Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 16


                                    16 BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011BERITA UTAMAfoto-foto: reprobesar-besaran selama pemerintahan isterinya.Taufik dituduh, meskipun tidak pernahdiadili, atas dugaan korupsi pada proyekinfrastruktur besar yang dikerjakan tidaksesuai aturan. Taufik disebutkan diuntungkan dari kesepakatan-kesepakatanproyek JORR senilai US$2,3 miliar, proyek rel ganda Merak-Banyuwangi senilaiUS$2,4 miliar, proyek trans Kalimantansenilai US$2,3 miliar, dan trans Papuasenilai US$1,7 miliar.Pada Desember 2004, Kedubes AS diJakarta ((ketika itu duta besarnya B LynnPascoe), melaporkan bahwa salah seoranginforman politik pentingnya, TB Silalahi,penasehat senior Presiden SBY, telahmenginformasikan bahwa Asisten JaksaAgung (Jampidsus) Hendarman Supandji, telah mengumpulkan bukti-bukti korupsi yang cukup untuk menangkap Taufik Kiemas. Namun TB Silalahi, seorangpenasehat terdekat SBY, membeberkanbahwa Presiden secara pribadi telahmenginstruksikan Hendarman untuktidak melanjutkan kasus Taufik Kiemas.Sehingga tidak ada tindakan hukum yangdikenakan pada Taufik Kiemas, tokohpolitik berpengaruh yang sekarang menjabat sebagai Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), lembaga negarayang anggotanya termasuk anggota DPR.Sementara SBY melindungi Taufik darikejaksaan, wakilnya (Wapres) Jusuf Kalla,dituduh mengeluarkan apa yg disebutKedubes AS sebagai ’penyuapan besarbesaran’ untuk memenangkan kursi KetuaUmum Partai Golkar, partai politikterbesar di Indonesia, pada kongres tahun2004, dalam hal ini diplomat AS menyaksikannya langsung.Laporan Kedubes AS menyebut, menurut beberapa sumber yang dekat dengankandidat unggulan, tim sukses Kallamenawarkan pengurus cabang palingtidak Rp200 juta untuk memilihnya.Disebut, pimpinan wilayah provinsi, yangmemiliki hak suara yang sama tapi jugabisa memengaruhi pengurus cabang dibawahnya, menerima Rp500 juta ataulebih. Disebut, delegasi menerima uangmuka lebih dahulu dan akan menerimapembayaran penuh setelah kandidatberhasil memenangkan pemungutansuara dan dibayarkan tunai dalam hitungan jam setelah voting.Diplomat AS melaporkan bahwa dengan memerlukan 243 suara untuk menang secara mayoritas, calon KetuaUmum Golkar harus menyediakan danasebesar lebih dari US$6 juta. Bahkandilaporkan, seorang sumber mengklaimbahwa Ketua DPR Agung Laksono punmengalokasikan (jika tidak dikeluarkan)Rp50 miliar (lebih dari US$5,5 juta) padakongres tersebut.Kawat Kedubes AS juga menuduh SudiSilalahi, Seskab SBY, mengintimidasi hakim pada kasus sengketa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tahun 2006, partainya mantan Presiden AbdurrahmanWahid (Gus Dur). Menurut sumber Kedubes AS, kepada hakim, Sudi mengatakanjika pengadilan membantu (Wahid), samasaja dengan membantu menyerang pemerintah.Intervensi dari tangan kanan SBY itu,dianggap gagal, karena menurut sumbersumber Kedubes AS yang dekat denganPKB dan pengacara yang terlibat pada kasus tersebut, pendukung Gus Dur membayar jaksa sebesar Rp3 miliar (sekitarUS$322 ribu) untuk menyuap agar keputusan hakim memenangkan PKB Gus Dur.Namun, disebutkan, di luar kegagalantersebut, secara strategis tujuan SBY telahtercapai, karena berhasil menjadi tekananeksternal pada posisi Gus Dur sehinggamampu memaksa PKB untuk mendukungpemerintahannya.Laporan Kedubes AS juga mengindikasikan bahwa SBY menggunakan BINuntuk memata-matai baik kawan maupunlawan politiknya. Bahkan disebut, SBYsecara pribadi berhubungan langsungdengan Ketua BIN Syamsir Siregar untukmenginstruksikan anak buahnya melakukan pengawasan terhadap salah satumenteri kabinet paling senior, yaituSekretaris Negara, Yusril Mahendra,ketika dia pergi berlibur ke Singapurauntuk bertemu dengan rekan bisnis dariChina.SBY juga dilaporkan memerintahkanBIN memata-matai bakal calon presidenlainnya. Disebutkan, praktek itu telahdimulai sejak SBY bertugas sebagaiMenko Polkam pada masa pemerintahanPresiden Megawati. Dia memerintahkanintelijen untuk melaporkan hal-hal berkenaan dengan Panglima TNI dan calonpresiden dari Golkar yaitu Wiranto.Bahkan, pada sebuah rapat kabinet, KetuaBIN Syamsir Siregar pernah menyebutWiranto sebagai dalang teroris.Berdasarkan informasi dari orangorangnya sendiri, Wiranto mengetahuibahwa dia menjadi objek pelecehan dalamlaporan BIN. Namun ketika Wirantomengeluhkannya, TB Silalahi memberitahu bahwa laporan tersebut tidak ada.Dalam bagian lain laporan diplomat ASdisebutkan bahwa Penasihat Presiden, TBSilalahi mengatakan kepada diplomat ASbahwa SBY berbagi informasi sensitifdengan BIN, dirinya dan SekretarisKabinet Sudi Silalahi. Kedutaan Besar ASdi Jakarta melaporkan bahwa satu dariinforman politik yang paling berpengaruhadalah penasihat presiden, TB Silalahi.Laporan politik Kedubes AS yang sebagian besar bersifat rahasia itu menjelaskan meluasnya pengaruh politik uang disekitar SBY, meskipun Presiden sudah berkomitmen untuk memberantas korupsi.Walaupun laporan diplomatik AS, yangdimiliki Wikileaks dan diserahkan secaraekslusif kepada The Age dan SydneyMorning Herald, tidak memperlihatkanTaufik Kiemas tidak tahu apa-apaPresiden SBY berjabat tangan dengan salah satu penasehat terdekatnya, TB Silalahi
                                
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20