Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 31


                                    BERITAINDONESIA, Maret 2013 31L ENTERADEMOKRASI, TOLERANSI DAN PERDAMAIANL ENTERA31Kaya dan Gagah langkan setelah panen,” jelas Syaykh.Kemudian seluruh hasil masuk keIstana Beras. Syaykh mengatakan beras itu harus disimpan di istana beras,jangan lumbung. “Lumbung itu tidakterlalu gagah. Tapi harus istanaberas. Jadi cuma dua yang tinggal diistana yakni raja dan beras. Berasyang untuk kepentingan pangan harus dijunjung tinggi, ditempatkan diIstana Beras,” kata Syaykh.Lalu, para petani yang membutuhkan beras dan telah menjadi anggotakoperasi, tinggal mengambil denganmengajukan permohonan. Dengancara ini, keperluan beras untuk kebutuhan hidup sehari-hari, baik masyarakat petani (desa) maupun masyarakat kota, akan terjamin. Hal inidimaksudkan agar petani tempatanmengubah kebiasaan yang kurangbaik selama ini yakni dengan mudahnya menjual beras pada saat panen,tetapi kemudian menjadi kekuranganberas (lapar). “Tidak punya uang untuk membeli beras. Anak nangis.Kalau hanya ditangisi satu oranganak, kita masih bisa lari ke luar.Nah, kalau semua anak nangis nggakmakan, apa jadinya,” ungkap Syaykhmengingatkan petani setempat.Maka, Syaykh mengingatkan bahwa beras harus disimpan di IstanaBeras. “Sebab semakin banyak beras,maka uang pun akan semakin banyakpula,” jelasnya. “Jangan takut tidakmakan. Beras kita tanam sendiri. Kitapunya beras dan makan sendiri,rasanya jauh lebih enak daripadamembeli. Membeli itu katanya enak,tapi tatkala kantong sedang kosong,pahit. Nasi itu jadinya pahit. Tidakpercaya? Jangan pernah mencobauntuk tidak bisa membeli beras. MakaSyaykh paling takut ditangisi santrikarena nggak makan, nggak makanitu sakit,” urai Syaykh.Maka Syaykh sangat merisaukankondisi Indonesia, sebuah negaraagraris, tanahnya subur dan sumberdaya alamnya kaya, serta sebagianbesar (70%) rakyatnya adalah petaniyang tinggal di desa, tapi, ironisnya,masih terus mengimpor beras danhasil pertanian lainnya. Petaninyamiskin, bahkan masih ada yang busung lapar. Menurut Syaykh, negara‘kaya raya’ ini ternyata sangat lemah,karena petaninya miskin dan konsumen pertaniannya (masyarakat kota) juga tidak gagah. „ Berindo - crspemuda anak petani, bahwa bertaniberarti akan menjadi orang miskin,hina, tidak terhormat. Petani dianalogikan sebagai buruh tani, petanigurem, orang-orang miskin dan hina.Sehingga orang tua mereka juga berpesan: ‘Bersekolah, agar jangan menjadi petani seperti bapak.”Menurut Syaykh Panji Gumilang,image petani miskin inilah yang harus diubah menjadi petani yang makmur dan kaya serta terhormat. Sehubungan dengan itu, Syaykh PanjiGumilang menghimbau agar masyarakat desa (yang mayoritas petani)dan masyarakat kota segera mendaftarkan diri bersatu padu dalam wadahekonomi bersama Koperasi Desa Kotaini menuju kesejahteraan bangsa.Salah satu bentuk konkrit dariupaya peningkatan kesejahteraanmasyarakat desa (petani), saat initanah-tanah milik Yayasan PesantrenIndonesia, telah mulai digarap sendiribersama rakyat lingkungan dengancara bagi hasil. “Kita meminjamkanmodal pada penggarap tanpa memberikan beban bunga. Diambilnyasetelah panen. Padi dibagi dua, kemudian yang meminjam modal dipuPETANI KAYA: Syaykh mengutip semboyan (ajaran) Konghucu: Nong Fu Kuo Chiang (petani kaya negara kuat). Demikian juga ajaran Nabi Muhammad SAW: Petani pemilik negara, siapa melupakan pertanianmenghancurkan negaranya sendiri.
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35