Page 33 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 33


                                    BERITAINDONESIA, Maret 2013 33L ENTERADEMOKRASI, TOLERANSI DAN PERDAMAIANL ENTERAprotek sedemikian rupa.“Sekarang ini sudah tidak ada proteksi, sehinga petani terjun bebas, keair bah pula, atau terjun bebas ke api(kebakaran), dibiarkan tanpa proteksisama sekali. Dia memberi contoh, apayang selalu disaksikannya di lingkungan Al-Zaytun (Indramayu), begitupanen tiba sudah diserbu tengkulak.Para tengkulak itulah yang menentukan harga dan sebagainya. Petanitidak berdaya untuk ikut menentukanharga. Sama sekali tidak ada proteksikepada petani. Semestinya, pemerintah (Bulog) memproteksi, antara lain,dengan membeli hasil panen petanidengan harga yang menguntungkanpetani.Menurut Syaykh Panji Gumilang,kini harga pasar beras semestinyatelah menguntungkan petani. Sebab, harga beras sudah hampir duakali lipat atau lebih dari dua kali lipatharga BBM. Harga bensin Rp 4.500per liter, harga solar Rp 4.500 perliter, harga beras yang ecek-ecek(berkualitas rendah) sudah Rp9.000 per kg di pasaran. Hargaberas yang berkualitas lebih baiksudah di atas Rp.10.000 per kg.Tapi, kata Syaykh, ternyata harga itubukan milik petani. “Andainya harga ini dimiliki oleh petani, makadaya beli petani akan sangat besar.Sayangnya, harga beras meningkattetapi harga itu tidak sepenuhnyadimiliki petani. Justru para perantara dan para tengkulak yang memiliki perhitungan yang lebih,” keluhSyaykh. Jadi, kata Syaykh diperlukan proteksi untuk menjamin dayabeli petani terus meningkat.Syaykh Panji Gumilang menekankan betapa mutlak perlunya parapetani itu harus diperhatikan, karena petani yang mempersiapkan pangan itu. “Kalau dalam bahasa pepatahnya, Al fallah sayyid al bilaad,petani itu sesungguhnya tuan negara ini, tuan suatu negara. Dalampepatah China, Nong Fu Kuo Chiang(petani kaya negara kuat),” tegasSyaykh.Selain itu, kata Syaykh, tata kelolapendistribusian hasil panen pertanian ke seluruh penduduk Indonesia juga semestinya diperbaiki. Menurutnya, tatkala distribusi tercapai (menjangkau seluruh penduran di Indonesiapotensi banjir, potensi kekuranganair, potensi penyakit, dan potensihama. Namun, semua itu bukanpenghalang, karena Indonesia mempunyai lahan cukup, keterampilanpetani cukup, dan bibit padi lokaljuga cukup.Lalu, mengapa masyarakat Indonesia masih ada yang kelaparan?Syaykh Panji Gumilang menyebutbeberapa faktor penyebabnya. Diantaranya, sudah tidak ada proteksipada hasil pertanian sehingga petanidibiarkan terjun bebas dan jatuhdalam cengkeraman tengkulak. Sesungguhnya, menurut Syaykh, pemerintah itu cukup mengatur sajapara petani Indonesia yang memangsudah pintar saat ini. Hanya saja,hasil pertaniannya semestinya diBERITAINDONESIA, Maret 2013 33L ENTERAP3KPI: Tanaman padi yang terletak di lahan sawah milikYayasan Pesantren Indonesia tumbuh subur. Penggarapan sawah milik Yayasan dikerjasamakan bersamamasyarakat lingkungan yang tergabung dalamPaguyuban Petani Penyangga Ketahanan PanganIndramayu (P3KPI)
                                
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37