Page 56 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 56
56 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010 foto: medical-loo.comBERITA KESEHATANKeluar dariJurang DepresiKemampuan mengelola perasaan dapat menghindari Andadari bahaya depresi. Depresi diketahui meningkatkanrisiko dementia hingga 50%. Gangguan mental inidiperkirakan akan menjadi penyebab utama masalahpenyakit dunia pada tahun 2020.udah sebulan terakhir Anisa (44tahun) tidak nafsu makan. Ia jugamengeluh susah tidur dan mudah jenuh. Anisa kehilangan gairah untuk melakukan aktivitasnya seharihari. Wanita yang bekerja di sebuah salon itu pun tampak lebih banyak termenung dan tidak dapat berkonsentrasisaat melayani tamu salon. Dua mingguterakhir, ia pun tidak berangkat kerjaseperti biasa, hanya berdiam diri di kamarkosnya yang sempit.Untungnya, Yohana, salah seorang saudaranya, datang melihat keadaan Anisa.Tubuh Anisa lemah, pandangannya jugasesekali kosong. Saat ditanya apakahsudah makan, Anisa mengaku sudahbeberapa hari tidak makan dan minum.“Kepalaku pusing sekali dan aku tidak bisatidur,” keluhnya kepada Yohana.Melihat kondisi demikian, Yohana segera mengambil tindakan. Dia membawaAnisa ke rumah sakit untuk dirawat.Tujuannya untuk memulihkan kondisitubuhnya yang lemah dan kondisi kejiwaannya yang sakit. Dari keterangan Yohana diketahui bahwa Anisa baru mengalami perceraian dengan suaminya. Masalah itu membuat Anisa terus merasabersalah dan menghakimi dirinya. Setelahberkonsultasi dengan dokter, Anisa diketahui mengalami depresi.Gejala depresi di antaranya, kehilanganminat, merasa tidak berguna, merasagagal, penyesalan yang berlebihan, putusasa, lebih banyak berdiam diri, dan tidakbergairah bekerja. Siapa saja dapat mengalaminya karena depresi tidak mengenalbatas usia, jenis kelamin, kedudukan,suku, maupun ras.Depresi merupakan gangguan mentalyang paling banyak menimbulkan bebandisabilitas (ketidakmampuan untuk terlibat dalam aktivitas penting). Semakintinggi tingkat depresi seseorang, makinbesar juga beban disabilitas yang dialaminya. Depresi dapat meningkatkan morbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian),risiko bunuh diri, serta berdampak padapenurunan kualitas hidup pasien dan keluarga.Berbagai penelitian menunjukkan, pasien dengan gangguan depresi merasakanadanya keluhan fisik dan gangguan mental. Keluhan fisik pasien seperti malas makan dan susah tidur. Selain itu, depresimembuat daya tahan tubuh menurun.Akibatnya, berbagai jenis penyakit punmuncul. Penyakit fisik yang sering dialamipenderita depresi adalah gangguan pencernaan (gastritis), gangguan pembuluhdarah, asma, dan konstipasi (sembelit).Menurut Dr. Metta Desvini, Sp. KJ,depresi itu muncul akibat ketidakseimbangan neurotransmitter (zat penghantardalam sistem syaraf) seperti serotonin(neurotransmitter yang mengatur perasaan), norepinefrin (neurotransmitteryang mengatur energi interest), dandopamine (neurotransmitter yang mengatur minat) di berbagai bagian otak.Dokter yang merawat Anisa di rumahsakit ini dengan sabar mendengarkanAnisa curhat dan memberikan sarandalam mengatasi masalah. “Tak semudahmembalik telapak tangan memang, tapikamu dapat mengikisnya sedikit demisedikit. Diskusikan dengan keluargabesarmu langkah selanjutnya yang harusditempuh,” kata Dr. Metta bijak.Pada kasus Anisa ini, karena sudahkomplikasi maka penyakit fisik yangmenyertai depresi juga harus diatasi.Demikian juga dengan depresinya. Ia jugadirawat oleh dokter spesialis penyakitdalam. Dr. Lukman Ali Husin, SpPDmemberikan obat-obatan agar Anisakembali nafsu makan dan dapat tidur. Inipenting mengingat sejak sakit, Anisajarang makan yang menyebabkan beratbadannya turun drastis.Faktor-faktor penyebab depresi sangatberagam, antara lain genetik (keturunan),biologis, kepribadian, dan psikososial.Sebuah studi menunjukkan, anak kandung dari orangtua yang menderitadepresi berisiko lebih tinggi mengalamidepresi walaupun diasuh oleh orangtuaangkat yang tidak depresi. Besarnya risikoberkisar 50 persen sampai 75 persen. Olehkarena itu, deteksi dini pada anak sangatdiperlukan.Secara biologis, konsumsi berbagai zatkimia seperti alkohol dan obat-obatanjuga bisa menimbulkan gejala depresi,apalagi bila penggunan alkohol tersebutsudah dalam tahap kecanduan. Kepribadian paranoid dan pesimis sangat rentan mengalami depresi daripada merekayang memiliki tipe kepribadian lain.Masalah psikososial juga dapat memicutimbulnya depresi, seperti kehilangananggota keluarga, putus dengan pacar, kehilangan pekerjaan, tekanan lingkungan,terkena bencana alam, beratnya bebanhidup, dan lain sebagainya.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)memperkirakan, depresi akan menjadipenyebab utama masalah penyakit duniapada tahun 2020. Saat ini, tercatat 121 jutaSTATAPAN KOSONG: Depresi merupakan gangguan me2020.