Page 26 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 26
26 BERITAINDONESIA, September 2013BERITA TOKOH Zlumni Akademi Militer (Akmil)1971 ini menulis buku kontroversial “Konflik dan IntegrasiTNI-AD.” Dia pun pernah dituding berperan dalam pusaran isu persaingan “ABRI Hijau” versus “ABRI MerahPutih” menjelang dan saat gerakanReformasi 1998 bergulir.Kivlan Zen yang menjadi Kas Kostradsaat Prabowo Subianto menjabat Panglima Kostrad, satu dalam barisan “ABRIHijau” yang dikenal dekat dengankalangan Islam, khususnya ICMI dibawah pimpinan BJ Habibie. Diisukanbeberapa jenderal yang termasuk dalambarisan ini antara lain Jenderal FeisalTanjung dan Jenderal Wiranto. ABRIHijau tersebut berseberangan dengankelompok ‘ABRI Merah Putih’ yang satubarisan dengan Jenderal Benny Moerdani, Jenderal Try Sutrisno dan Jenderal Edi Sudrajat.Kelompok ABRI Hijau ini berhasilmeyakinkan Presiden Soeharto, sehingga mengangkat Jenderal Feisal Tanjungmenjabat Panglima ABRI (1993) menggantikan Jenderal Edi Sudrajat. Makamenjelang dan saat reformasi bergulir,barisan ‘ABRI Merah Putih’ menjaditersingkir. ABRI dan ICMI pun bergandengan tangan, sekaligus bersaing.Posisi ABRI yang dominan di Golkar pun‘digantikan’ ICMI. Sangat bertolakbelakang dari kondisi sebelumnyaketika ‘ABRI Merah Putih’ tidak sejalandengan ICMI.Namun, persaingan individu terjadipula dalam barisan ‘ABRI Hijau’, terutama antara Jenderal Wiranto denganPrabowo Subianto. Sehingga JenderalWiranto pun terkadang dituding bermain mata dengan barisan ‘ABRI MerahPutih’ oleh kalangan ‘ABRI Hijau’, termasuk Kivlan Zen. Maka oleh pihaktertentu, barisan Wiranto diisukan jugasebagai ‘ABRI Pelangi’.Konflik elit TNI AD (Hijau) semakinmengemuka setelah Jenderal Wirantomenggantikan Jenderal Feisal Tanjungmenjadi Panglima ABRI pada 16 Februari 1998, sementara Prabowo Subiantodiangkat sebagai Panglima Kostrad.Dalam suasana ini pulalah kerusuhan14 Mei 1998 terjadi, saat PresidenSoeharto berada di Mesir.Dalam pengamatan Wartawan TokohIndonesia.com, persaingan ambisi individu tidak hanya terjadi dalam barisan ‘ABRI Hijau’ tetapi juga antarelitICMI. Tidak semua mereka yang ‘ikhlas’mendukung BJ Habibie menjadi Presiden. Ada beberapa tokoh potensial, diantaranya Amien Rais dan Adi Sasonojuga sangat berambisi jadi presiden.Itulah sekelumit isu dan kontroversimenjelang dan saat reformasi 1998bergulir. Isu dan kontroversi itu jugaikut mewarnai kiprah dan jejak rekamKivlan Zen yang kala itu menjabat KasKostrad. Dari sudut pandang kepejuangan ‘Tragedi Mei 1998 itu, tentumenjadi suatu ujian juga bagi KivlanZen untuk menyatakan kebenaran. Siapa penanggung jawab keamanan yangpaling bertanggung jawab atas begitumeluasnya Tragedi Mei 1998 itu?Kontroversi juga mengemuka dalamhal ini. Sebagai Kas Kostrad, wajar sajaKivlan Zen mengatakan bahwa dia ataupihaknya (Kostrad) tidak dapat berbuatbanyak ketika korban berjatuhan dalamTragedi Mei 1998 itu meskipun memegang kendali pasukan Kostrad. Sebab,menurut Kivlan, kendali keamanantetap ada di