Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 79
P. 41


                                    BERITAINDONESIA, September 2010 41LENTERAhak asasi manusia, dan kemerdekaan memelukagamanya, beribadat menurut agama dankepercayaannya.Dalam kesempatan Idul Fithri yangmerupakan proses perjalanan kembali kepadafitrah, dan suasana kemanusiaan. Seperti kitapahami, fitrah itu merupakan sebagian dariajaran agama yang paling penting, dimanamanusia dilahirkan dalam keadaan suci danbersih (fitrah), sehingga manusia itu bersikaphanif yaitu suatu dorongan halus yang selalumengajak atau membisikkan keinginan untukberbuat baik dan mencintai kebaikan yangbersumber daripada hati nurani. Sesungguhnyasecara fitrah, manusia itu selalu rindu kepadakebenaran, kejujuran, keadilan, kedamaian, dansangat rindu atas keberadaan hidup bersih daridosa.Kerinduan semacam itu adalah fitrah manusiadan alami adanya. Karenanya menyongsong IdulFithri dengan kerinduan bersihnya diri kita daridosa, itu juga fitrah dan alami. Kita berkeyakinandengan penuh takwa kepada Allah menjalankanajaran-Nya berpuasa selama sebulan di bulanRamadlan, disempurnakan dengan permohonanmaaf kepada sesama, dan saling memaafkan,jiwa kita menjadi merindukan ampunan danmaghfirah dari Tuhan. Dalam suasana seperti inikita rindu kembali kepada fitrah, sehingga hidupkita akan lebih bermakna, bermanfaat bagisesama umat manusia, dan tujuan hidup kitaakan lebih sempurna, sehingga kita mencintaihidup ini adalah sebagai sesuatu yang amatberharga. Kita menjadi semakin paham untukmenghindar dari kehidupan yang kosong tanpamakna. Kita menjadi berani dalam bertindakyang penuh tanggung jawab dan jujur.Dalam suasana Idul Fithri seperti ini, kitamerindukan penemuan jati diri, sebagai sumberkekuatan ruhani kita menjalin kedekatan dirikepada Tuhan, sehingga menjadikan Tuhansebagai satu-satunya orientasi hidup dankehidupan. Inilah kiranya pemaknaan IdulFithri, yakni tumbuhnya semangat rindu akankebenaran yang lapang dan terbuka, semangatmencari kebenaran yang membawa kepada sikaptoleran, tidak sempit, dan tidak fanatik buta,yang selanjutnya akan mampu menumbuhkandan menghormati kebenaran yang terbuka,mewujudkan kebersamaan dan menjunjungpersatuan yang hakiki.Al-Zaytun, 01 Syawwal 1431 H10 September 2010 MA. S. Panji GumilangSyaykh al-Zaytunfoto: dok. berindoran yang lapang dan terbuka.
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45