Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 13
BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011 13BERITA UTAMAabaran Presidentama kali dihembuskan oleh Wakil KetuaUmum Partai Gerakan Indonesia Raya,Fadli Zon (Detik.com Kamis, 24/02/2011). Jumlah yang ditawarkan pun cukupbesar. Dalam voting hak angket mafiapajak, kubu yang menolak yakni FPD,FPAN, FPPP, FPKB dan Gerindra dengan266 suara. Sedangkan fraksi pendukunghak angket terdiri dari Golkar, PKS, PDIPdan Hanura dengan 264 suara.Penolakan hak angket mafia pajak yangdimaknai berbagai pihak sebagai kemenangan mafia pajak, itu berbuntut ’kegaduhan’ politik Sekretariat GabunganKoalisi Partai Pendukung PemerintahanSBY-Boediono yang terdiri dari PartaiDemokrat, Partai Golkar, PKS, PAN, PPPdan PKB. Pasalnya, Partai Golkar dan PKSyang mendukung hak angket dianggapsebagai pengkhianat. Sehingga beberapamenterinya di kabinet diwacanakan harusdiganti (reshuffle).Sementara, Partai Gerindra digadanggadang dan menyatakan bersedia masukkoalisi partai dan kabinet dengan syaratmenduduki jabatan Menteri Pertaniandan BUMN. PDIP pun didekati dan sebagian kadernya ’ngiler’ juga jadi menteri,tetapi Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri, tetap pada pendirian keputusan kongres mengambil posisi sebagaipartai penyeimbang, di luar kabinet.Kegaduhan reshuffle pun berakibat kebimbangan sejumlah menteri.Mencoba menenteramkan kegaduhanisu reshuffle kabinet dan koalisi, PresidenSusilo Bambang Yudhoyono merasa perlumelakukan klarifikasi. Meski sebenarnyatak ingin merespon isu sehari-hari, tapikarena khawatir menganggu kerja kabinet, Presiden harus menjelaskannya.”Ini adalah penjelasan saya yang resmikepada Kabinet Indonesia Bersatu II,termasuk Dewan Pertimbangan Presidendan semua jajaran yang berada dalamlingkup kabinet,” kata Presiden SBY padabagian pengantarnya saat membukasidang kabinet terbatas bidang Polhukamdan Kesra, di Kantor Presiden, Kamis (10/3/2011) siang.”Saya memandang perlu untuk menyampaikan penjelasan karena meskipunsaya menahan diri untuk tidak merespon,apalagi bereaksi terhadap isu-isu politiksehari-hari, tetapi dalam perkembangannya sering menyentuh para menteri yangmenurut pendapat saya kalau tidak sayajelaskan bisa mengganggu konsentrasitugas kita, yang tiap hari terus dilakukan,”jelas Presiden SBY.Sebab, menurut Presiden SBY, menyangkut isu reshuffle yang telah berminggu-minggu, arahnya kurang logis.Sampai pada satu titik, seolah-olahPresiden dipaksa, diharuskan, didikteuntuk segera melaksanakan reshuffle.Kemudian, ada yang mengatakan bahwaPresiden lambat dalam melakukan reshuffle. “Ini sesungguhnya ganjil, karenareshuffle itu bukan tujuan, reshuffle ituboleh disebut sarana. Reshuffle dilakukanmanakala ada alasan yang urgen,” tegasSBY.Namun pernyataan tegas Presiden inibelum mengakhiri isu reshuffle. Masihdianggap mengambang. Bahkan paraintelektual muda Partai Demokrat, diantaranya Ulil Abshar Abdalla, pun secaraterbuka masih mendorong perlu segeradilakukannya reshuffle kabinet. Kegaduhan politik pun berkelanjutan. Partaikoalisi saling sikut. Partai Golkar dinilaitidak pantas menjabat Ketua HarianSetgab. Lalu, PKS merasa disudutkandengan berbagai isu negatif yang merekaduga didesain pihak tertentu yang dikategorikan sebagai bagian sentuhan tanganintelijen (siluman). Yusuf Supendi, salahseorang pendiri Partai Keadilan yangkemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melaporkan beberapa elit PKSmenggelapkan uang puluhan milyar rupiah. Juga beredar berita keterlibatankader PKS dalam skandal impor daging.Di tengah kegaduhan itu, WapresBoediono melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia. Di saat kunjunganWapres itu, Jumat, 11 Maret 2011, duakoran kenamaan Australia The Age danSydney Morning Herald merilis bocoranWikileaks atas dokumen-dokumen rahasia Kedubes AS di Jakarta. PresidenSBY dituding melakukan korupsi danmenyalahgunakan kekuasaan. The Agememberi judul berita utamanya “Yudhoyono ‘Abused Power’”. The Age jugamenampilkan ulasan yang bersumber daribocoran WikiLeaks pada rubrik Focus dihalaman 17 dengan judul “Bambangthank-you ma’am”. Sedangkan SydneyMorning Herald mengangkat judul “Corruption Allegations Against Yudhoyono.”Selain Presiden SBY, kedua koran itujuga menyebut sejumlah pejabat danmantan pejabat tinggi Indonesia ikutterlibat penyalahgunaan kekuasaan. Diantaranya mantan Wakil Presiden JusufKalla, Ketua MPR Taufiq Kiemas, dan IbuNegara Ani Yudhoyono.Berita di kedua Koran Australia yangbersumber dari WikiLeaks atas bocorankawat-kawat diplomatik Kedubes AS diJakarta yang dikirim antara 2004 - 2010,itu mengandung berbagai tuduhan mengejutkan, tapi belum diverifikasi. Dalamfoto: okefarid.wordpress.comDubes AS Scot Marciel: Belum terbukti kebenarannya.