Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 15
BERITAINDONESIA, Februari 2011 15BERITA UTAMASejarah perkeretaapian Indonesia dimulai dari masapenjajahan Belanda. Belanda, selain meninggalkan lukasejarah penindasan, juga meninggalkan hal-hal yangberguna bagi bangsa ini, salah satu di antaranya adalahKereta Api Indonesia.Setelah sukses di Jawa, pembangunanrel KA merambah ke Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891),Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi(1922) sepanjang 47 Km antara Makasar- Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923. Bahkan relUjungpandang-Maros sudah dimulainamun belum sempat diselesaikan. Sementara di Kalimantan, juga belumsempat dibangun, tapi studi jalan KAPontianak-Sambas (220 Km) sudahdiselesaikan. Begitu pula di pulau Bali danLombok, telah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur1.067 mm, 750 mm (di Aceh) dan 600 mmdi beberapa lintas cabang dan tram kota.Pada masa penjajahan Belanda, tepatnya sampai 1939, panjang jalan KA di Indonesia telah mencapai 6.811 km. Tetapi,ironisnya setelah merdeka, tepatnya pada1950, panjangnya justru berkurang menjadi 5.910 km. Sepanjang kurang lebih 901km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dandiangkut ke Burma untuk pembangunanjalan KA di sana. Bahkan saat ini (2006,data Ditjen Perkeretaapian) jaringanSejarah Perkeretaapian Indonesiajalan rel yang beroperasi hanya 4.360 kmdan tidak beroperasi sepanjang 2.122.Semasa pendudukan Jepang (1942-1943), jalan rel yang dibongkar sepanjang473 km dan yang dibangun 83 km antaraBayah - Cikara dan 220 km antara MuaroPekanbaru. Pembangunan jalan KAMuaro-Pekanbaru yang diprogramkanpembangunannya harus selesai dalam 15bulan, memperkerjakan 27.500 orang, diantaranya 25.000 adalah Romusha.Pembangunan jalan yang melintasi rawarawa, perbukitan, serta sungai yang derasarusnya ini, banyak menelan korban yangmakamnya bertebaran sepanjang MuaroPekanbaru.Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945,karyawan KA yang tergabung dalam“Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA)mengambil-alih penguasaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28September 1945. Hari itu dibacakanpernyataan sikap oleh Ismangil dansejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapianberada di tangan bangsa Indonesia.Sejak hari itu, orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan denganurusan perkeretaapian di Indonesia.Bersamaan dengan itu dibentuklah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia(DKARI). Peristiwa bersejarah inilah yangmelandasi ditetapkannya 28 September1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia. BI/TIembangunan jalan kereta api(KA) di Indonesia dimulai daridesa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) denganlebar sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur JenderalHindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet vanden Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalankereta api ini mulai dioperasikan untukumum Sabtu, 10 Agustus 1867.Pembangunan jalan KA ini diprakarsaisebuah perusahaan swasta NaamloozeVenootschap Nederlandsch IndischeSpoorweg Maatschappij (NV NISM)yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes.Kemudian, setelah ruas rel KemijenTanggung, dilanjutkan pembangunan relyang dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 Km), pada 10Februari 1870.Setelah itu, masih zaman penjajahBelanda, minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya punbermunculan. Sehingga pertumbuhanpanjang jalan rel antara 1864-1900 sangatpesat. Jika tahun 1867 baru 25 km, tahun1870 sudah 110 km, tahun 1880 mencapai405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 kmdan pada tahun 1900 mencapai 3.338 km.UJICOBA LINTAS: Stasiun Tarik - Tulangan - Sidoarjo, sepanjang 24 km diujicoba operasional sebagai antisipasi dampak lumpur Lapindo.Stasiun Tulangan yang menggunakan listrik tenaga surya produk PT.LEN.Pfoto: berindo-ri