Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 18
18 BERITAINDONESIA, Februari 2011to-Kroya (Jawa Tengah) sepanjang 27 kilometer. Dari ketiga segmen tersebut,baru segmen kedua yakni jalur Purwokerto-Patuguran sepanjang 34 kilometeryang selesai pembangunannya, dan akandilanjutkan ke Patuguran-Prupuk sepanjang 37 km, diharapkan Agustus 2011selesai.Dirjen Perkeretaapian DepartemenPerhubungan Tundjung Inderawan mengatakan, ketiga segmen ini mendapatpembiayaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Untuk pembangunan jalur ganda di rute-rute lain akanmenggunakan dana APBN di antaranyarute Solo-Madiun. Diperkirakan panjangrel kereta api dari Merak (Banten) hinggaKetapang, Banyuwangi (Jawa Timur)sepanjang 1.316 km yang menyusurisepanjang pesisir utara Pulau Jawa.Demikian juga jalur pantai Selatan.Menurut Syaykh Panji Gumilang, pembangunan infrastruktur kereta api di tigapulau ini (Sumatera-Jawa-Bali) sebaiknya dilakukan terintegrasi menjadi TransSumatera-Jawa-Bali Railways (TSJBRailways). Dengan menambahkan perencanaan pembangunan Terowongan KASelat Sunda sepanjang 31 km dan Terowongan KA Selat Bali dari Ketapang,Banyuwangi ke Cilimanuk, Bali hanyasepanjang 2 km kemudian menyambungnya sampai Denpasar sepanjang 125 km.Dengan demikian ketiga pulau ini akanterintegrasi dengan sarana transportasimassa, baik penumpang maupun barang.Hal ini, kata Syaykh, pasti dapat mengurangi beban jalan lintas Sumatera, Panturadan Pansel Jawa dan akan mempermudaharus penumpang dan barang. Sebab keretaapi dapat menampung penumpang yanglebih banyak (massal) juga barang yanglebih banyak. Dengan demikian perekonomian rakyat akan dengan sendirinyabertumbuh lebih pesat. Menurut, SyaykhPanji Gumilang, masalah tertahannya truksampai berhari-hari di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan (Merak, Bakauheniatau Ketapang Banyuwangi dan Cilimanuk)tidak akan terjadi lagi. “Lalu-lintas orangdan barang akan semakin lancar dan perekonomian akan tumbuh pesat dengansendirinya,” kata Syaykh.Pendapat senada dikemukakan Soemino. Meningkatnya peran kereta api didalam angkutan barang akan mengurangibeban jalan raya. Tarif angkutan barangdengan KA bisa lebih murah dan keamanannya lebih terjamin. Namun,keluhnya, karena saat ini armada lokomotif dan gerbong, maupun lintasan (rel)masih terbatas. Sehingga perlu percepatan pembangunan infrastrukturperkeretaapian dan sekaligus mengembangkan keterpaduan transportasi.Saat ini, kata Soemino, angkutan barangdi Jawa meliputi lintas Jakarta-Surabayasepanjang 725 Km (parsel, barang bernilaitinggi). Cilegon-Jakarta-Surabaya 842Km (baja), Gede Bage-Tanjung Priok,191,30 Km, (container), Cibungur-Tanjung Priok 99,75 Km, (container), Cikarang-Tanjung Priok, 51,40 Km, (JABABEKA Container), Pasuruan/BangilTanjung Perak, 63 Km, (container),Cigading-Bekasi, 144 Km (batubara).Selain membangun Trans SumateraJawa-Bali Railways (TSJB Railways),pemerintah juga harus mengintegrasikannya dengan pengembangan kereta apiperkotaan, terutama di beberapa kotabesar, seperti Jakarta Raya, Bandung,Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Medandan Palembang.Sedangkan, perihal dana pembangunannya, menurut Syaykh Panji Gumilangtidak harus seluruhnya dari APBN dantidak perlu berutang ke luar negeri.“Pembiayaan bisa dengan obligasi danbekerjasama dengan pihak swasta,” kataSyaykh Panji Gumilang. Syaykh berpandangan, pemerintah harus lebih mendorong peran serta masyarakat dan perusahaan swasta.Syaykh al-Zaytun yang dalam banyakkesempatan selalu naik kereta api dariCirebon ke beberapa tempat, melihatfasilitas gerbong KA juga harus lebihditingkatkan. Sebagai contoh, tempatduduk kereta argo saat ini selayaknya ituuntuk fasilitas gerbong ekonomi.Hal senada dikemukakan Soemino,pemerintah sebagai fasilitator dan regulator menurutnya supaya lebih melibatkan peran swasta pada koridor-koridoryang profitable dan belum mampu ditangani oleh pemerintah dan BUMN. BI/CRS-SH-RIBERITA UTAMAKepadatan pelabuhan penyeberangan Merak, Bantenfoto: dok