Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 39
BERITAINDONESIA, Desember 2010 39LENTERABerkorban untukKepentingan BersamaSyaykh al-Zaytun mengemukakan pengabdiankepada Tuhan dalam manifestasinya akanbermuara kepada kehidupan manusia yang rukundan damai dengan sesama manusia. Sekaligusmendorong manusia untuk saling bekerja sama,membantu sama lain. Saling mengangkat derajatdan martabat hidup masing-masing, baik lahirmaupun bathin, jasmani maupun rohani.Mengawali khutbah ‘Ied alAdha 1431 H/2010 diKampus Al-Zaytun pada 17November 2010, SyaykhAl-Zaytun AS Panji Gumilang dihadapan seluruh civitas akademis AlZaytun, dan juga para wali santri yangsengaja datang dari berbagai daerah,bertanya: “Dapatkan kita mengabdikepada Tuhan?”Syaykh menjelaskan bahwasesungguhnya manusia dilahirkan kedunia bukan untuk yang lain, melainkanuntuk mengabdi kepada Tuhan YangMaha Esa pemberi hidup. Salah satunyacara adalah dengan memiliki moralhidup terhadap sesama. Bahkan takhanya kepada sesama, tapi juga kepadasesama renik-renik hidup di semestaalam ini. Di dalam pengabdian kepadaTuhan, Syaykh menegaskan, maknamendalam dari sebuah pengabdiankepada Tuhan yaitu ‘rukun damaidengan sesama manusia’.“Dan sebagai wujud dari pengabdiankepada Tuhan tersebut akanmewujudkan manifestasinya yaiturukun dan damai dengan sesamamanusia, sesama bangsa. Sekaligus akanmendorong manusia untuk salingbekerja sama, membantu sama lain.Saling mengangkat derajat hidupmasing-masing, baik lahir maupunbathin, jasmani maupun rohani.Walhasil, rukun damai, bekerjasama,saling mengangkat derajat, martabathidup adalah ibadah yang paling tinggidi sisi Allah,” jelas Syaykh.Dan untuk melakukan hal tersebut,Syaykh Panji Gumilang menghimbauuntuk tidak ragu menciptakankerukunan, perdamaian, kerjasamadengan sesama umat manusia. Karenahal itu merupakan ibadah yang palingtinggi di sisi Allah. Terkait dengan haltersebut dalam kehidupan berbangsadan bernegara, Syaykh berpandangan,untuk mewujudkannya, bangsa Indonesia harus memiliki keinginan untukhidup. “Sebab hanya dengan keinginanyang kuat untuk hidup, bangsa Indonesia lahir menjadi bangsa yang kuat,kokoh dan menjadi bangsa yangterbilang di muka bumi, dan jugamempertahankan eksistensi kehidupanbangsa ini terus berkelanjutan,” ujarnya.Kendati demikian, Syaykhmenjelaskan bahwa hidup berkelanjutansaja pun belum cukup, namun harusmemiliki arah dan isinya. “Hidupbangsa barulah dinamakan hidup sejatijika hidupnya memiliki arah danmempunyai isi. Hidup bangsa barulahsejati, jika hidupnya tidak kosong,namun memiliki tujuan yang jelas.Sehingga menjadi bangsa yangberwatak, “ Syaykh al-Zaytunmengingatkan.Hal itu dikemukakannya mengingatsituasi bangsa saat ini yang sedangmengalami krisis multidimensional,termasuk akhlak di tengah masyarakatyang makin tergerus, mudah terpacingemosi dan kecenderungan mengarahkepada tindakan anarkis dan mainhakim sendiri yang kadang berakhirdengan pengrusakan yang tidak sajamengakibatkan kerugian secaramaterial. Kejadian yang terjadi, semakinterbuka dan sering dipertontonkan didepan umum tersebut dikhawatirkandapat mempengaruhi tabiat masyarakat.Syaykh memberikan padangannyauntuk mengantisipasi hal tersebutdiperlukan suatu pembinaan watakbangsa yakni pembangunan akhlakbangsa. Pembangunan karakter bangsa,yaitu membina watak, roh, semangat,yang kaitannya adalah membangunbathin manusia. Yang semunyadiharapkan dapat mempengaruhisegenap pikir dan tingkah laku budipekerti maupun tabiat hidup dalammelakukan tindakannya.Sementara itu, hari raya kurban yangjatuh pada bulan November bertepatandengan hari pahlawan, Syaykhmengingatkan, pembangunan karaktermenjadi sangat diperlukan dalammemaknai kehidupan merdeka bagiSalah seorang mustahiq menerima daging kurban dari santri Mahad Al-Zaytun. Setiapmustahiq rata-rata menerima 1 kg daging hewan kurban dan 3 kg beras.