Page 11 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 11
BERITAINDONESIA, April 2015 11YBERITA UTAMASyaykhPanji Gumilang.Al-Zaytun bisa disebutsebagai miniatur Bank PertanianIndonesia untuk ketahanan panganIndonesia. Al-Zaytun sangat menyadari bahwa para petani perlumodal. Tapi petani tidak dikasihuang tunai. “Kalau dikasih uangtunai selesai, petani tidak mencari(memproduk) padi lagi,” Syaykhmengingatkan. Jadi, jelas Syaykh,petani dihargai dan diberikan pinjaman, siapkan bank tanpa bunga,dan jamin harga.Siapkan dana untuk membuka lahan. “Misalnya, butuh 500ribu, ambildanadi bankpertanian. Turunkan pemeriksa,lalu ACC kalau sudah dikerjakan.Tidak pakai agunan. Seperti AlZaytun ini, tidak pernah dikasihuang cash sebelum melaksanakantugas. Bila sudah tanam padi barudikasih uang. Di sini (Al-Zaytun)cuma satu meja melayani 259hektar. Apa ada yang nakal? Paling1-5% saja,” jelas Syaykh AlZaytun.Selain membukaBank PertanianIndonesia,Syaykhjuga menyarankan agar pemerintahmendirikan Televisi Pertanian Indonesia yang fokus untuk penyuluhan.Menurutnya, siaran penyuluhan diTVRI itu tidak cukup, sebab hanya kadang-kadang. “Sama halnya sepertiBRI yang tadinya meng-cover biayapertanian tapi tidak fokus. Maka buatkhusus Bank Pertanian Indonesia danTelevisi Pertanian Indonesia,” katanya.Televisi Pertanian Indonesia itufokus memberikan penyuluhan yangjelas dan detail selama 24 jam. “Petani semua punya TV, tinggal kliknyalakan TV. Jadi bisa seragampengertiannya. Bagaimana cara menanam kedelai, cara pemberian pupuk. Jadi petani dicerdaskan, dipandaikan bukan direndahkan,” kataSyaykh.Pengadaan Televisi Pertanian Indonesia tersebut juga sekaligus menjadisolusi mengatasi masalah kurangnyatenaga penyuluh pertanian yangdiperlukan oleh Kementerian Pertanian saat ini. Untuk bisa melayanipetani, Kementan membutuhkan paling sedikit 70.000 orang penyuluhpertanian, tapi yang ada sekaranghanya 20.000 orang. SementaraKementan juga kesulitan merekruttenaga baru, karena ada moratoriumpegawai negeri sipil (PNS).Memang ada wacana mendayagunakan 50.000 Bintara PembinaDesa (Babinsa) dari TNI AngkatanDarat sebagai tenaga penyuluh pertanian di sentra-sentra produksi pertanian. Namun hal ini masih mengundang kontroversi selain masih memerlukan waktu untuk melatih paratentara itu menjadi penyuluh pertanian. Dengan adanya Televisi Pertanian Indonesia, menurut Syaykh, halini akan bisa teratasi, bahkan dengankualitas yang lebih baik (seragam).Cukup penyuluhan dilakukan secaraintensif (24 jam setiap hari) melaluilayar televisi.Menurut Syaykh Panji Gumilang,bila ini diterapkan oleh MenteriPertanian, oleh pemerintah, olehnegara, Indonesia akan menjadi surgaberas, bukan hanya istana beras tapisurga beras yang menyuplai kebutuhan dunia. Paling tidak bangsa iniakan mandiri dalam pengadaan pangannya sendiri.Menurut Panji Gumilang, hal itu