tangan Panglima ABRIJenderal Wiranto.Kivlan dengan tegas mengatakan,Wiranto sebagai Panglima ABRI, telahgagal mengatasi kerusuhan Mei 1998.Sebab, ungkap Kivlan, Wiranto melarang pengerahan pasukan pada 14 Mei1998. Kivlan, mengungkapkan, diatelah dihubungi Kasum ABRI, LetjenFachrurazi agar tidak mengerahkanpasukan atas permintaan Wiranto. Kalaitu, Wiranto sendiri justru berada diMalang, Jatim, meresmikan PasukanPemukul Reaksi Cepat (PPRC) ABRI.Tapi pernyataan Kivlan ini ditangkis oleh Jenderal Wiranto. Terjadiperbantahan dan kontroversi. Kivlansendiri teguh memandang bahwakerusuhan Mei 1998 Jakarta bisaterungkap jika ada Komisi Kebenarandan Rekonsiliasi (KKR).Tapi ada catatan menarik, ketikaAmien Rais yang ketika itu sudah secaraterbuka menyatakan diri siap menjadiPresiden, merencanakan people poweruntuk mengepung Istana Negara pada16 Mei 1998. Kala itu, Kivlan dalamkapasitas sebagai Kas Kostrad, menyatakan akan menangkap Amien Rais danmeminta agar rencana itu dibatalkanuntuk menghindari timbulnya korban.Tampaknya, nyali Amien Rais pun ciut,people power itu tak pernah terjadi.Kemudian, 21 Mei 1998, PresidenSoeharto meletakkan jabatan dan menyerahkannya kepada BJ Habibie. Dalam suasana itu, nama Pangkosrad Prabowo dan Kas Kostrad Kivlan mencuatke permukaan lantaran pasukan Kostrad berada di sekitar Monas, IstanaPresiden dan kediaman BJ Habibie dikawasan Patra Kuningan. Sehingga pihak yang berseberangan dengan Prabowo menuding hal itu sebagai upayakudeta. Namun dugaan itu, terbukti takpernah terjadi.Besoknya, pagi, 22 Mei 1998, sebagaimana diungkap Mayjen (Purn) SintongPanjaitan dalam bukunya “PerjalananSeorang Prajurit Para Komando,” bahwaMayjen TNI Kivlan Zen sebagai KasKostrad bersama Mayjen TNI Muchdi Prsebagai Danjen Kopassus mendapattugas dari Pangkostrad Prabowo menghadap Presiden BJ Habibie di rumahkediamannya Patra Jasa, Kuningan,untuk membawa surat dari JenderalBesar AH Nasution (Jenderal yangsangat dihormati Habibie). Surat ituberisi usulan pemisahan Menhankamdan Pangab serta berisi saran agarJenderal TNI Subagyo HS diangkatmenjadi Panglima ABRI, Jenderal TNIWiranto Menteri Hankam dan LetjenTNI Prabowo Subianto menjadi KSAD.Selain itu, Kivlan dan Muchdi jugamembawa surat dukungan 320 ulamaJawa Timur yang mendukung Habibie.(Buku Sintong tersebut dianggap MayjenKivlan Zen sebagai upaya kubu SBY untukmenggembosi Prabowo Subianto danWiranto menjelang Pilpres 2009).Presiden BJ Habibie sempat menyetujui pemisahan jabatan Panglima TNIdan Menhankam tersebut. Tetapi, sebagaimana pernah diungkapkan JenderalWiranto dalam bukunya, ketika Presiden BJ Habibie menyampaikan hal ituJalan Politik Kivlan ZenAMayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen mantan Kas Kostrad (KepalaStaf Komando Strategis Angkatan Darat), putera Minangkabaukelahiran Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam, 24 Desember 1946.Seorang tokoh militer Indonesia yang kontroversial namun teguhdalam prinsip terkait kedaulatan NKRI.Mayjen Kivlan ZenBERITA TOKOH Z