Page 25 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 25


                                    BERITAINDONESIA, Maret 2013 25YBERITA HUKUMpatan dan ketepatan mengambil keputusan memang perlu dilakukan olehjajaran direksi di tengah persainganyang ketat. Risiko bisnis tidak bisa ditiadakan sama sekali, yang diperlukanbagaimana melacak risiko bisnis.Manajemen PT MNA berusaha memilih untuk mengambil kesempatanmemperbaiki kinerja perusahaan,dan majelis hakim menganggapnyaitulah keputusan bisnis. Soal securitydeposit yang tidak bisa ditarik lagioleh PT MNA, majelis hakim memakluminya sebagai risiko bisnis.“Manajemen telah memitigasi risiko bisnis, tetapi ketika TALG tak punyaitikad baik, hal itu bukan di bawahkendali MNA,” kata Napitupulu.Akibat kegagalan TALG yang tidakbisa mengirim pesawat dan tidak jugamengembalikan security deposit, MNAtelah mengajukan kasus tersebut kepengadilan di Washington DC, Amerika Serikat. Hasilnya, TALG dinyatakan telah bertindak Wanprestasi danmengharuskan TALG mengembalikansecurity deposit beserta bunganya.Dalam mengambil keputusan bisnis,berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, manajemen MNA dianggap telah memenuhi kriteria memilikiinformasi yang dianggapnya benar,tidak memiliki kepentingan, memilikiitikad baik dan dasar rasional.Majelis hakim berkeyakinan, unsurmelawan hukum dalam dakwaan primer tidak terbukti. “Majelis hakimberpendapat, tindakan Hotasi denganmenyewa pesawat tersebut sudah dilakukan hati-hati, beritikad baik, dandemi kepentingan perusahaan. Dengan demikian, unsur melawan hukum yang dikatakan tidak hati-hatidan tidak berdasarkan prinsip goodgovernance tidak terbukti,” kata Napitupulu.Dakwaan subsider juga tak bisadibuktikan. Salah satu pertimbangannya, MNA memiliki itikad denganmasih mengupayakan untuk mengembalikan security deposit, termasuk memidanakan TALG.“Majelis hakim tidak melihat adanya niat terdakwa untuk memperkaya TALG dengan security depositsebesar USD 1 juta dollar. Dengandemikian, unsur menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi,tidak terbukti secara hukum. Karenaitu, dakwaan subsider harus dinyatakan tidak terbukti,” kata Napitupulu.Lulusan TerbaikHotasi telah mengenyam pendidikan terbaik di Indonesia dan jugaterbaik di dunia. Dia lulusan InstitutTeknologi Bandung (ITB), juga lulusan Massachusett Institute of Technology(MIT). Rekan-rekan Hotasi sering mengatakan, sebagai lulusan MIT, untukmencari uang USD 1 juta, seperti yangdituduhkan jaksa nilai kerugian negara, bagi Hotasi sangat mudah. Karenaitu, korupsi hanya USD 1 juta bagiHotasi dianggap tidak masuk akal.Hotasi sempat membuat pleidoipribadi setebal 38 halaman. ”Membuat pleidoi atas perkara korupsi, pekerjaan yang sulit, karena kita sendiri danmasyarakat sedang marah kepada korupsi,” katanya.Merpati berusaha meremajakan armadanya dengan menyewa sejumlahpesawat tipe Boeing 737-400 danBoeing 737-500. Kontrak sewa pesawatdengan pihak lain umumnya berjalanlancar. Kalaupun ada yang gagal, security deposit dikembalikan kepada Merpati. Kata Hotasi, hanya satu kontrakyang gagal dan security deposit tidakdikembalikan, yaitu kontrak denganTALG. Perkara inilah yang kemudianmenyeret Hotasi dan direksi Merpatilain menjadi tersangka kasus korupsi.Pengadilan, 8 Juli 2007, memenangkan gugatan Hotasi dan memerintahkan TALG mengembalikan uang deposit sebesar USD 1 juta beserta