Page 29 - Majalah Berita Indonesia Edisi 96
P. 29


                                    BERITAINDONESIA, Edisi 96 29BERITA POLITIKsudah akan lebih memilih Prabowo daripada Jokowi. Menjadi Cawapres pendamping AHY (koalisi Demokrat) juga terbuka. Tapi juga kemungkinan akan mudah dikalahkan Jokowi dan Prabowo siapapun Cawapres masing-masing. Karena, berba gai hasil survei saat ini masih mengunggulkan Jokowi dan pesaing terkuatnya masih hanya Prabowo.Jadi kondisi saat ini, sepertinya kepercayaan diri yang terkesan (jika) berlebihan telah/akan membawa Jenderal Gatot terjebak dalam lorong politik yang remang-temaram bahkan bisa gelap-gulita jika tidak ada hal-hal yang mengejutkan. Me mang masih ada harapan, walau tidak ideal, tapi bisa saja justru diharapkan (manuver), misalnya, manakala (supaya) Jokowi bertindak gegabah (terkesan kejam) memecat Gatot, sehingga ia mendapat kesempatan mendulang empati rakyat sebagai orang yang teraniaya seperti SBY tahun 2004.Tapi kemungkinan ini sangat kecil. Kelihatannya Jokowi masih kelihatan konfi den (antara lain terlihat dari kedatangannya nonton bareng bersama prajurit di Korem). Tampaknya dia tidak akan memecat Jenderal Gatot sampai pensiun Maret 2018 karena masih percaya kepada tiga Kepala Staf TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU dan jajaran di bawahnya, juga kepada Kapolri, Kepala BIN dan Menkopolhukam dalam menjamin keamanan nasional.Hal ini juga terlihat jelas dari instruksi Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet paripurna di Istana Nega ra, Senin (2/10): “Saya sebagai kepala pemerintahan, kepala negara dan panglima tertinggi angkatan darat, laut dan udara, memerintahkan fokus pada tugas masing-masing.” Jokowi menyatakan, stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi akan terbentuk dan terjaga apabila seluruh kementerian dan lembaga fokus pada hal-hal yang menjadi tugas dan kewenangannya. Juga penampilannya pada saat menghadiri HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten (5/10).Kini, bisa mungkin timbul dilema bagi Jenderal Gatot: Apakah sabar menunggu sampai pensiun sambil menanti mudah-mudah an dipecat, atau segera mengundurkan diri (pensiun dini) untuk bisa fokus (etis) berpolitik? Tapi dilemanya lagi, jika ia mengundurkan diri berarti akan kehilang an panggung besar Panglima TNI. Sementara panggung penggantinya (partai politik) belum tentu tersedia. Kalaupun ada panggung politik yang menggadang-gadangnya, di situ dia masih berstatus penumpang. Atau sudah adakah ‘kekuatan besar’ yang menyediakan panggung politik untuknya? Ini masih remang bahkan bisa gelap-gulita.Atau, jangan-jangan (mudah-mudahan tidak) dia sedang (ha nya) diperalat ‘kekuatan kepentingan politik’ tertentu tanpa disadarinya, dengan meng iming-iming dan menyanjungnya?Salah satu hal yang menarik (perlu dicermati sebagai indikator), ternyata digorengnya isu ke bang kitan PKI tidak dipercaya publik. Justru bisa jadi bume rang bagi penggorengnya. Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) 3-10 September 2017, mayoritas warga (86,8 persen) tidak percaya sedang terjadi kebangkitan PKI. Sedangkan yang menyatakan setuju (percaya) akan adanya kebangki tan PKI hanya 12,6 persen (0,6 persen tidak tahu) dan mereka beririsan (mayoritas atau 75%) pendukung PKS (37%), Gerindra (20%) dan PAN (18%).Sementara ‘koalisi’ ini pun sudah punya tokoh unggulan yang juga tam paknya didukung kelompok aksi bela Islam yang juga berpotensi mendukung Gatot. Memang, di lorong politik ini, bisa saja kepada Gatot digelar karpet welcome, tapi di situ sudah ada tokoh berpengaruh yang ‘pemilik’ partai politik. Mampukah Gatot bersaing de ngan tokoh tersebut?Tapi, paling tidak, bergabungnya Gatot di barisan koalisi pendukung Prabowo akan menjadi tambahan amunisi untuk bisa mengalahkan Jokowi. Sehingga tatkala Prabowo menang jadi Presiden RI Ke-8, Gatot bisa mungkin jadi Menkopolhukam.Namun (apalagi), bisa saja terjadi kejutan. Prabowo legowo tidak mencalonkan diri dan menyerahkan peluang jadi presi den itu kepada Gatot. Jika hal ini terjadi, tak mustahil, walaupun terbilang sangat sulit, Gatot akan mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Inilah kemungkinan peluang terbaik Gatot Nurmantyo.Memang, kalkulasi atau prediksi ini bukan bersumber informasi A1 intelijen. Namun dalam dunia jurnalistik, yang kadang kala lebih ‘intelek’ dari intelijen, suatu kecen derungan adalah fakta.  Ch. Robin Simanullang - Berita Indonesia
                                
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33