Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 13
BERITAINDONESIA, Februari 2011 13BERITA UTAMAsia disusun berdasarkan kondisi perkeretaapian Indonesia saat ini, potensipasar dan sasaran yang ingin dicapai.Menurutnya, kondisi perkeretaapianIndonesia dapat diurai dalam tiga hal,yakni potensi, kondisi saat ini dan masalah. Potensinya terdiri dari (a) prasarana/kapasitas lintas, (b) sarana (lok, KRT,KRL, KRD dan gerbong), dan (c) sumberdaya manusia. Sedangkan kondisi saat ini(2005) meliputi (a) penumpang 150 jutaorang, (b) barang 17,4 juta ton, dan (c)pendapatan Rp 2,480 trilyun, dan (d)panjang lintasan.Sebagai gambaran, jaringan jalan relyang ada di Jawa, Madura dan Sumaterasecara keseluruhan panjangnya 6.482KM. Dari jumlah tersebut yang beroperasisepanjang 4.360 KM, dan tidak beroperasi sepanjang 2.122 KM.Jalan rel yang beroperasi di Sumatera,lintas utama sepanjang 1.329 KM, lintascabang 19 KM. Jalan rel ini terbagi atas:Sumut 483 KM, Sumbar 169 KM danSumsel 643 KM. Sedangkan di Jawa:lintas utama 2.966 KM dan lintas cabang46 KM. Jalan rel ini terbagi atas: Jabar1.004 KM, Jateng 1.011 KM dan Jatim 997KM.Jalan rel yang tidak beroperasi lagi: diSumatera 512 KM: terbagi atas Sumut428 KM, Sumbar 80 KM dan Sumsel 4KM. Sedangkan di Jawa dan Madura1.060 KM, terbagi atas: Jabar 410 KM,Jateng 585 KM, Jatim dan Madura 615KM. Dalam hal ini, kata Soemino, perlumenghidupkan lintas yang sudah tidakberoperasi untuk mendukung angkutanlokal dengan melibatkan Pemda ataudaya tarik lok dan optimalisasi armada(maksimalisasi KM Lok, KM Kereta danKM Gerbong); dan (c) Peningkatan kapasitas lintas meliputi pos blok dan parsialdouble track.Kedua, strategi pengembangan aksesibilitas, meliputi kereta api perkotaan,mengaktifkan lintas cabang, menghidupkan lintas mati dan keterpaduan intra dan antarmoda. Ketiga, strategipembangunan meliputi pembangunanKA kecepatan 250 km per jam, bebangandar KA penumpang lebih 18 tonmaupun barang lebih 22 ton dan gauge(lebar spoor) 1.435 mm serta membangunkereta api penumpang di Jawa dan keretaapi barang di luar Jawa.Sasaran yang Ingin DicapaiDalam jangka pendek dan menengahdiharapkan keselamatan, pelayanan,ketepatan waktu, kapasitas angkut,aksebilitas dan keterpaduan intra danantarmoda semakin baik. Kemudianuntuk jangka panjang, perlu dibangunhigh speed train untuk penumpang(Jakarta-Surabaya 3 jam dan JakartaBandung 1 jam). Lalu kemampuan angkutKA barang tinggi mencapai tekanangandar lebih 22 ton.Karena itu, menurut Soemino, membangun perkeretaapian di masa datangharus memanfaatkan teknologi, mengikuti standar internasional dan tidak melestarikan keterbelakangan. Syarat-syaratnya; gauge 1435, tekanan gandar lebih 23ton, kecepatan maksimum lebih 160 Km/jam, persinyalan elektronik, elektrifikasi,ticketing system dan ATS (automatictrain stop).Dia berharap perlu segera diwujudkanrencana pembangunan KA cepat di Jawa.KA cepat Jakarta-Surabaya dengan panjang lintas 683 Km (jalur ganda) denganmenyinggahi delapan stasiun (Jakarta,swasta.Sementara masalah yang dihadapi: (a)sering terjadi kecelakaan, (b) kualitaspelayanan rendah, (c) share KA masihrendah (penumpang 7,3% dan barang0,6%), (d) waktu tempuh lama, (e) jumlahkereta api ekonomi menurun, (f) jumlaharmada terbatas dan sudah tua, (g) belumterpadu dengan moda transportasi lain,(h) UU No. 13 belum akomodatif (Otdadan peran swasta), dan (i) PT KAI sebagaibadan penyelenggara tunggal.Sedangkan, perihal potensi pasar,Soemino mengatakan sangat besar danmenjanjikan, baik penumpang maupunbarang. “Untuk angkutan penumpangyang mencakup wilayah perkotaan, seperti Jabotabek, Bandung dan Surabaya.Lintas antarkota terbagi atas jarak jauh,sedang dan lokal. Sedangkan untukangkutan barang meliputi BBM, batubara, kertas, pulp, semen, baja dan CPOdan pupuk,” katanya.Maka dia melihat urgensi penggarisankebijakan untuk meningkatkan perankereta api sebagai angkutan massa, danmelibatkan peran swasta dan Otda (policyreform). Menurutnya, strategi yangditempuh adalah dengan peningkatan,pengembangan aksesibilitas dan pembangunan, yakni:Pertama, strategi peningkatan, yakni:(a) Peningkatan keselamatan dan pelayanan berupa penyehatan dan kelaikansarana dan prasarana, penyehatan dansertifikasi SDM dan peningkatan keselamatan di JPL; (b) Peningkatan utilitasmeliputi efisiensi operasi (maksimalisasiMenhub Freddy NumberiSoemino Eko Saputro