Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 83
P. 14


                                    14 BERITAINDONESIA, Maret - 10 April 2011BERITA UTAMAfoto-foto: reprohak jawab pemerintah Indonesia yangditerbitkan The Age Sabtu (12/3/2011)bertajuk Rejects Corruption Claim, ditegaskan bahwa pemberitaan tersebutsebagai ulasan palsu, penuh kebohongan.The Age dan Sydney Morning Herald telahmelanggar ‘kode etik jurnalisme universal’ dengan menerbitkan rincian darikabel diplomatik tanpa meminta klarifikasi terlebih dulu (cover both sides).“Kadar (konten) berita itu penuh sensasi dan menghina, semuanya omong kosong,” sanggah pemerintah dalam hak jawab di The Age dan Sydney Morning Herald itu. Dijelaskan pula bahwa Indonesia menuntut dan telah menerima ungkapan penyesalan dari Duta Besar AS diJakarta (11/3/2011) seiring pernyataantegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyanggah tuduhan darikawat diplomatik AS bahwa dirinya dankeluarga terlibat dalam korupsi.Pada konferensi pers, Dubes AS ScotMarciel di Jakarta (11/3/2011) mengatakan penyesalan terdalam kepada PresidenYudhoyono dan pada warga Indonesiaatas pemberitaan The Age dan SydneyMorning Herald itu. Scot Marciel menegaskan bahwa pemublikasian dari kawatkawat diplomatik sangat tidak bertanggung jawab. Secara umum, kata Marciel,kawat-kawat seperti itu mengandunginformasi yang apa adanya dan sering kalimasih mentah yang juga kerap tidak lengkap dan belum terbukti kebenarannya.Sayangnya, setelah menyampaikanpernyataan itu, Marciel tiba-tiba tanpasungkan (kurang sopan) pergi begitu sajameninggalkan Menlu RI Marty Natalegawa yang masih menjawab pertanyaanwartawan dalam konfrensi pers itu. Takterbayangkan bilamana Dubes RI diWashington melakukan hal sama kepadaMenlu AS.Lalu, di tengah munculnya berbagaitanggapan atas bocoran WikiLeaks itu,tiba-tiba muncul paket bom buku. Pertama kali paket bom buku itu ditujukankepada salah satu aktivis Komunitas UtanKayu dan Jaringan Islam Liberal (JIL),Ulil Absar Abdalla, yang belakanganmasuk pengurus pusat Partai Demokratdan sangat kencang menyuarakan perlunya reshuffle kabinet. Bom buku itumeledak dan melukai tiga orang, Selasa 15Maret 2011, akibat salah prosedur penjinakannya. Disusul paket bom lainnya dibeberapa tempat. Polisi memperkirakanada ratusan paket sehingga warga masyarakat dihimbau untuk waspada. Lagi-lagi,paket bom buku ini diduga sebagai pengalihan perhatian. Kemungkinan keterlibatan intelijen pun diperbincangkan.Sehari sebelumnya, Senin (14/3/2011),Presiden SBY saat membuka rapat kabinetterbatas, di Istana Bogor menyatakan, Indonesia tidak perlu larut dalam kegaduhan yang ditimbulkan akibat pemberitaandua media di Australia, The Age dan TheSydney Morning Herald, tentang dirinyadan sejumlah tokoh nasional.Presiden pun mengucapkan terimakasih atas beberapa komentar dari paramenteri dan staf khususnya. “Tetapi sayapandang sudah cukup. Tidak perlu kitaterus-menerus ikut dalam kegaduhan soalini karena banyak yang lebih penting yangharus kita lakukan,” kata Presiden.Presiden juga menyatakan dia tidakingin terlalu reaktif dan emosional. “Saudara tahu kebiasaan saya. Setelah semuanya bisa dinalar dengan baik dan jernih, tentu dengan tetap menjalankan tugas saya sebagai kepala pemerintahan dankepala negara, saya akan menggunakanhak saya untuk mendapatkan keadilandengan cara-cara demokratis,” katanya.Presiden menyatakan akan menyelesaikan persoalan itu dengan baik, tetapi tetapmenjalankan tugas sebaik-baiknya danmengutamakan situasi dalam negeri.“Percayalah, saya mempertanggungjawabkan apa yang saya lakukan. Saya,insya Allah, akan tetap menjaga integritaskarena itulah tugas saya sebagai pemimpin di negeri ini,” ujarnya.Menurut Presiden SBY, nanti publikakan tahu siapa sesungguhnya yangdemokratis dan siapa yang tidak, yangmain lapor, main tuduh, main hakim didalam media massa, di dalam diplomasiyang sungguh merugikan nama baikseseorang, yang boleh disebut sebagaicharacter assasination. Presiden memperlihatkan kebiasaan kesabarannya,yang melegakan.„ BI/Ch. Robin SimanullangPresiden: Indonesia tidak perlu larut dalam kegaduhan.PRESIDEN SBY: Koran The Age dan Sydney Morning Herald sensasi dan omong kosong.
                                
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18