Page 48 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 48
48 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010Adapun pemilihan kota Palangkarayasebagai pengganti Jakarta sebagai IbukotaIndonesia , menurut Pengamat politik dariUniversitas Muhammadiyah YogyakartaAcmad Nurmandi adalah karena dari sisigeopolitik, geologi, dan geografis cukupstrategis. Anggota Dewan PerwakilanDaerah (DPD) dari Kalimantan Tengah,Hamdani, juga mengatakan “Jaraknya 1jam terbang ke Jakarta. Kira-kira samaseperti Jakarta – Surabaya. Ia jugamenyebutkan bahwa Palangkaraya jugamemiliki lahan yang luas, mencapai2.678,51 km2. Kalimantan sendiri seluruhnya 15 juta hektar atau 1,5 kali pulauJawa. “Masih banyak hutan lebat,” beberHamdani.Namun tentu saja memindahkan ibukota suatu negara tidaklah semudah yangdibayangkan. Hamdani mengakui prosespemindahan ibukota membutuhkan kemauan politik bersama. DPR dan pemerintahan harus merevisi dulu UUNomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagaiIbukota NKRI.Hal lain yang perlu dipertimbangkansehubungan pemindahan ibukota negaratersebut adalah soal anggaran. AchmadNurmandi berpendapat biaya untuk pembangunan Palangkaraya menjadi kota yangsiap menjadi pusat pemerintahan denganmenyediakan berbagai infrastruktur, baikbangunan maupun jalan, diperkirakanmencapai Rp 100 triliun,” katanya. Iamengatakan, dana Rp 100 triliun itu lebihsedikit atau lebih hemat dibandingkanbiaya untuk mengatasi permasalahanJakarta saat ini seperti kemacetan, banjir,dan berbagai masalah lain.”Jumlah Rp 100triliun itu bisa dicicil selama 10 tahun dariAPBN untuk membangun ibukota baru,”kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.Masalah potensial lainnya yang bisamuncul adalah, seperti diungkapkan AchmadNurmandi, satu hal yang perlu diantisipasijika Palangkaraya menjadi Ibukota Indonesia, yakni kesiapan penduduk lokal. “Penduduk lokal harus disiapkan dan jangansampai terpinggirkan. Jadi, semua harusdisiapkan secara matang,” katanya.Bagaimana tanggapan Presiden SusiloBambang Yudhoyono mengenai wacanapemindahan ibukota ini? Presiden SusiloBambang Yudhoyono mempersilakansemua pihak mengkaji kemungkinanpemindahan ibukota negara dari Jakartake Palangkaraya, Kalimantan Tengah.Kondisi Jakarta yang macet dan potensigempa menjadi pertimbangan wacanapemindahan ini. “Presiden menganggapdiperlukan pemikiran yang matang dankomprehensif dalam mengkaji perpindahan ibukota,” kata Staf Khusus PresidenBidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai. Pro KontraPemindahan IbukotaPro KontraPemindahan IbukotaKota Jakarta kini mengalami banyak beban dan dilemaseperti kemacetan, banjir, beban penduduk, urbanisasi,kerusakan ekologis hingga potensi gempa. Kondisi Jakartayang seperti itu membuat munculnya wacana untukmemindahkan Ibukota Indonesia dari Jakarta ke daerahlain. Nama kota Palangkaraya menjadi pilihan yangdianggap ideal untuk menggantikan Jakarta sebagaiibukota negara.acana pemindahan ibukotasebenarnya sudah munculsejak masa pemerintahanPresiden Soekarno. Kala ituBung Karno mengusulkan Palangkaraya sebagai pengganti Ibukota Jakarta. Wacanapemindahan ibukota kembali terdengarsetelah Ketua DPR Marzuki Alie, yangmengakui bahwa dirinya yang pertama kalimelontarkan wacana pemindahan ibukota,menyarankan agar Ibukota Indonesiadipindahkan ke Palangkaraya, KalimantanTengah. Dengan cara itu pembangunanpun merata. “Dari timur ke tengah, daribarat ke tengah,” kata Marzuki.Pro dan Kontra pun bermunculan menanggapi ide pemindahan ibukota tersebut. Bagi mereka yang kontra, sepertiKepala Biro Pusat Statistik (BPS) RusmanHeriawan yang menaksir ongkos memindahkan ibukota negara ke wilayah lain sangat besar. Lembaga ini menyarankan dilakukan pengkajian mendalam jika inginpemindahan diwujudkan. “Pindah ituimplikasinya luas.” Rusman menyarankanagar pemerintah pusat membenahi wilayah DKI Jakarta lebih dulu sebelummemutuskan memindahkan ibukota.Salah satu caranya adalah tak memusatkan pembangunan mal di Jakarta. “Banyak mal hanya akan menarik lebihbanyak pendatang,” kata dia.Pendapat kontra lainnya datang dariarsitek perkotaan Marco Kusumawijayamenilai, wacana pemindahan ibukota kePalangkaraya adalah sebuah mimpi besaryang tidak menyelesaikan masalah. Menurut dia, pemindahan ibukota sebagaisalah satu upaya pemerataan adalah pemahaman yang salah. Selain memakan waktulama, kata dia, pemindahan ibukota akanmembutuhkan biaya tidak sedikit. MenurutMarco, dana sebesar itu akan lebih menguntungkan jika dipakai membenahi Jakarta.Ada juga pihak yang setuju jika Jakarta,kota tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia, tidak lagi menjadi ibukota.Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari,mengatakan bahwa sejak awal Jakartamemang tidak ideal untuk menjadi ibukotanegara. Karena itu, sejak era kemerdekaan,Bung Karno sudah memunculkan wacanapemindahan ibukota ke Palangkaraya,Kalimantan Tengah. Di era Orde Baru,muncul usul lokasi lain, yakni di Jonggol.Peneliti LIPI Siti Zuhro mengatakanpemindahan ibukota harus menjadi starting point untuk menata ulang daerahdengan mengoptimalkan otoda dan sentralisasi. Salah satunya dengan membukacluster-cluster ekonomi baru. Sehingga,tidak hanya menjadikan Jakarta sebagaikota yang “menggoda” bagi masyarakat.“Jakarta terlanjur salah urus dari rezimke rezim. Kini kita mengharapkan adawajah baru,” katanya.WBERITA NASIONAL