Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 82
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, Februari 2011BERITA TOKOHAlbertina HoHakim Tegas Tapi SantunRachmat WitoelarPNS Mesti Hemat EnergiSemenjak menjadiKetua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI),Menteri Lingkungan Hidupera Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I Rachmat Witoelar, punya sejumlah gagasan. Salah satunya, membuat pegawai negeri sipil(PNS) bisa hemat energi.Mulai dari pemakaian listrik hingga bahan bakarmesin. “Mereka itu kan hidupnya dibiayai negara,”ujar alumni Teknin Arsitektur ITB itu. Menurut priakelahiran, Tasikmalaya 2Juni 1941 itu, salah satulangkah kecil yang bisa dilakukan para PNS adalahtidak berlebihan menggunakan penerangan di rumahnya. “Jika sudah takdigunakan, lampu harusdimatikan,” kata dia. „Rima MelatiSaksi Dampak RokokAktris senior, RimaMelati menjadi saksiuntuk Pemerintah,dalam sidang uji materi, UUNo 36 Tahun 2009 TentangKesehatan, di MahkamahKonstitusi (MK) (5/1/2011).Uji materi UU ini diajukanoleh para petani tembakauyang memohon agar pasalyang menyebut tembakau sebagai zat adiktif dalam UUtersebut dibatalkan.Dalam kesaksiannya, istriaktor Frans Tumbuan itu mengaku, dirinya terserang kanker usus dan payudara akibatasap rokok. “Bahwa itu karenarokok saya kanker. Tahun1982 saya dapat kanker usus,itu dioperasi oleh Prof SyamsulHidayat. Beliau yang mengatakan, kamu terlalu banyakngerokok,” tutur Rima di depan 9 Hakim MK.Rima menjelaskan, dirinyapertama kali terserang kankertahun 1982. Saat itu mulaiterbesit keinginan untuk berhenti merokok. Namun, karena saat syuting sering bergaul dengan banyak perokok,kebiasaan buruk tersebut kumat. “Saat itu willpower (kegigihan atau tekad, red) sayakurang kuat,” ujar artis kelahiran Tondano, SulawesiUtara, 22 Agustus 1939 tersebut.Ia akhirnya baru bisa berhenti merokok secara totalpada 1989, saat usianya memasuki 50 tahun. Rupanya zatberbahaya dalam rokok masihmenempel di organ-organ vital dalam tubuhnya. Buktinyatujuh bulan kemudian atautepatnya bulan April 1990,kanker payudara menyerangRima. “Perlu waktu yang sangat lama agar tubuh kitabenar-benar bersih dari rokok,” tegasnya. „Tenang tapi tegas, itulahgambaran sosok Albertina Ho, SH tiap kalimenangani suatu perkara.Hakim di Pengadilan NegeriJakarta Selatan ini beberapakali dipercaya menangani kasus yang menjadi sorotanpublik seperti kasus mafiapajak Gayus Tambunan, kasuspembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, serta hakim dalamkasus korupsi sisminbakumyang menyeret nama mantanDirjen AHU, Kemenkumham,Romli Atmasasmita.Dalam menyidangkan satuperkara, bila terdakwa atausaksi tidak menjawab sesuaidengan inti pertanyaan, iatidak sungkan mengulangipertanyaan dengan gayanyayang santun hingga memperoleh jawaban yang pasti danjelas. Sementara jika mendapat jawaban yang cukupmencengangkan, ia juga tetaptenang seolah tak terpengaruh,apalagi terkejut. Atas integritasnya, Albertina banyak mendapat apresiasi dari masyarakat.Saat ditanya mengapa Gayuscuma divonis tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta,Albertina mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkandari segala segi, baik kepentingan masyarakat, negara,maupun terdakwa. DikatakanAlbertina, Gayus tidak bertanggung jawab sendirian terkait kelalaiannya saat menangani keberatan pajak PTSurya Alam Tunggal (PT SAT)di Direktorat Jenderal Pajak.Menurut hakim, atasan Gayussecara berjenjang seharusnyamengoreksi usul Gayus untukmenerima keberatan pajak PTSAT.Terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi soal uangRp 28 miliar di rekening Gayus, kata Albertina, hakimtidak dapat menghukumnyalantaran tidak ada dalam dakwaan dan belum dibuktikan dipersidangan.Integritas wanita kelahiranMaluku Tenggara, 1 Januari1960 ini juga tampak di luarruang sidang. Wanita yangsebelumnya menjadi hakim diPengadilan Negeri Slawi, Tegal, Jawa Tengah ini misalnya,selalu menolak tamu yangingin menemuinya di rumahuntuk menjaga kenetralannyamenangani kasus.Kesederhanaan juga melekat dalam diri alumni Fakultas Hukum UGM tahun1985 dan Magister HukumUniversitas Jenderal Sudirman Purwokerto tahun 2004ini. Contohnya, ia selama inikerap mengetik sendiri keputusan sidang dan dikerjakannya di rumah agar ia tidakmembayar pegawai juru ketiklagi sehingga mengirit biaya.Di samping itu, ia mengatakanbahwa hal itu juga dimanfaatkannya untuk berpikirdalam mengambil keputusantanpa campur tangan oranglain.Karena citranya yang positif,karir mantan Sekretaris WakilKetua Mahkamah Agung Bidang Yudisial ini pun lambatlaun meningkat, hingga padaakhirnya sejak Agustus 2008diangkat menjadi hakim di PNJakarta Selatan. „foto-foto: repro
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36