Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 17
BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011 17BERITA UTAMAfoto-foto: reprosecara jelas keterlibatan SBY dalam kasuskorupsi. Tetapi, diplomat AS melaporkanbahwa pada tahun 2006, ketika bertemuKetua Umum Partai Demokrat, SBYhingga saat itu menyesali kegagalannyamembangun bisnis untuk dirinya sendiri,dan tampaknya merasa perlu mengejarnya dan menginginkan warisan yangcukup untuk anak-anaknya.Diplomat AS mencatat adanya hubungan antara SBY dan Tomy Winata, yang diduga menjadi anggota sindikat judi terkemuka yaitu ‘geng 9’ atau ‘sembilan naga’.Diungkapkan, pada 2006, Agung Laksono,yang sekarang menjabat Menko Kesra,mengatakan pada pegawai Kedubes ASbahwa TB Silalahi berperan sebagai perantara, yang membawa dana dari TomyWinata ke SBY, agar presiden tidak berhubungan langsung dengan Tomy Winata.Tomy Winata juga dilaporkan menggunakan jasa Mohamad Luthfi sebagaisaluran dana ke SBY. SBY menunjuk Luthfisebagai Kepala BKPM. Begitu pula intelsenior Yahya Asagaf juga memberitahuKedubes AS bahwa Tomy Winata mencobamembangun pengaruhnya dengan memanfaatkan ajudan presiden untuk mendekati Ibu Negara Kristiani Herawati.Laporan diplomat AS itu juga menekankan upaya keluarga presiden, khususnyaIbu Negara Kristiani Herawati, untukmendapatkan keuntungan finansial dariposisi politiknya. Awal 2006, Kedubes ASmengomentari bahwa Kristiani semakinberusaha mendapatkan keuntungan pribadi dengan bertindak sebagai brokeratau fasilitator untuk usaha bisnis. Banyaksumber juga mengatakan bahwa keluargaKristiani membangun perusahaan secarakomersial.Pada Juni 2006, salah seorang stafpresiden memberitahu staf Kedubes ASbahwa anggota keluarga Kristiani sangatmenginginkan keuntungan finansial daribadan-badan usaha milik negara. Keinginan ini dilaksanakan dengan sangatrapi, dimana pelaksana utamanya adalahstaf-staf terdekat (seperti Sudi Silalahi),sementara SBY tetap menjaga jarakhingga tidak terkena akibatnya.Kedubes AS juga menggambarkanbagaimana kuatnya pengaruh Kristiani dibalik layar sebagai anggota kabinet nomorsatu dan penasehat utama Presiden yangtidak bisa dibantah. Tentang peran IbuNegara ini, Kedubes juga melaporkan,penasehat presiden TB Silalahi mengatakan pada (staf kedubes AS) bahwa stafpresiden mulai merasa terpinggirkan dantidak punya kekuatan untuk memberikankonsultasi pada Presiden. Anggota BINYahya Asagaf secara pribadi mengatakanpendapat ibu negara menjadi satu-satunya hal penting.Sejalan dengan itu, diplomat AS jugamengindikasikan peran utama Kristianiyang mendorong SBY mengambil keputusan untuk tidak menjadikan WakilPresiden Jusuf Kalla sebagai pasangannyadalam Pilpres 2009.Bersama mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono, SBY meraih kemenangansebagai presiden periode 2009-2014. SBYberhasil meraup 60% suara, mengalahkanmantan Presiden Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, danWapres Jusuf Kalla yang berpasangandengan Wiranto.Pada Januari 2010, Kedubes AS mengamati: Sepuluh tahun reformasi politikdan ekonomi telah menjadikan Indonesiademokratis, stabil dan semakin percayadiri sebagai pemimpin negara-negara AsiaTenggara dan dunia Islam. Indonesiatelah menjalankan pemilu dengan sukses,bebas dan adil; mengatasi krisis keuanganglobal; dan menangani ancaman keamanan internal.Akan tetapi, dalam catatan diplomat AS,serangkaian skandal politik yang terjadisejak akhir 2009 hingga 2010, sangatmerusak posisi politik SBY. Pertentanganantara Kepolisian RI dan KPK telahmerusak citra pemberantasan korupsi diIndonesia, ditambah lagi dengan pertanyaan (Hak Angket) DPR seputar kasusBank Century yang mengaitkannya dengan kinerja Wapres Boediono yangwaktu itu menjabat sebagai Gubernur BI.Dilaporkan pula, salah satu LSM antikorupsi yang cukup berpengaruh, kepadaKedubes AS mengatakan, bahwa berdasarkan sumber yang bisa dipercaya,dana dari Bank Century telah digunakanuntuk membiayai kampanye Pemilu SBY.Disebutkan pula, mantan Wapres JusufKalla, sangat tidak setuju dengan bailouttersebut dan menuding Bank Indonesiayang saat itu dipimpin Boediono, telahgagal melakukan fungsi pengawasanterhadap Bank Century. Menurut Kalla,Bank Century seharusnya ditutup karenadianggap gagal mengelola dananya. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh kecurangan pemegang saham besar.Menurut Kedubes AS, latar belakang iniyang menjadikan SBY semakin ‘lumpuh’,dimana popularitas politiknya menurundrastis. Bahkan, SBY dianggap memperlambat proses reformasi karena engganuntuk mengambil risiko berseberangandengan DPR, media, birokrasi dan masyarakat sipil. Dia juga enggan untuk menerobos peraturan-peraturan sebelum diamerasa posisinya kuat, SBY tidak akanmelepas modal politiknya untuk menjalankan agenda reformasi.Dilaporkan, selama tiga belas tahunterakhir demokrasi di Indonesia semakinkokoh. Kediktatoran Soeharto telahdigantikan oleh sistem politik yang kompetitif yang tercermin dari perdebatanyang sengit dan kebebasan pers. Akantetapi, di balik kesuksesan pemerintahanSBY, sebagian kebiasaan buruk dan korupera Soeharto masih mewarnai politikkepresidenan di Indonesia. Demikian’berita sensasi dan omong kosong’ duakoran Australia. BI/CRSAgung Laksono sumber informasi