Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 42
42 BERITAINDONESIA, Edisi 96LENTERALenterada, Astra, Toyota dan seterusnya, BMW yang memiliki pabrik-pabrik mesin yang modern dengan investasi ratusan triliun dia akan selesai, akan selesai. Apa risiko berikutnya akan terjadi nanti? Perubahan ini akan menjadikan banyak orang tidak memiliki pekerjaan.Ingin tahu buktinya lagi? Sebentar lagi, kalau seluruhnya sudah menggunakan online, maka sebenarnya pegawai-pegawai bank itu tidak lagi diperlukan. Itu akan membawa risiko, perubahan itu akan me nyusutkan tenaga kerja. Juga demikian berbagai perubahan itu memiliki risiko yang kita tidak pernah membayangkan 20 tahun yang lalu. Perkembangan Laut Cina Selatan, yang sekarang kita namai Laut Utara Natuna, akan terjadi sebuah situasi yang unstable, distabilitas terjadi di kawasan itu. Sekarang dengan pertumbuhan China yang luar biasa, sebagai konsekuensinya pembangunan kekuatan bersenjata sangat luar biasa dibangunnya. Pada satu sisi, Amerika telah meninggalkan kawasan Laut China Selatan karena mereka harus menyelesaikan di kawasan Timur Tengah. Kekosongan itu menyebabkan sebuah negara besar muncul di kawasan ini, dan sekarang Amerika juga melakukan rebalancing di kawasan Laut China Selatan. Semua perubahan-perubahan situasi itu akan membawa sebuah risiko, dan khususnya risiko bagi bangsa Indonesia. Ini lagi fenomena perkembangan global sekarang ini, mari kita cermati dengan sungguh-sungguh, kita tidak boleh abai, situasi global saat ini, situasi telah berubah dengan cepat, sudah berubah, di dalamnya ada speed, kecepatan, berikutnya di dalamnya ada risiko, berikutnya ada kompleksiti dan surprise, selalu mengejutkan, mengejutkan, dan mengejutkan seperti yang saya ilustrasikan di atas tadi. Bagaimana kita menyikapi situasi itu? Setidak-tidaknya ada tiga hal yang harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh. Pertama adalah Antisipasi. Tolong diingatkan anak-anak kita, tidak boleh lagi kita berbicara: “Tenang saja, Belanda masih jauh.” Itu sudah tidak benar lagi, tidak bisa lagi sekarang. Dalam konteks ini, saya juga ingin mengoreksi fi losofi nya orang Sunda, tidak bisa lagi kita berbicara: “Kumaha Hengke. “ Tidak cocok lagi, yang cocok adalah “Hengke Kumaha?“ Kalau nanti kita bicara kumaha hengke, ya sudahlah, kita menjadi manusia yang tidak waspada. Waktu saya Pangdam, saya belum berani mengoreksi, tapi begitu saya jadi Panglima TNI, saya mulai berani, saya mengoreksi. Karena memang seperti itu, antisipasi. Kedua, Perubahan. Kita harus melakukan perubahan, perubahan, perubahan, men-develop, membangun, merubah sesuatu, yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategik itu. Kita tidak boleh lagi berpikir, fl at, datar, kita tidak boleh lagi berpikir tenang nanti saja, tidak bisa, kita akan tergilas oleh globalisasi.Krtiga, Inovasi, Inovasi dan Inovasi. Hanya bangsa-bangsa yang memiliki inovasi tinggi yang akan menjadi bangsa besar. Percaya kepada saya dan ini sudah terbukti, untuk itulah saya ingin melihat sekarang bagaimana perkembangan lingkungan dalam negeri. Lingkungan global sudah seperti itu, kita di dalam negeri masih sibuk ribut dan tidak pernah selesai berbicara tentang idiologi Pancasila. Idiologi Pancasila sebuah idiologi fi nal yang secara fi losofi s di dalamnya itu, pemikiran itu bukan baru kemarin lahirnya, Mpu Prapanca, itu sudah memikirkan bagaimana konsep bernegara, coba cek sejarah, setelah itu pemikiran itu dilanjutkan oleh Pak Karno, pada 1 Juni 1945. Pancasila sebagai sebuah Idiologi terbuka, silahkan untuk didiskusikan, tetapi kita harus meyakini bahwa Pancasila adalah sebuah idiologi yang tidak Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Dr. Moeldoko