Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 90
P. 28


                                    28 BERITAINDONESIA, September 2013BERITA TOKOH Zperundingan antara MNLF denganpemerintah Filipina.Setelah itu, dia menjabat Kepala StafDaerah Militer VII/Wirabuana, dengan pangkat Brigadir Jenderal. Naikjabatan menjadi Panglima Difisi Infanteri 2/Kostrad, berpangkat MayorJenderal dan terakhir menjabat KepalaStaf Kostrad (1998).Dinamika kariernya terbilang mulus. Kendati tatkala berpangkat mayor,dia sempat menyandangnya selamaenam tahun dan letnan kolonel barudia dapatkan setelah tujuh tahun saatdia bertugas di Timor Timur. Namun,setelah menyandang pangkat koloneltahun 1994, dia hanya butuh waktu18 bulan untuk naik menjadi jenderal(bintang satu) dan kemudian berakhirdengan pangkat jenderal bintang duadalam jabatan Kepala Staf Kostrad.Kivlan memiliki talenta kepemimpinan yang terasah sejak kecil. Sebelum masuk Akmil, Kivlan sempat kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara. Kala itu, diamemilih Fakultas Kedokteran karenaingin mengabdikan diri untuk kehidupan sosial dan kemanusiaan. Saat masih pelajar, Kivlan sudah aktif dalamorganisasi. Dia telah bergabung dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (1962). Pada 1965, menjabatsebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Medan danKetua Departemen Penerangan KAMIMedan. Dia juga aktif dalam KesatuanAksi Pemuda Pelajar Indonesia(KAPPI).Jalan PolitikKivlan Zen ‘sang jenderal kontroversial’ penulis buku “Konflik danIntegrasi TNI-AD” semula memilihtidak bergabung dengan partai politikmanapun demi menjaga independensidalam menyuarakan kebenaran. Dialebih memilih cukup bergabung dengan organisasi sosial kemasyarakatan saja.Jenderal yang dengan lantang menyebut bahwa Jenderal LB Moerdanidan Jenderal Wiranto bersekongkolmerencanakan kudeta terhadap Presiden Soeharto dan juga menuding Wiranto telah “main mata” denganWapres Habibie untuk menggulingkan Soeharto, itu kemudian sempatmenyatakan diri siap mencalonkandiri jadi Presiden. Meski tidak menggandeng partai apa pun dan belummemiliki modal yang cukup, KivlanZen mendeklarasikan dirinya sebagaicalon presiden RI di Gedung MuseumKebangkitan Nasional (eks GedungStovia), Jakarta, Kamis (5/6/2008).Kivlan mengatakan bahwa niatnyamurni untuk menyerahkan diri bagibangsa Indonesia. “Saya harap sayabisa netral, dan saya bagian darimereka semua (partai) sehingga sayanggak tersegmen-segmen dalam kelompok-kelompok tertentu,” ujarKivlan kala itu.Namun, Kivlan juga terbuka dansiap terhadap partai manapun yangingin mengusungnya sebagai calonpresiden maupun wakil presidendengan syarat memperjuangkankepentingan rakyat di atas segalanya.Menurut Kivlan, di tengah-tengahsituasi kritis saat ini, bangsa Indonesiamembutuhkan pemimpin yang memiliki ketegasan dan semangat pembaruan. Jika terpilih menjadi PresidenRI, kala itu (periode 2009-2014), diaberjanji akan menyejahterakan Indonesia dalam waktu satu bulan. Kivlanmentargetkan pertumbuhan ekonomiakan naik menjadi 15 persen.Kivlan juga ingin tampil sebagaiCapres dari jalur independen. Namun,setelah Mahkamah Konstitusi (MK)menolak uji materi UU 42 Tahun2008, terkait syarat pencalonanpresiden, telah mengandaskan peluang para calon presiden independen.Dengan keputusan itu, calon presidenRI harus melalui mekanisme partaipolitik. Hanya partai atau gabunganpartai yang memeroleh suara 20persen kursi DPR atau 25 persen suarasah nasional yang bisa mencalonkanpasangan calon presiden/wakil presiden. Kivlan pun legowo dengankeputusan MK tersebut.Kemudian, kontroversi juga munculdalam tampilan politik, ketika dalammasa kampanye Pilpres 2009, Kivlanyang dikenal dekat dengan KetuaDewan Pembina Partai GerindraPrabowo Subianto yang kala itu tampilsebagai Cawapres berpasangan denganMegawati, dan semula ‘mengkritisi’SBY, justru bergabung dengan timsukses SBY-Boediono. Ketika itu, KivlanZen menghadiri Deklarasi Pandu 57 diMenteng Jakarta Pusat, Kamis (4/6/2009). Deklarasi itu dihadiri WakilKetua Tim Nasional Pemenangan SBYBoediono, Marsekal TNI (Purn) DjokoSuyanto, mantan Ketua Dekopin SriEdi Swasono dan Cawapres Boediono.Djoko Suyanto menyambut baik kehadiran Kivlan Zen dalam tim suksesSBY-Boediono yang sebelumnya seringmemberi komentar berbeda. “Selamatdatang Pak Kivlan,” sambut mantanPanglima TNI itu.Kemudian, pada Pemilu 2014 nanti, jalan politik Kivlan Zen pun sudahberlabuh di Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP). Dia menjadi CalegPPP Dapil 2 Jakarta. Mengapa KivlanZen memilih PPP sebagai jalan pengabdian politiknya? Baca wawancaraKivlan Zen dengan Imam Prawoto dariMajalah Berita Indonesia yang akanditerbitkan di Majalah Berita Indonesia (Berindo) Edisi 91.„ ENSIKONESIA.COM | ip-bh-crsKarier Jenderal TNI Moeldokosungguh cemerlang. Hanyatiga bulan menjabat KepalaStaf TNI AD (KSAD) sejak 22Mei 2013, karier lulusan terbaik Akabri 1981 itu melejitmencapai puncak menjadiPanglima TNI.erjalanan karier jenderal kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli1957 itu melejit sejak menjabatKasdam Jaya (2008). Bahkanpada tahun 2010, dia mengalami tigakali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat mulai dari Pangdiv 1/Kostrad(Juni-Juli 2010), menjadi PangdamXII/Tanjungpura (Juli-Oktober 2010)dan Pangdam III/Siliwangi (Oktober2010-Agustus 2011). Lalu Agustus2011 menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional sebelummenjabat Wakasad (Februari 2013)hingga dipercaya sebagai Kepala StafTNI AD (KSAD) 22 Mei 2013.Semula, sampai menjabat WakilGubernur Lemhannas, tidak banyakorang yang memprediksi Moeldokoakan menjadi pengganti LaksamanaTNI Agus Suhartono sebagai Panglima TNI. Bahkan ketika Moeldokodilantik jadi Wakasad pun masihhampir tidak ada yang memprediksidia akan menjadi Panglima TNI. Banyak orang justru mengira ipar Presiden SBY, Jenderal TNI PramonoEdhie Wibowo (Kepala Staf TNI AD)-lah akan jadi Panglima TNI. Dan Moeldoko hanya akan mentok jadi Kasad.Tapi, ada seseorang yang telah menyatakan (memerkirakan) bahwa karier militer Moeldoko akan melejitmencapai puncak. Dia adalah SyaykhAl-Zaytun Abdussalam Rasyidi PanjiGumilang. Ketika Mayjen TNI Moeldoko selaku Panglima Kodam III/Siliwangi membuka Pelatihan Pendahuluan Bela Negara yang diikuti 450santri di Kampus Al-Zaytun, 14 Juni2011, dalam kata sambutan SyaykhP
                                
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32