Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 31


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 96 31BERITA TOKOHAD)-lah akan menjadi Panglima TNI. Dan Moeldoko hanya akan jadi Kasad.Tapi, ternyata, tak sampai dua bulan berikutnya, Moeldoko naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dengan jabatan Wakil Gubernur Lemhannas. Kemudian menjadi Wakasad (Februari 2013) dan naik lagi jadi Kasad dengan pangkat bintang empat (Jenderal). Lalu, hanya tiga bulan berikutnya setelah menjabat Kasad, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkannya sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk kemudian mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR-RI.Saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dalam Rapat Komisi I DPR, Rabu (21/8/2013), dia dengan cerdas menjelaskan visi dan misinya, serta menjawab berbagai pertanyaan anggota Komisi I dengan cekatan, sehingga seringkali mendapat applaus, tepuk tangan, dari para anggota Komisi I DPR itu. Akhirnya, dengan suara bulat (aklamasi) semua (9) Fraksi di Komisi I menyetujui Jenderal TNI Moeldoko jadi Panglima TNI. Persetujuan itu dibawa ke rapat paripurna pada 27 Agustus 2013 dan mendapat persetujuan akhir secara aklamasi. Selanjutnya persetujuan itu disampaikan kepada Presiden RI untuk menetapkan dan melantiknya menjadi Panglima TNI (dilantik 30/8/2013). Sementara untuk jabatan Kasad dia digantikan Letjen Budiman.Pada saat uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR tersebut, Jenderal Moeldoko mengatakan: “Sikap saya sangat jelas, tegas, dan tidak kenal kompromi dalam menjaga kedaulatan NKRI. Saya Jenderal TNI Moeldoko siap memimpin TNI.” Dalam pemaparan visi dan misinya, Jenderal Moeldoko mengatakan bertekad merevitalisasi ketahanan TNI untuk menekan pergerak an aksi terorisme.Moeldoko menegaskan, TNI harus siap sedia setiap saat. Bukan hanya untuk menghadapi perang simetrik, tetapi juga perang asimetrik yang tak beraturan. Hal itu sesuai dengan visi dan misi TNI sebagai komponen utama pertahanan negara yang tangguh. Moeldoko memaparkan gagasan strategis yang digulirkannya saat memimpin TNI yaitu inovasi, profesionalisme, dan keutuhan NKRI.Jenderal TNI Dr. Moeldoko saat masih menjabat Panglima TNI salam komando dengan Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi.Pada pemilihan umum 2014, Moeldoko menjamin TNI berdiri dalam posisi netral dengan tetap berkontribusi pada penyelenggaraannya sesuai undang-undang. Dia memimpin TNI supaya selalu berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. “Dan yang lebih penting lagi, saya menjamin TNI tak akan lagi kembali ke Dwi Fungsi ABRI seperti di masa lalu,” tegasnya.Suami dari Koesni Harningsih dan ayah dari dua orang anak ini saat menjabat Panglima TNI menjalin kerjasama (Memorandum of Understanding) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) yang bertujuan mengakselerasi tugas-tugas Kementan, tapi bukan berarti TNI terlibat di bidang pertanian.Sesudah pensiun, Moeldoko pun didaulat menjadi Panglima Tani Indonesia dalam jabatannya sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Dia lebih suka berbuat nyata daripada berwacana untuk meningkatkan tarah hidup petani. Kini, Moeldoko salah satu nama yang dijagokan menjadi Capres atau Cawapres. Dia sangat berpeluang menjadi Cawapres mendampingi Capres Jokowi untuk menghadapi Capres Prabowo dan/atau Gatot Nurmantyo dalam persaingan Pilpres 2019.  CRS - BERITAINDONESIA
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35