bunganya. “Namun, pemilik TALG berusahamenghindari pengembalian deposit danmengulur waktu agar masa kadaluarsaperkara berakhir,” kata Hotasi.Sebelumnya, Merpati setuju menyetor deposit, karena ketika dilakukanpengecekan, TALG memiliki aset yangmeyakinkan. Kantornya berada di kawasan elite Washington DC. Demikianjuga dengan Hume Associates, yangmenampung dana deposit, kantor hukum yang meyakinkan.Pemilik TALG, Alan Messner adalahmantan Vice President Investmentdari BCI Aircraft Leasing di Chicago,sebuah perusahaan leasing besar.Mitra Messner, Jon Cooper, profesorhukum yang memiliki lebih 30 tahunpengalaman sebagai pakar hukumlingkungan, pengacara, akademisi,dan penasihat Pemerintah AS danBank Dunia.TALG juga memberikan surat pernyataan security deposit bersifat bisadikembalikan lagi (refundable) jikaTALG gagal menyediakan pesawat.Uang deposit diamankan di pihakketiga, yaitu firma hukum Hume Associates, sesuai hukum SafekeepingProperty (penyelamatan aset) di Amerika Serikat.TALG sebenarnya hanya brokerpenyewaan pesawat, tetapi dalampersidangan terungkap bahwa peranbroker sudah menjadi kelazimanbisnis. Pemilik asli pesawat yangdisewakan adalah East Dover. Untukmeyakinkan, TALG telah melengkapidiri dengan perjanjian antara TALGdan East Dover.Setelah mengirim deposit, TonySudjiarto, waktu itu General ManagerMNA, berangkat ke AS dan melakukaninspeksi atas Pesawat Boeing 737-500di Victorville, AS. “Hasil inspeksi menunjukkan pesawat dalam keadaanprima dan siap dikirim. Saat itu kamiyakin TALG akan memenuhi komitmennya,” kata Hotasi.Namun, setelah ditunggu tigapekan dari tanggal penyerahan 5Januari 2007, TALG tidak dapatmenyerahkan pesawat itu. Merekamengirim e-mail, menjelaskan alasanpenundaan itu karena harga sewaharus dinaikkan.Merpati akhirnya membatalkankontrak dan langsung meminta pengembalian dana deposit. Namun,permintaan tak ditanggapi positif.Maka, Maret 2007, Merpati mengajukan gugatan kepada TALG. Merpatimemenangkan gugatan, 8 Juli 2007.Hotasi merasakan ironi bagi penegakan hukum di Indonesia dan di AS.Di AS, pengadilannya menyidangkanwarganya sendiri yang telah menggelapkan dana deposit demi tegaknya hukum bisnis yang berlaku. Di Indonesia,tempat BUMN kehilangan uang negara, justru menyidangkan perkara perdata ini ke ranah tindak pidana korupsi.Jika deposit Merpati dianggap uangnegara, kejaksaan sebagai pengacaranegara seharusnya wajib berupayakeras mengejar pengembalian uangtersebut. Kejaksaan dapat bekerjasama dengan Interpol dan KBRI.“Namun, tampaknya kejaksaan lebih mudah memidanakan saya danPak Tony sebagai sumber masalahyang terjadi daripada bekerja kerasmengejar uang itu,” kata Hotasi.Jika kejaksaan tidak berbuat apaapa dan keputusan pengadilan ASmelepaskan Jon Cooper, di saat itulahkerugian negara telah terjadi. “Jikakami diputuskan bersalah akibatkelalaian yang disengaja, merekadapat menggunakan pidana korupsisebagai hal yang meringankan JonCooper,” papar Hotasi.Hotasi merasa menjadi korban kejahatan dua warga negara AS itu, tetapi dijadikan pesakitan dan dipermalukan sebagai terdakwa tindak pidanakorupsi oleh kejaksaan di negeri sendiri. Sedangkan kejaksaan AS memidana kedua warga negaranya. “Sayadan Pak Tony, serta rekan mantanDireksi dan Merpati sendiri, jadikorban kejahatan orang lain,” kataHotasi. „ mbi/sh
                                
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29