Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 93
P. 49
BERITAINDONESIA, Desember 2014 49YBERITA HUMANIORAparkan para lansia yangtinggal di panti kurangaktivitasnya, baik aktivitasfisik maupun aktivitas kognitif jika dibandingkan dengan para lansia yang tinggal di keluarga. Demikianjuga dalam hal social engagement dimana para lansia yang tinggal di pantilebih buruk social engagement-nya baik dalam haljaringan sosial maupunaktivitas sosial dibandingkan dengan para lansiayang tinggal di keluarga.Secara psikologis, terdapat perbedaan makna hidup yang sangat signifikanantara lansia yang tinggaldi panti werdha denganlansia yang tinggal bersama keluarga, dimana makna hidup lansia yang tinggal bersama keluarga lebihtinggi daripada lansia yangtinggal di panti werdha.Lansia yang tinggal bersama keluarga cenderungmerasa diperlakukan dengan baik oleh keluarga,merasa dihargai, merekamerasa bahwa hidup dimasa lalu dan saat ini lebihbaik dari orang lain, merasapantas untuk hidup dandisayangi, tidak menyesalikehidupannya, dan merasatidak diabaikan oleh keluarganya.Dengan demikian, lansiayang hidup di tengah keluarga dengan anak dancucu cenderung dapat memaknai hidup, mereka dapat menjalani kehidupandengan penuh semangat,optimisme, dan jauh dariperasaan hampa, mempunyai tujuan yang jelas baikjangka pendek maupunjangka panjang, dan bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri, lingkunganatau masyarakat. Pada lansia yang tinggal di pantiwerdha cenderung bersikapsebaliknya.Simak saja pengalamanMeliana (59 tahun) yangmenitipkan ibunya, Karsinah (80 tahun), ke sebuahpanti yang dikelola oleh yayasan di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. \nya saya agak berat harusmenitipkan ibu saya di sana,namun saya kesulitan mengatur waktu untuk menjagaibu. Setiap hari saya harusmengantar jemput cucu saya sekolah. Belum lagi antarles. Sementara anak saya danmenantu sibuk di kantordari pagi sampai menjelangmalam,\Selain alasan waktu, Meliana juga kesulitan dalammerawat kesehatan ibunya.\ di panti ada kliniknyajadi bisa dipantau oleh dokteryang di sana. Kebetulan ibuada sakit darah tinggi. Duluwaktu masih ada bapak,saya rutin tiap bulan antarmereka berobat. Kadangharus naik taksi. Sekarangtinggal ibu. Saya sempatdimarahi kakak saya waktutitip ibu ke panti, karenasebagai anak bungsu sayayang diminta jaga ibu.\Lain dengan Karsinah, adalansia yang tinggal di pantiatas kemauan sendiri karenatidak ingin merepotkan keluarga. Tingginya tingkatkesibukan keluarga membuat lansia merasa tidak nyaman jika harus tinggal bersama anak atau keluarganya. Perasaan tersebut timbul karena kesehariannyayang lebih sering dihabiskansendiri sehingga tidak adateman untuk berbicara. Selain itu, lansia memilihuntuk tinggal di panti werdha karena tidak ingin menimbulkan suatu permasalahan dengan tinggal bersama keluarga menantuatau keluarga inti anaknya.Seperti yang dialami Hartono, kakek berusia 78 tahun yang merasa nyamantinggal di panti. \yang urus saya, mau makandisediakan, tempat tidurjuga ada. Kalau di rumahmakan saja susah, tidur dilantai. Anak saya ngontrakrumah petakan, tidak adakamarnya. Jadi tidur dengan anak, menantu dancucu berenam. Buat makananak istri saja, dia harusjualan seharian. Maklumcuma tukang bubur.\Pada lansia yang tinggal dipanti werdha berdasarkankeinginan sendiri dan tanpaada paksaan, akan menganggap panti werdha sebagaisuatu tempat layaknya rumah yang dapat memberirasa nyaman. Proses adaptasiyang berjalan dengan baikditunjukkan dengan tidakadanya perilaku menyimpang yang dilakukan dalamkesehariannya. Lansia jugamenjalin hubungan yangbaik dengan setiap individuyang berada di panti. Keberhasilan seorang lansia dalammelakukan penyesuaian diri di panti werdha juga mengindikasikan bahwa lansiatersebut telah siap dan mampu menjalani hari tuanya.Jika dilihat dari segi kegiatan hariannya, berbagaiprogram pelayanan sosialdapat memberikan kesibukan buat mereka untukmengisi waktu luang diantaranya pemberian Bimbingan Sosial, BimbinganMental Spiritual, penyaluran bakat dan hobi, terapikelompok, senam, rekreasidan banyak kegiatan lainnya. Para pekerja sosial siapmemberi pelayanan maksimal sehingga para lansiamenemukan hari-harinyadengan ceria. Sayangnya,para lansia kurang bebasmenentukan pilihan dalamhidupnya di panti. Ada rasaterkekang dan mereka merasa tidak dapat bertindaksesuai nilai-nilai yang diyakininya.Menghabiskan sisa hidupbersama keluarga adalahimpian semua orang. Ketikatua bisa melihat anak dancucu bahagia, berbagi bersama keluarga, menghabiskan waktu dan Hari Rayabersama keluarga, diurus,diperhatikan dan disayangioleh keluarga. Namun, sayangnya, dengan berbagaialasan dan demi kelangsungan hidup lansia, banyakyang menjadikan panti werdha sebagai pilihan. dhe