Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 87
P. 40


                                    40 BERITAINDONESIA, Maret 2013BERITA BUDAYAZIdentitas BudayaMasyarakat Acehudah bukan rahasia lagi apabila berbagai tarian tradisional Aceh sering ditampilkan dalam pertunjukan budaya ditingkat nasional maupun internasional.Tari Rapai Geleng misalnya, dibawakan oleh kelompok kesenian Sekolah Pembangunan Jaya diPavilion \riahkan pameran dagang \(MUBA) 2013\akhir Februari 2013 lalu. Indonesia menjadi guestcountry dalam penyelenggaraan pameran yangterbesar dan tertua di Swiss itu.Sebelumnya, tarian Rapai Geleng juga menyemarakkan Festival Internasional Abu Simbel diAswan, Mesir. Tim kesenian Indonesia yang beranggotakan 13 orang tampil piawai dan disambuthangat oleh penonton di festival internasionalyang diikuti sejumlah negara, antara lain Prancis,Amerika Serikat, China dan Turki itu.Rapai Geleng adalah salah satu tarian dari Acehyang sering ditampilkan selain tari Saman dan tariSeudati. Rapai Geleng mempertunjukkan keserasian gerak, gelengan kepala, dan bunyi rebanayang ditabuh secara ritmik diiringi syair religi dalam bahasa Aceh. Gerakannya bervariasi dari lambat, cepat, sangat cepat, dan diam tanpa gerak.Konsentrasi penuh merupakan kunci keberhasilan kesenian ini, karena jika ada salah satupemain yang salah gerak, maka akan mengakibatkan rusaknya permainan. Secara filosofis,Rapai Geleng menggambarkan kehidupan harusdinamis dan harmonis.Sebelum Islam berkembang di Aceh, kebudayaan di sana dipengaruhi oleh kebudayaan Hindudari Hindia yang dibawa oleh pedagang melaluijalur laut. Dalam hubungan kesenian, budaya dariIndia ini kemudian berkembang dalam senibudaya lokal masyarakat Aceh. Karena itulah,banyak kita dapati unsur-unsur kesenian Hindustan dalam tarian Aceh. Baik dari segi warna dancorak pakaian, maupun gerakan-gerakan tari.Begitu pula ketika ajaran Islam mulai berkembang, kesenian Aceh pun berkembang sesuaidengan corak yang islami.Pada dasarnya, tarian Aceh memiliki ciri-cirisebagai berikut: ditarikan oleh satu jenis kelamindalam satu regu, pengulangan gerakan serupayang relatif banyak, durasi penyajian yangpanjang, kombinasi dari tari musik dan sastra,pola lantai yang terbatas dan gerak tubuhterbatas. Secara umum tarian Aceh bisa dikelompokkan berdasarkan asal suku tarian tersebut.Misalnya, tarian Aceh yang berasal dari SukuGayo seperti tari Saman, Bines, Munalu, Didong,Guel, dan tari Turun Ku Aih Aunen. Sementara,dari Suku Aceh, ada tari Rateb Meuseukat,Seudati, Pho, Ranup Lampuan, Tarket Pukat,Laweut, Likok Pulo, dan tari Ratoh Duek.Spirit keislaman terlihat jelas dalam berbagaitarian, baik Seudati, Saman, Meuseukat, RanupLampuan dan lainnya. Misalnya saja tari Seudatiyang diciptakan setelah berdirinya masyarakat Islam Aceh, berfungsi sebagai dakwah dan hiburan.Seudati yang merupakan perpaduan antara senisuara dan seni tari ini juga bernama saman (katadari bahasa Arab yang artinya delapan) karenapara pemainnya terdiri dari delapan orang yaituLewat tarian, masyarakat Aceh membangunidentitas budaya sendiri yang sarat nilai syariahdan spirit keislaman.Syekh dan para pembantunya berpakaian seragam.Sedangkan keindahan tari Samanyang banyak memikat hati orang terletak pada kekompakan gerakannyayang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentakmengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur ituseolah digerakkan satu tubuh, terusmenari dengan kompak, mengikutidendang lagu yang dinamis.Tarian juga dipakai dalam berbagaiupacara seperti Tari Ranub Lampuanyang biasa dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh.Tarian ini juga ditampilkan pada acara-acara khusus, seperti pada acaraPreh linto, Tueng Dara Baro. Tarianini dimainkan oleh tujuh orang penariwanita dan diiringi dengan instrumenmusik tradisional Seurunee Kalee.Penari memegang Cerana atau Puanyang yang di dalamnya berisi sirih(ranub) yang akan diberikan kepadatamu-tamu sebagai tanda kemuliaan.Untuk melestarikan tarian-tariantradisional Aceh, anak-anak sekolahwajib mempelajarinya. Seperti TariLikok Pulo yang dimasukkan ke dalam mata pelajaran kesenian dan menjadi salah satu tari wajib bagi muridsekolah di Banda Aceh. Tarian yangdibawakan oleh 12 orang penari priaini menjadi media pengembangandakwah Islam di era kesultanan Aceh.Gerak tari Likok Pulo komposisinyadimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul. Ritme tariansaling membentang dan seling ke kiridan ke kanan sambil melantunkansyair-syair pujian kepada Tuhan yangdiiringi dengan musik Rapai danvokalis yang menyanyikan syair Aceh.Dengan tersedianya tenaga kreatifyang benar-benar memahami danmenggemari kesenian Aceh, didukung adanya pemain-pemain senitari yang penuh dedikasi dan maubelajar dengan sungguh, tariantradisional Aceh tetap lestari sampaisekarang. „ cidSTARI SAMAN
                                
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44