Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 34
34 BERITAINDONESIA, Maret 2013 L ENTERAL ENTERAduk), kelaparan itu sudah tidak ada lagi. Disamping itu, perlu juga semakin diintensifkan sosialisasi konsumsi aneka ragammakanan. “Jadi makanannya itu ada keanekaragamannya, diversifikasinya banyak,bisa ubi, singkong, kedelai atau kacangkacangan dan lain-lain,” jelasnya. Dengandemikian para petani bisa menanam yanglainnya, misalnya, pisang, ubi, singkong,jagung dan lain sebagainya. “Umpamanya,di pematang ditanami jagung, belum panenpadi, kita panen jagung. Talas bisa bersamaan waktunya dengan padi, habis panen padikita panen talas. Di sudut-sudut petakansawah ditanam pisang, sebagaimana yangkita praktikkan di Al-Zaytun ini,” Syaykhmenjelaskan.Syaykh Panji Gumilang memberi gambaran tentang lahan potensial untuk menghasilkan pangan, khususnya padi di Indonesia. Lahan yang dimiliki Indonesia itu lebih11 juta hektar, yang tersebar di Pulau Jawa,Sumatera, Kalimantan, Sulawesi serta pulauyang lain. Saat musim rendeng atau musimpenghujan di Indonesia hampir bersamaanwaktunya antara Indonesia bagian Barat,Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.Katakanlah musim hujan dimulai dari November sampai April. Enam bulan mempunyai potensi air yang tanpa dialirkan,tanpa digali sudah mencukupi. Air hujan inicukup untuk bertanam pangan.Menurut Syaykh, seandainya lahan yangada, tidak usah 11 juta hektar tetapi 90 persenBERITAINDONESIA, Maret 2013L ENTERAPara petanisedangmembersihkangulma pada lahangarapannya ataungoyos.