Page 35 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 35


                                    BERITAINDONESIA, Maret 2013 35L ENTERADEMOKRASI, TOLERANSI DAN PERDAMAIANL ENTERAatau 80 persen saja yang ditanamipadi, maka ada 8,8 juta hektar. Inisudah menakjubkan, sekali tanamsaja serentak seluruh Indonesia.Jangan dulu cerita tiga kali tanam.Kemudian konsumen beras Indonesia ini semuanya hampir 250 jutadengan rata-rata 0,135 ton perkapita. Jika dihitung, 0,135 x 250juta, maka diperlukan beras 33.750juta ton per tahun.Semestinya, kata Syaykh PanjiGumilang, bangsa Indonesia ini sudahharus menekan konsumsi beras,jangan sampai memakan beras sebegitu besar. Mengapa kita menganjurkan konsumsi beras ini harusditekan? Dia mengambil contoh di AlZaytun, misalnya dengan jumlah4.200 orang, setiap hari mengonsumsi beras 1.100 kg, berarti perkapitanya 262 gr per hari, atau 96 kgper tahun. Jumlah itu sudah layak dancukup, semuanya bisa beraktivitassecara penuh. Tentu saja ada makanan-makanan lain, maka di sini (AlZaytun) ditanam banyak tanaman.Jadi, kalau mengambil contoh di AlZaytun ini, dengan per kapita hanyamemakan 96 kg per tahun, makakebutuhan beras Indonesia setiaptahunnya hanya 24 juta ton. Bisaberkurang sekitar 10 juta ton.Lalu, Syaykh memberi contoh sederhana. Jika dihitung, per bahu (1bahu=7000 m²) menghasilkan padisekitar 4 ton, kemudian digilingmenjadi beras menghasilkan 2.120kg. Atau jika dihitung per hektarnyaakan menghasilkan 3.028 kg beras.“Nah, jika kebutuhan beras bangsaIndonesia 24 juta ton, katakanlah24 juta dibagi 3 ton saja (berasbersih), hanya diperlukan lahan 8juta ha. Dan itu hanya sekali tanam.Dengan ini saja, semestinya sudahtidak ada lagi masyarakat Indonesia yang kelaparan,” ujarnya.Dia meyakini hal itu berdasarkanpengalaman yang ada di Al-Zaytun.Sampai detik ini, ada 406 bahu, atausama dengan 285 ha lahan Al-Zaytun yang ditanami padi. Ternyatasudah bisa memenuhi hajat makandi Al-Zaytun. “Jadi mengatasi pangan seperti itu. Dengan perhitunganmatematika dan praktik seperti yangkita jalankan di Al-Zaytun, tidak adalagi kelaparan. Bahkan, memiliki surplus. Itu kita belum berbicara tanamkedua, bahkan kalau mungkin bisatanam tiga kali. Kalau kita bicarakantanam kedua, itu kelebihannya. Tentu hasilnya tidak seperti musim rendeng, kecuali yang mempunyai airdengan irigasi cukup. Kemudian dimusim ketiga, bisa ditanami tanaman yang lain, yang hasilnya bisauntuk tambahan snack. Jadi tidakada bahasa kelaparan di Indonesia.Semestinya begitu,” jelas SyaykhPanji Gumilang.BERITAINDONESIA, Maret 2013 35L ENTERA
                                
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39