Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 17
BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010 17BERITA UTAMAUtang Era Soekarno Sampai SBYndonesia yang subur dan kaya sumber daya alam, sejak sebelum merdeka (Hindia Belanda), dan sesudahmerdeka, mulai era Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH. AbdurrahmanWahid, Megawati Soekarnoputri hinggaera Susilo Bambang Yudhoyono, tak bisamelepaskan diri dari jeratan utang luarnegeri, baik utang pemerintah maupunutang swasta.Era Soekarno (1945–1966)Presiden Soekarnoyang berkuasa sejakProklamasi 17 Agustus1945, pada akhir kekuasaannya meninggalkan utang luar negeri sebesar USD 6,3miliar, terdiri dari USD4 miliar warisan utangHindia Belanda (sejak1968 disepakati rentang 35 tahun danjatuh tempo 2003) ditambah utang pemerintah USD 2,3 miliar (rentang 30 tahunsejak 1970 dan jatuh tempo 1999).Presiden Soekarno, sebenarnya seorangpemimpin yang berani punya sikap tentang utang. “Go To Hell with Your Aid,”pernyataan tegasnya menyikapi campurtangan IMF pada peristiwa konfrontasiIndonesia dengan Malaysia, 1956. Pernyataan ini menegaskan bahwa dia seorangpemimpin yang visioner dan beranimengambil sikap untuk menolak utangdan investasi asing apabila hal itu diikutikepentingan dan intervensi asing.Dia pemimpin visioner yang memilihlebih baik menyerukan dan mengajakrakyat untuk Berdikari (berdiri di ataskaki sendiri) sekaligus mengedepankanpembangunan karakter bangsa (character and nation building).Era Soeharto (1966–1998)Presiden Soehartoyang berkuasa selama32 tahun (1966- Mei1998) meninggalkanutang luar negeri sebesar USD 136,088(1997). Terdiri dariUtang LN Pemerintah USD 53.865 danUtang LN SwastaUSD 82.223 (SumberBank Indonesia). Jika dirupiahkan dengan kurs Rp.10.000, Utang LN Pemerintah Rp.538,65 trilyun, dan Utang LNSwasta Rp.822,23 trilyun. Total utang LNRp.1.360,88 trilyun.Dibanding tahun 1996, terjadi lonjakanUtang LN Swasta sebesar USD 27.355 dariUSD 54.868 menjadi USD 82.223 tahun1997. Sementara pinjaman LN Pemerintah turun USD 1.438 dari USD 55.303(1996) menjadi USD 53.865 (1997). Padapertengahan tahun 1997 Indonesia telahmulai diguncang krisis moneter yangberbuntut pada krisis politik yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan presiden Soeharto, Mei 1998.Tahun 1998, pinjaman LN Pemerintahnaik sebesar USD 13.463 dari USD 53.865(1997) menjadi USD 67.328 (1998).Sedangkan pinjaman LN Swasta naik USD1.335 dari USD 82.223 (1997) menjadiUSD 83.558 (1998).Era Habibie (1998–1999)Di tengah krisis moneter dan politik, PresidenSoeharto menyerahkanjabatan Presiden kepadaWakil Presiden BJ Habibie, 22 Mei 1998. Presiden BJ Habibie yangberkuasa selama 518 hari sampai Oktober 1999,meninggalkan utang LN(1999) sebesar USD 148.097 terdiri dariutang LN pemerintah USD 75.862 danutang LN Swasta USD 72.235. Utang LNPemerintah tersebut naik sebesar USD21.997 dibanding tahun 1997 (USD53.865).Era Gus Dur (1999–2001)Presiden BJ Habibie digantikan Presiden AbdurrahmanWahid, yang akrabdipanggil Gus Dur,sejak 21 Oktober 1999.Namun, Presiden RIke-4 ini hanya berkuasa sampai 23 Juli2001. Dia dilengserkan setelah menolakmemberikan pertanggungjawaban padaSidang Istimewa MPR. Ia digantikanWakil Presiden Megawati Soekarnoputri.Pada masa sulit pemerintahannya,utang luar negeri pada tahun 2000 turunmenjadi USD 141.693 (pemerintah USD74.916 dan sawsta USD 66.777). Tahun2001 turun lagi menjadi USD 139.143(pemerintah USD 72.197 dan swasta USD66.946). (Sumber Bank Indonesia, 2001).Era Megawati (2001–2004)Presiden Megawati Soekarnoputri yangberkuasa sejak 23 Juli 2001 sampai 21Oktober 2004, praktis tidak terjadikenaikan utangluar negeri. Padatahun 2004, daridata StatistikUtang Luar Negeri Indonesia,Volume I Februari 2010, Publikasi Bersama Kementerian Keuangan dan BankIndonesia, dia meninggalkan utang sebesar USD 141.273 (pemerintah USD83.296 dan sawsta USD 57.977). Sedikitturun dari posisi total utang LN tahun2000 yakni sebesar USD 141.693 (pemerintah USD 74.916 dan sawsta USD66.777). (Sumber BI, 2001).Penurunan atau tidak meningkatnyautang luar negeri tersebut adalah akibatkebijakan privatisasi beberapa BUMNdan saham-saham perusahaan yangdiambil alih pemerintah sebagai kompensasi pengembalian kredit BLBI dengannilai penjualan sekitar 20% dari total nilaiBLBI. Selama kurang lebih tiga tahunpemerintahan Megawati, dilakukan privatisasi BUMN sebesar Rp18,5 triliunmasuk ke kas negara, yakni Rp3,5 triliun(2001), Rp7,7 triliun (2002), dan Rp7,3triliun (2003).Era SBY I (2004–2009)Presiden SusiloBambang Yudhoyono, yang akrabdipanggil SBY,Presiden RI pertama pilihan langsung rakyat melalui Pemilu 2004,menggantikanPresiden Megawati pada 21 Oktober 2004 sampai 2009. Kemudian pada Pilpres 2009,berpasangan dengan Boediono, kembaliterpilih untuk menjabat Presiden RIperiode kedua 2009-2014.Selama periode pertama kekuasaannya(2004-2009) berdasarkan data StatistikUtang Luar Negeri Indonesia, Volume IFebruari 2010, Publikasi Bersama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia,posisi utang LN sampai Oktober 2009meningkat menjadi USD 170.785 (pemerintah USD 98,859 juta dan swastaUSD 71.926). Diperkirakan peningkatanutang masih akan tinggi pada periodekedua (SBY-Boediono) 2009-2014, sebabkebijakannya masih gemar menggaliutang. BI/pdtiIfoto-foto: ist