonesia berdominasi mata uang asingdua tingkat di bawah investment grade.Bahkan Januari 2010, Fitch Ratings telahmeningkatkan rating Indonesia menjadisatu tingkat di bawah level layak investasi(investment grade).Pemerintah boleh bangga dengan keRENUMERISASI: Salah satu contoh reformasi birokrastunjangan khusus bagi Kementerian Keuangan.
                                
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18