Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 52
52 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010BERITA PUBLIKKapasitas Lintas, Optimalkan PelayananModernisasi prasarana dan sarana perkeretaapian perlusaling perkuatan. Bila optimalisasi pelayanan sebagaitujuan.eperti kota metropolitan lain di Indonesia, kota Medan, SumateraUtara semakin padat oleh pertumbuhan penduduk dengan segalaaktivitas bisnisnya. Untuk mengimbangimobilitas warga itu, transportasi massalseperti kereta api semakin dibutuhkan.Menyadari hal tersebut, belakanganperemajaan prasarana perkeretaapianpun makin menggeliat di kota ini.Tahun 2009, merupakan revolusi perubahan menuju modernisasi prasarana kereta api di Sumatera Utara. Disebut demikian, karena pada tahun 2009-lah bantalanbeton mulai menggusur bantalan kayu yangterbentang semakin luas. Selanjutnya,tahun 2010 merupakan babak baru pembangunan prasarana KA dengan menggunakan R54 dan bantalan beton sepanjang 26,4 km. Yakni pada lintas KisaranBanyumanik sepanjang 21,4km dan lintasTebing Tinggi-P Siantar sepanjang 5 km.Pemasangan bantalan beton dan R54 dilakukan bulan Agustus secara bersamaan.Pertanyaan muncul, apakah dengan sisawaktu 4 bulan ini pembangunan sepanjang26,4 km bisa diselesaikan? Sementarabahan yang diperlukan, seperti bantalanbeton dan R54 baru datang akhir bulanJuli. Menjawab pertanyaan tersebut, ESilaen, Kasatker Sumatera Utara, optimispekerjaan itu selesai tepat pada waktunya.“Saya yakin target tercapai, semua persiapan sudah dilakukan, bantalan betondan track jenis R54 buatan China. Bahandatang, siap dipasang,” ungkapnya yakin. Setiap batangan R54 sepanjang 25m nantinya akan disambung menjadi 150m melalui las master mix. Kemudian baru dipasang dan seterusnya. Pengelasan menghasilkan rel yang rata dan berbeda dengan lasbiasa (las sambung). Tujuannya, agar pengguna jasa kereta api merasa lebih nyaman.Sebelumnya, kata Silaen, pihaknyamenduga hanya rel 42 bekas bongkarandari Jawa yang digunakan di SumateraUtara. Tapi, ternyata diberi R54. yangjauh lebih baik. Dari situ, perhatianpemerintah tampak semakin baik. Namun, perhatian lain, dimana di sebagianbesar track menggunakan R25, R33, danR38. Ini berpengaruh terhadap tingkatkecepatan kereta.Menurut E Silaen, yang menjadi pertimbangan pembangunan prasarana di lokasiKisaran-Tanjung Balai, tidak lepas daritingginya frekuensi perjalanan KA yangmencapai 6 kali per hari. Dan perkembangan terbaru menunjukan, penggunajasa kereta api, baik angkutan barang danpenumpang semakin berimbang. Padahaldominasi angkutan barang sebelumnyajauh lebih besar.Bantalan beton idealnya menggunakanR54 atau minimal R42 seperti yang adadi Jawa. Namun kita menyesuaikandengan kondisi yang ada, semisal, bantalan beton dan R33 dan R38, akanberimbas pada tingkat kecepatan keretayang maksimum hanya 50km per jam.Tapi jika menggunakan bantalan betondan R42, kecepatan mampu dipacu antara60-70km per jam. Dan jika menggunakanbantalan beton dan R54, kecepatan keretabisa mencapai 90-100 km per jam.Pembangunan track dan persinyalanelektrifikasi (otomatis) di stasiun Belawanbagaikan satu kesatauan. Namun adakendala lain yang muncul. Bila turunhujan, di seputar stasiun itu terjadi ganangan air. Maka dilakukan penataan melalui peninggian track dan penambahandari 3 menjadi 4 emplasemen. Termasukdrainase ditingkatkan kapasitasnya.“Persinyalan elektrifikasi diawali di sta(stasiun) Medan, sta Tebing Tinggi tahun(2009), sta Belawan (2010). Dan diharapkan, 2011 elektrifikasi otomatis terpasangjuga di sta Rantau Prapat dan sta Kisaran.Semua persinyalan yang di produksi PT LENitu sesuai dengan standar yang berlaku universal. Ini sesuai usulan kita,” kata Silaen.“Alokasi anggaran 35 persen peningkatan persinyalan dan 65 persen pembangunan track dan peningkatan jembatan,hal ini seiring rencana PT. KA mengoperasionalkan lok CC, pengganti loko BBdengan daya angkut lebih besar, ini perlupenyesuaian prasarana,” ungkapnya.AlternatifSatu hal yang tentu saja berdampakpositif terhadap pertumbuhan perekonomian bagi ibukota provinsi SumateraUtara ini. Selat Malaka yang merupakansalah satu jalur lalu lintas perdaganganterpadat di Indonesia, baik barang maupun jasa yang tidak hanya bersifat domestik tetapi juga internasional telah mendorong kota Medan tumbuh sejajar dengankota-kota besar lainnya.Menurut Silaen, kalau dilihat, Pelabuhan Belawan sudah terlalu padat. Sepertimenimbunnya berbagai barang komoditiimpor dan ekspor. CPO sebagai komoditiandalan Sumatera Utara misalnya, tidakmungkin lagi menggunakan pelabuhanBelawan. Karena itu, perlu pelabuhanalternatif. Pilihan itu adanya di KualaTanjung. Jika itu terjadi, di lokasi inidimungkinkan untuk membangun jalurkereta api melalui stasiun Bandar Tinggi,- sekitar 25 km ke Kuala Tanjung atau 98km dari Medan. Lokasinya yang strategis,menurut Silaen perlu dipertimbangkan.Prasarana dan sarana kereta api makinmemadai, sesuai konsep pengembanganperkertaapian perkotaan untuk menguraitingkat kemacetan seperti di Medan. Perludukungan semua pihak, kata Silaen,seperti PT INKA yang selama ini pemasokkereta. Dimana kereta Sri Lelawangsadiantara produk INKA yang menjadi salahsatu primadona pengguna jasa kereta apidi Medan dan sekitarnya. RISKRD-E SRI LELAWANGSA: Salah satu produk INKA saat melintas di atas bantalan beton danrel 42.E. Silaen, Kasatker Perkeretaapian Sumut