Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 49
foto: bppt.go.id BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010 49BERITA IPTEKTeknologi MeminimalisMeledaknya Tabung GasMengurangi sumber titik kebocoran, solusi atasi ledakan tabung gasangkaian peristiwa ledakantabung gas 3 kilogram yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Selain faktor humanerror (kesalahan manusia) ledakan jugadisebabkan oleh kualitas dari selang danregulator yang belum terjamin. Diperkirakan, persambungan antara tabung gasdan kompor menjadi penyebab utamaledakan. Kebocoran gas yang terakumulasi dalam jumlah banyak dan dalamruangan tertutup yang kemudian tersulutapi merupakan penyebab ledakan. Jadi,bukan dari tabung.Menurut data Pusat Studi KebijakanPublik (Puskepi), dalam dua tahun terakhir sejak 2008 hingga Juli 2010 telahterjadi 189 ledakan elpiji. Di antaranya,61 kasus terjadi pada 2008, 50 kasus pada2009 dan 79 kasus pada 2010. Sehinggadikhawatirkan dapat menjadi bom waktu.Padahal, harapan untuk konversi minyaktanah ke tabung gas khususnya 3 kilogramini adalah untuk mengurangi beban rakyatmiskin yang rata-rata berpenghasilanrendah. Dengan asumsi perbandingan 1liter minyak tanah sama dengan 0,57 kggas elpiji. Namun dengan kejadian ini,bukan untung yang diperoleh, tapi kerugian. Selain kehilangan nyawa dankerugian materil, juga menjadi tekananmental bagi masyarakat akibat senantiasawas-was akan terjadinya ledakan.Sebagai sebuah lembaga pemerintahyang memiliki kompetensi dalam kajianteknologi, Pusat Teknologi Konversi danKonservasi Energi (PTKKE) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)belakangan mencoba mengkaji penyebabutama terjadinya ledakan. MenurutDirektur BPPT Arya Rezavidi, ada tigafaktor pemicu meledaknya tabung gas,yakni kebocoran antara katup (valve)dengan regulator, antara regulator denganselang dan antara selang dengan kompor.BPPT pun menawarkan desain baruuntuk mengatasi timbulnya ledakantabung gas yang diakibatkan sumbermasalah yang ditemukan tersebut. Biladibandingan dengan model tabung gasyang sedang beredar, bentuk tabung gas3kg dan kompor buatan BPPT ini diyakinijauh lebih aman.Pembuatannyapun diinspirasi dari bagaimana mengurangi faktor kesalahanmanusia. “Ide dasar dari desain kami adalah bagaimana mengurangi faktor humanerror yang rentan terjadi. Kami membuatdesain tabung gas langsung terintegrasidengan kompor. Kosumen hanya perlumemasukan regulator yang tersambungdengan burner (pembakar) ke dalam tabung dengan cara memutar, persis sepertimemutar baut,” kata Arya Rezavidi.Selain itu, pemilihan material yangdigunakan juga menjadi pertimbanganutama, karena dapat mempengaruhikualitas dan efesiensi panas hasil pembakaran gas di atas 53 persen. Untuk kepalapembakar (burner) pada kompor dibuatdari bahan kuningan supaya tahan lamadalam kondisi panas. Kualitasnya jauhlebih tahan dibandingan dengan kepalapembakar dari besi, untuk jangka waktulima tahun. Kompor juga dilengkapidengan alat pengatur besar-kecilnya apiyang bisa diputar. Sedangkan yang daribesi, lebih mudah karatan, sekaligus jugabisa mengurangi efisiensi panas yangdihasilkan. Kualitas api biru yang dihasilkan menunjukkan kualitas pembakaranyang hampir sempurna menunjukkankeseimbangan antara gas dan oksigen.Beda dengan kepala pembakar yangrusak, api akan berwarna merah. Selainitu, ketebalan pelat tabung juga berpengaruh terhadap daya tahan tabung.Untuk desain baru ini, tabung gas dirancang untuk menahan tekanan 110 bar.Desain tabung gas ini menurut Arya,sebenarnya telah ditawarkan jauh-jauhhari sejak diterapkannya program konversi gas. Tapi ada keraguan berbagai kalangan pada saat itu. Karena posisi komporyang dinilai terlalu dekat dengan tabunggas dikhawatirkan bisa menyulut api yangbisa menimbulkan ledakan. Namun,karena tabung gas sudah didesain untuktekanan 110 bar dalam desain baru ini,maka dengan rancangan hitungan kekuatan tersebut (110 bar), diperhitungkanakan bisa mencegah terjadinya ledakan.“Kami jamin ini aman karena tabung gasini tahan sampai 50 bar, artinya katup gasakan terlepas jika tekanan lebih dari itu,”kata Arya Rezavidi.Beda dengan desain yang sedang ada dipasaran yang memiliki tiga persambunganyang semuanya memiliki resiko kebocoran.Dalam desain baru ini menjadi lebihterintegrasi. Titik persambungan yang adadibuat seminimal mungkin. Bagian pembakaran atau kepala kompor langsungdisambungkan ke tabung gas melalui regulator. Dengan menghilangkan fungsi regulator dan slang, kebocoran diperkirakanakan berkurang hingga 30 persen.Cara penggunaanya pun praktis tinggalmenyiapkan tabung gas, kemudian pasang alat pembakar tepat di atas tabungtersebut, lalu masukkan badan komporyang terbuat dari lempengan besi sebagaipenyangga alat masak. Sedangkan pemasangan alat pembakar ke katup tabung gasdilakukan dengan cara diputar. Dengandemikian, pengguna hanya mengontrolsatu titik saja. Tabung gas ini dirancangmampu menahan beban lebih dari 25 kilogram.Saat ini BPPT sedang melakukan penyempurnaan desain. Agar dalam distribusinya ke masyarakat mudah dilakukandan bisa ditumpuk-tumpuk di pangkalanpangkalan tabung yang ditunjuk. Untukmeningkatkan kenyamanan para pengguna, tabung juga dilengkapi dengan alatdeteksi kebocoran. Dan yang tak kalahpenting, untuk meningkatkan keamananpenggunanya melalui pencegah diniterjadinya kembali ledakan, sosialisasiyang baik harus ditingkatkan.Untuk desain baru tersebut, BPPT menawarkan desain paket kompor dan tabunggas elpiji 3 kg seharga Rp 180.000. Hargaini lebih murah 10-20% dari harga paketlama. Kini, penggunaan kompor masakdesain baru BPPT ini tinggal menunggukebijakan dari pemerintah. HB, MJKRDESAIN BARU: Kompor gas buatan BPPTlebih terintegrasi untuk meminimalisir titikkebocoran pemicu ledakan.