Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 36


                                    36 BERITAINDONESIA, Edisi 96LENTERALenteraanthem Indonesia Raya itu ke dalam jiwa sabubari santri, guru, semua eksponen dan aktivis bahkan juga wali santri dan para sahabat yang berkunjung ke pondok pesantren modern ini.Suatu ketika, beberapa orang berpangkat disambut berkunjung ke kampus ini. Mengawali acara dinyanyikanlah lagu Indonesia Raya tiga stanza. Selepas acara sambutan, dalam acara ramah-tamah, mereka yang berpangkat itu bertanya karena mengira dua stanza berikutnya dari lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan itu karangan Syaykh Al-Zaytun sendiri.Syaykh pun agak heran lalu menjelaskan, tiga stanza itu asli karangan Wage Rudolf Supratman. “Ini adalah gambaran bagaimana bangsa ini melupakan kesepakatan, janji dan ikrar setianya sebagaimana termeteraikan dalam lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya itu,” tutur Syaykh dalam percakapan selepas acara dan para tetamu sudah pulang.Kembali ke suasana (prosesi) khidmat saat menyanyikan Indonesia Raya itu. Para tokoh lintas agama dan hadirin terlihat benar-benar terpusat menjiwai lirik lagu itu. Tidak terdengar suara berisik di tengah duapuluhan ribu hadirin. Khidmat, sungguh khidmat. Di antara para tamu (tokoh dan sahabat) yang ikut berdiri dan bernyanyi di atas pang gung depan, tidak sedikit yang matanya terlihat berkaca-kaca. Apalagi kemudian dalam tausyiahnya Syaykh menjelaskan secara singkat makna lagu Indonesia Raya itu.Hadirin benar-benar larut dalam persekutuan (kesatuan persatuan) yang cinta Tanah Air, rakyat, bangsa dan negara Indonesia Raya. Bukankah ini bahagian dari implementasi Islam yang rahmatan lil ‘alamin? Di dalam sebuah masjid para insan lintas agama, suku, ras dan golongan bersatu padu, bernyanyi, bersekutu, bersepakat dan berjanji setia demi kemajuan dan kemakmuran bersama, Indonesia Raya. Dalam tau syiahnya berikutnya, Syaykh Al-Zaytun pun menguraikan makna persatuan, tidak hanya terbatas Indonesia, melainkan begitu pula persatuan bagi bangsa lainnya.Dalam suasana cinta Tanah Air tersebut, acara dilanjutkan de ngan pe nyampaian kata-kata sambutan. Biasanya, para tokoh dan sahabat yang datang didaulat memberi sambutan sepatah kata. Tapi kali ini, tidak mencukupi waktu bila kepada 157 tokoh itu dipersilakan memberi sambutan. Akhir nya, pa nitia setelah berkonsultasi dengan Syaykh Panji Gumilang bersama beberapa sahabat, disepakati cukuplah satu orang mewakili semua tokoh dan sahabat serta wali santri. Untuk itu, ditunjuklah Fuad Bawazier, mantan Mente ri Keuangan RI (1997-1998).F u a d m e n y a t a k a n kebangga an atas kemajuan pondok pesan tren ini. Menurutnya, AlZaytun adalah komplek pendidikan yang terTAHUN BARU ISLAM:Syaykh Panji Gumilang dan Jenderal Moeldoko dan Ibu menuju Masjid Rahmatan lil ‘Alamin, Kampus AlZaytun, menghadiri rangkaian acara Silaturahim Tahun Baru Islam 1439 H bertepatan 21 September 2017.
                                
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40