Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 81
P. 59
BERITAINDONESIA, Desember 2010 59BERITA BUDAYAfoto: reproAngklungAngklung ditetapkan oleh PBB sebagai warisan budayadunia asli Indonesia.etelah wayang, keris dan batik,satu lagi budaya warisan leluhurbangsa, angklung, ditetapkanUNESCO sebagai warisan budayadunia asli Indonesia pertengahan November lalu. Penetapan anglung sebagai TheRepresentative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity tidaklahmudah karena harus diakui 147 negaraanggota UNESCO. Angklung akhirnyamemperoleh pengakuan karena mempunyai dokumen kuat, yakni pertama kaliditemukan di Sukabumi pada 1903. Faktaitu didasarkan pada prasasti lontar yangditemukan di Sukabumi, Jawa Barat.Asal muasal terciptanya musik angklung tak bisa dilepaskan dari pandanganhidup masyarakat Sunda yang agrarisdengan sumber kehidupan dari padisebagai makanan pokok, yang melahirkanmitos kepercayaan terhadap Nyai SriPohaci sebagai lambang Dewi Padi,pemberi kehidupan. Saat itu, angklungjuga digunakan untuk menolak bala agarcocok tanam mereka tidak mengalamimalapetaka, baik oleh hama maupunbencana.Dalam perkembangannya, permainanangklung juga disertai dengan unsur gerakdan tari yang berirama dengan pola danaturan-aturan tertentu sesuai dengankebutuhan upacara penghormatan padipada waktu itu, seperti mengarak padi kelumbung, juga pada saat mengawalipenanaman padi. Permainan angklungjuga ditampilkan pada saat pesta panen.Kesenian ini menjadi sebuah pertunjukanyang sifatnya arak-arakan.Angklung yang lazimnya terbuat daribambu berwarna hitam (awi wulung) danbambu berwarna putih (awi temen) ini,selain difungsikan sebagai alat musik atausarana hiburan, di masa lalu juga digunakan untuk memompa semangat para pejuang dalam pertempuran. Karena fungsinya yang demikian, pemerintah kolonialBelanda melarang angklung dimainkanrakyat. Akibat pelarangan itu, pamor angklung pun sempat merosot dan hanya dimainkan anak-anak dan pengemis. Sejaksaat itulah angklung turun derajatnya darialat musik militer dan alat musik upacarayang dianggap sakral menjadi alat musikyang biasa digunakan oleh pengemis.Perkembangan selanjutnya, angklungmulai dikenal di seluruh pelosok Jawa dankemudian menyebar ke Sumatera hinggaKalimantan. Invasi angklung bahkansampai ke mancanegara. Misalnya, dalamsebuah misi kebudayaan dari Indonesia keThailand pada tahun 1908, acara ditandaidengan penyerahan angklung.Dari sudut macam dan jenis, selaindikenal dengan berbagai macam ukuran,angklung juga dibedakan dari tempat asalmuasalnya. Contohnya, angklung Kanekes. Sesuai dengan sebutannya, angklungini berasal dari daerah Kanekes atau yanglebih dikenal sebagai pemukiman sukuBaduy. Masyarakat Baduy memainkanangklung dalam acara ritus padi, caramemainkannya pun berbeda-beda, adayang memainkannya dengan bebas namun ada pula yang memainkannya dengan irama tertentu.Karena digunakan untuk keperluanritual adat, ada beberapa aturan yangditetapkan baik dalam memainkan maupun cara membuat. Masyakarat hanyaboleh memainkan angklung tiga bulansetelah padi ditanam. Setelah itu, enambulan berikutnya tidak boleh dimainkan,dan boleh dimainkan lagi pada musimmenanam berikutnya.Lain di Kanekes, lain pula AngklungDogdog Lojor yang terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan ataukesatuan adat Banten Kidul yang tersebardi sekitar Gunung Halimun (berbatasandengan Jakarta, Bogor, dan Lebak). Meskiawalnya digunakan sebagai alat musikritual, dalam perkembangannya angklungdi daerah itu juga dimainkan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan,dan acara kemeriahan lainnya. Hal itudimungkinkan karena masyarakat Kasepuhan telah menganut agama Islam danagak terbuka akan pengaruh modernisasidan hal-hal hiburan. Walaupun demikian,mereka tetap memegang teguh adat lamakarena tradisi penghormatan padi padamasyarakat ini masih dilaksanakan.Selanjutnya, ada pula angklung yangberasal dari kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor yang dikenaldengan sebutan Angklung Gubrag. Menurut mitos yang beredar, angklung yangtelah berusia tua ini mulai ada ketikamusim paceklik melanda daerah tersebut.Angklung Gubrag digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan menanam, mengangkut, dan menempatkanpadi ke lumbung.Yang terakhir adalah Angklung Badeng.Badeng sesungguhnya merupakan namajenis kesenian yang menekankan segimusikal dengan angklung sebagai alatmusik utamanya. Badeng terdapat di DesaSanding, Kecamatan Malangbong, Garut.Sama halnya dengan jenis angklung daridaerah lain yang digunakan dalam ritualtanam padi, di daerah ini angklungberfungsi sebagai hypnocatice untukkepentingan dakwah Islam. Sebagai seniuntuk dakwah, Badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerahini sekitar abad ke-16 atau 17. muliDiakui DuniaSAngklung gubrak, angklung yang berasal dari kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor.