Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 35
BERITAINDONESIA, Februari 2011 35LENTERAndonesia MembangunIndonesia dari Universitas Panca SaktiTegal Drs. Nurcholis, M.Pd.Sedangkan dari jajaran PemerintahKabupaten Indramayu dan PemerintahProvinsi Jawa Barat, ada KakanwilKementerian Agama Provinsi Jabar Drs.H. Searoji, MM ; Kapolres IndramayuAKBP Rudi Setiawan, dan BupatiIndramayu yang diwakili oleh SekretarisDaerah Kabupaten Indramayu Drs. HCecep Nana Suryana, M. Si.Semua pembicara mengungkapkankerinduan dan tekad bersama untukmembangun Indonesia. Dengan gaya,bahasa, pengungkapan dan penekananberaneka, pada prinsipnya semuapembicara mengisyaratkan bahwasanyamembangun negara dan bangsa menjaditugas dan tanggungjawab bersamamasyarakat Indoneia, kapan pun dandalam situasi apa pun.Mantan Menteri Penerangan H.Harmoko menekankan pentingnyapembangunan Ketahanan Nasional yangterdiri dari ketahanan ideologi,ketahanan politik, ketahanan ekonomi,ketahanan sosial budaya, ketahananpertahanan keamanan dan hukum.“Coba bayangin, bagaimana tidak rapuhketahanan kita. Mau bicara Pancasilaaja tabu, padahal Pancasila itumerupakan landasan ideal kita,”katanya. Menurut Harmoko, negarayang tidak punya landasan ideal itumerupakan negara yang ambruk.Cendekiawan Adi Sasono, Sekjenpertama ICMI dan mantan MenteriKoperasi dan UKM, mengajak bangsaini untuk membuktikan bahwa kitabukan negara pecundang. “Kita tidakakan biarkan negara kita jadi negarapecundang,” seru Adi Sasono.Syaratnya, menurut Adi Sasono, harusrukun, jangan suka bertengkar tentangperbedaan. “Perbedaan di antara kita,itu sunatullah, memang itu adanya, kitaharus memberi penghormatan kepadayang berbeda, harus rukun. JadikanIndonesia itu model bagi seluruh dunia.Bagaimana hidup berbangsa ditatasecara terhormat dan bermartabat,”kata Adi Sasono.Sedangkan Letjen (Purn) Sutiyoso,mantan Gubernur DKI Jakarta yang kinimenjabat Ketua Umum DPN PKPIndonesia mengatakan Indonesia inilahnegeri yang paling unik. Tidak adanegara yang menyamai Indonesia.Negara yang indah, pulaunya 17 ribulebih, dihuni oleh orang yangmempunyai adat istiadat, bahasa,kultur, dan agama yang berbeda. “Tapikita adalah bangsa Indonesia, oleh sebabitulah dalam simbol negara burungGaruda yang gagah perkasa itu ditulisBhinneka Tunggal Ika,” kata Sutiyoso.Lalu, Sutiyoso mengungkapkankeprihatinannya, “Kita itu negara kayaraya dari sumber daya alam yang ada dibumi kita, baik di darat maupun di laut,tapi rakyatnya miskin.” Di mana letaksalahnya, harus dicari. Menurutnya, adasesuatu yang salah dalam diri kita danitu harus dibetulkan. Sutiyoso, antaralain melihat masalah itu padapemahaman kemajemukan. MenurutSutiyoso, kita diciptakan beragam suku,etnis dan agama, tapi bisa jadi satu.“Oleh karena itu, jangan lagimempersoalkan perbedaan. Kalau kitaselalu membicarakan perbedaan itu,maka kita akan berkelahi dan mungkinterus seperti sekarang ini,” tegasSutiyoso.Sedangkan Wakil Ketua UmumHimpunan Kerukunan Tani Indonesia(HKTI) Dr. Sutrisno Iwantono yangdidaulat mewakili masyarakat ekonomiIndonesia mengatakan kontribusi sektorpertanian terhadap ekonomi masihrendah, yakni sekitar 17 %. Padahal,menurutnya, pertanian merupakansektor yang sangat pentingkontribusinya terhadap ketahananpangan nasional, penyerapan tenagakerja, suplai bahan baku bagi industri,devisa dan lain-lain. Namun demikian,dia melihat pertanian masih punyabanyak masalah, produktivitas masihbisa ditingkatkan, irigasi yang tidak adaperbaikan, teknologi yang juga seolaholah sudah mulai jenuh, ditambah lagidengan berbagai macam perangkatorganisasi tani yang sering kali belumbisa melaksanakan fungsi dengan lebihbaik.Karena itu dia mengaku sangatmenaruh harapan pada Al-Zaytunbahwa kampus ini nantinya bisamenjadi pusat pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang dimulaidari pertanian. Dr. Sutrisno Iwantonomengatakan demikian karena mengakukebetulan punya banyak teman dari ITByang menjadi dosen di Universitas AlZaytun Indonesia. “Kalau tidak salah,doktornya mencapai 50 orang yangmengajar di Al-Zaytun,” ungkapnya.Selanjutnya, H Ahmad Zaini MA,perwakilan masyarakat Madura,menyoroti pemimpin atau pengambilkebijakan, masih banyak yangberorientasi sektoral untuk kepentingansesaat. Karena itu, menurutnya, parapemimpin umat dituntut untukmeneguhkan komitmen yang tulusuntuk membangun bangsa Indonesiatanpa ada tendensi ego sektoral ataugerakan politik primordial yangmenguntungkan komunitas tertentu.H Ahmad Zaini MA menegaskan, kitamemaklumi Indonesia berpotensisebagai bangsa yang besar, realisasinyatergantung seberapa jauh kita mampubersatu. “Harus ada pemimpin yangberorientasi kepada kepentingan rakyat.TOLERANSI: Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang bersama Pdt. Dr. SM Siahaan di depanribuan ummat saat temu ramah mesra dengan warga sekitar Al-Zaytun.