Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 43
BERITAINDONESIA, Desember 2010 43LENTERApada tanggal 18 Agustus 1945?Semua pertanyaan itu dijawab denganantusias, baik dari mahasiswa, gurumaupun dosen yang menjadi pesertaseminar tersebut. Menurut peserta maupun panitia, cara ini adalah cara yangbaru, dan materinya dapat direspondengan baik. Semua peserta merasa puas.Kata Syaykh, inilah yang dimaksuddengan metoda: Learning action in action.Suasana seminar itu pun, secara langsung, telah menunjukkan sebuah proses(buah) pembinaan watak yang penuhsemangat, kemauan hidup dan kegigihan,yang merupakan bagian penting daritema seminar, khususnya makalah yangdisampaikan Syaykh al-Zaytun.Sebagai bangsa, kata Syaykh, kita harusmemiliki kemauan hidup yang kuatsehingga eksistensi kehidupan bangsa initerus berkelanjutan. “Namun berkelanjutan hidup saja pun belumlah cukup.Hidup bangsa barulah dinamakan hidupsejati jika hidupnya memiliki arah danmempunyai isi. Hidup bangsa barulahsejati jika hidupnya tidak kosong, namunmemiliki tujuan yang jelas sehinggamenjadi bangsa yang berwatak,” ujarnya.Untuk itu, lanjut Syaykh, diperlukansuatu pembinaan watak bangsa, yaknicharacter building, yaitu membina watak,membina rokh, membina semangat, yangkaitannya adalah membangun batinmanusia, yang memengaruhi segenappikir dan tingkah laku, budipekertimaupun tabiat.Menurut Syaykh al-Zaytun, membangun character menjadi sangat diperlukan dalam memaknai kehidupan merdeka yang telah dicapai oleh bangsa kitaatas karunia Allah. “Pendahulu kita telahmenghantarkan Hidup Merdeka darikehidupan kolonialis dan imperialispenjajah, karena mereka memiliki kegigihan. Gigih telah menjadi watak mereka, sehingga mampu menghantar danmewujudkan kemerdekaan kepada bangsanya, mereka itulah para pahlawan,”papar Syaykh.Introspeksi NuraniSyaykh mengatakan, hari ini, alangkahbaiknya jika kita lebih banyak melihat kedalam hati nurani masing-masing, menyatakan introspeksi, bertanya kepadadiri masing-masing: untuk apa sebenarnya kita dilahirkan ke dunia ini?Syaykh menjawab sendiri pertanyaanitu: “Kita dilahirkan bukan untuk yanglain-lain, kita dilahirkan dan dihidupkandi dunia ini, untuk mengabdi kepadaPencipta kita, mengabdi kepada Pembuatsesama hidup, yaitu Tuhan Robbul-’alamin.”Kemudian, Syaykh lanjut bertanya,dapatkah kita mengabdi kepada TuhanRobbul’alamin kalau kita tidak memilikimoral hidup terhadap sesama, sesamamahluk, sesama renik-penik yang hidupdi semesta alam ini? Menurut Syaykh,pengabdian kepada Tuhan Robbul’alaminmengandung makna: Rukun damai sesama manusia dan sesama bangsa, karenapengabdian kepada Tuhan Robbul’alaminkita mengajak semua manusia hiduprukun damai, saling kerjasama, membantu satu sama lainnya, saling mengangkat derajat hidup masing-masing, baiklahir maupun batin, jasmani maupunruhani.Dalam kaitan inilah Syaykh menekankan kita harus memiliki kemauan hidupsebagai bangsa yang kuat, memiliki hidupsejati sebagai bangsa yang berwatak,sebagaimana telah dikutip pada bagianawal (lead).Syaykh memaparkan bahwa para pahlawan telah membangun gegap gempitakertaning bumi Indonesia (kegigihan).Diwujudkan dalam bentuk Proclamationof Independence dan Declaration of Independence sekaligus! “Mengapa merekabisa?” tanya Syaykh. “Karena jasadmereka memiliki batin yang penuh semangat, memiliki roh yang gilang gemilangdan watak yang gigih,” paparnya.Dalam pandangan Syaykh, membangun character bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup,falsafah hidup, rahasia hidup sertapegangan hidup suatu bangsa. Sebagaibangsa, bangsa Indonesia telah memilikipegangan hidup yang jelas. Dimulai sejakdikumandangkannya Proclamation ofIndependence Indonesia dan dicetuskannya Declaration of Independencedaripada Indonesia, sebagai cetusankemerdekaan dan dasar kemerdekaan,sekaligus menghidupkan kepribadianbangsa Indonesia dalam arti kata yangseluas-luasnya, meliputi kepribadianpolitik, kepribadian ekonomi, kepribadian sosial, kepribadian kebudayaan ataukepribadian nasional .Menurut tokoh pembawa damai dantoleransi ini, untuk mendalami nilai-nilaiyang terkandung di dalam Declaration ofIndependence Indonesia, ada baiknya kitamembandingkan dengan Declaration ofIndependence Amerika, yang dicetuskanoleh Thomas Jefferson, dan ManifestoKomunis yang dicetuskan oleh Karl Marxdan Frederich Engles, yang semuanya ituadalah sangat progresiif pada zamannyamasing-masing. Declaration of Independence Amerika menuntut: Hak hidup,hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaan bagi semua manusia. DanSyaykh menerima cinderamata dari panitia yang diserahkan Ibu Dra, Tity Kusrina M.Pd